Dua orang anak menunggu di tangga teras kediaman yang megah— hanya salah satunya yang masih setia menatap gelapnya malam sementara satunya telah mengarungi dunia mimpi dengan bersandar pada pundak saudaranya.
"Oliver, Olien apa yang…"
"Ayah terlambat sangat lama, lihat kak Olien sampai tertidur, pekerjaan ayah sebanyak apa? katanya mau main bersama!" protes anak kecil yang masih terjaga tidak terlalu keras karena saudara kembarnya yang sudah terlelap.
"Maafkan ayah ya anak ganteng, Oliver hebat sudah menjaga kakak dengan baik, tapi angin malam tak baik untuk kalian berdua, kemana ibu?" tanya sang ayah yang mensejajarkan tingginya dengan buah hatinya
"Ibu… aku kunci di dalam kamar ayah."
Sosok yang lebih dewasa memijat pelan pangkal hidungnya sudah pasti saat ia masuk ke dalam ruangan pribadinya akan mendapat protes panjang dari belahan jiwanya akibat dari ulah salah satu anaknya yang mewarisi segala sifatnya.
"Oliver de Cartwright…"
"Altair de Cartwright!" seru seorang wanita yang merupakan nyonya rumah memotong ucapan sang ayah
"Setelah ini minta maaflah pada ibu dengan benar Oliver." bisik sang ayah pada anaknya yang bersembunyi dibalik kakinya dan satu tangannya yang menepuk-nepuk punggung satu anaknya lagi karena terkejut akibat seruan dari ibunya.
Satu-satunya wanita diantara mereka berdiri dengan kedua tangan yang ia lipat di depan dada sambil melayangkan protes baik untuk Altair yang pulang sangat terlambat dan tingkah Oliver yang diluar akalnya.
"Sayang, Oliver masih kecil bukan masalah jika sesekali melakukan hal ajaib bukan?" sahut Altair pada istrinya dengan lembut
"Kamu tidak tahu bagaimana aku harus memasang muka di depan Armenian dan Hardjodiningrat, anak-anak mereka sangat penurut dan baik, lihat anak nakal yang berada di belakang kakimu, aaa ya ampun oliver anak ibu, bisakah berhenti bertingkah?"
"Tapi kata ayah tidak apa-apa jika sesekali, lagi pula Olie tidak menyakiti Kakak-kakak Armenian mereka terlalu kuat buat Olie lawan, dan anak-anak Hardjodiningrat apa yang harus Olie lakukan mereka terlalu lemah, tidak menarik." sahut Oliver sambil menyembulkan kepalanya dari balik kaki ayahnya.
Sang ibu dibuat ternganga dengan ucapan Oliver sementara ayahnya tak bisa menahan tawanya karena ucapan jujur dari Oliver.
"Oliver… Hardjodiningrat adalah salah satu keluarga yang berbahaya, mungkin kamu perlu bertemu dengan nona muda dari keluarga itu agar pikiranmu berubah." ucap sang ayah masih dengan tawanya
Oliver melengos mendengar penuturan ayahnya dan meminta digendong oleh sang ibu— merajuk karena ayahnya memuji orang lain. Sang ibu hanya menggeleng melihat tingkah anak bungsunya yang sangat berbeda dengan kembarannya.
Keesokan harinya semua orang di kediaman Cartwright sangat sibuk, lebih sibuk dari hari biasanya.
"Ibu, mengapa sibuk sekali?" tanya Oliver penasaran
"Kau tahu! akhirnya nona muda Hardjodiningrat mau mengikuti semua kegiatan resmi, ah…. Olie bayangkan bagaimana rupa cantik dan lucu dari nona muda? kita harus memberikan kesan pertama yang sangat baik untuk nona muda di kegiatan pertama nya." terang sang ibu dengan antusias.
Oliver langsung berpamitan pada ibunya tak berminat pada kehadiran keluarga Hardjodiningrat— ia mengunjungi kamar kakaknya yang ternyata sang kakak tengah sibuk memilih pakaian untuk menyambut kedatangan nona muda, hal tersebut membuat Oliver mencibir sang kakak. Tak adakah orang yang bertingkah normal di hari yang indah dan cerah ini? sebab itu Oliver memilih ke tempat latihannya meluapkan kekesalannya disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our World
FanfictionSelamat datang di dunia kami! cara bertahan hidup paling benar adalah dengan tumbuh menjadi lebih kuat.