Seperti yang Zraaf duga pihak akademi internasional meminta sebuah pertanggung jawaban, sayangnya karena dia bangun kesiangan. Dia tak sempet menyela bahwa dialah yang membuat anak dari akademi internasional mengalami luka, dan akademi korea yang harus menanggungnya.
Zraaf sudah rapi saat salah satu anaknya menjemputnya di kamar tamu akademi.
"Raden Rara, maaf kami tidak bisa mencegah mereka."
"Bukan masalah, kita lihat saja sejauh mana mereka federasi internasional kehilangan etikanya." Zraaf berjalan ke area pertarungan.
Suasana area pertarungan terasa berat, tatapan meremehkan dari anak-anak akademi internasional, membuat Meridian yang memiliki kesabaran setipis tisu ingin mencongkel mata mereka.
"Siapa yang akan ikut bertarung? kami hanya membawa tujuh orang dengan satunya masih menyusul karena ada suatu urusan yang harus mereka urus terlebih dahulu."
"Apa sekarang akademi internasional semakin kehilangan sopan santunnya?" ucap Zraaf sambil berjalan mendekati area pertarungan membuat semua mata memandangnya terlebih Hazelton yang semakin kagum dengan gadis yang berjalan dengan anggun dan mengenakan baju dinas dari akademi magaskara.
"seharusnya aku membawa lebih banyak anak karena magaskara memiliki banyak anak pengangguran. Iya kan?" mendengar pertanyaan dari Zraaf anak-anak akademi magaskara mengangguk kaku, padahal dalam hati sudah berkeluh mana ada mereka menjadi pengangguran yang ada tugas mereka selama sebulan harus dirapel karena banyaknya tugas mereka sempat terlambat mengumpulkan tugas selama dua hari hasilnya mereka dimarahi oleh Zraaf.
"Benar, kami sangat santai, Raden Rara seharusnya membawa seluruh anggota sepuluh terkuat." Ucap salah satu anak yang menjadi ketua dalam rombongan akademi magaskara dan menjabat sebagai wakil ketua kesiswaan.
Meridian dapat membaca jelas maksud dari ucapan-ucapan tadi yang sebenarnya memiliki makna yang berbeda, mungkin orang lain akan menganggap bahwa itu hanya ucapan belaka. Sementara Orion menatap anak-anak dari akademi magaskara dengan kagum.
"Apa kita juga harus membuat mereka menyusul kita?" Ke lima anak magaskara mengangguk semangat padahal dalam hati mereka hanya ingin teman-temannya juga merasakan tekanan yang Raden Rara berikan.
"Kami telah menyiapkan murid yang akan mengikuti pertandingan, tentu sebuah kehormatan bisa memenuhi permintaan anda sekalian." ucap Cain dengan santai
Zraaf menahan tawanya, seperti yang ia dengar tentang Cain Song. Dia sosok yang juga pandai bermain kata.
"Raden Rara silakan duduk." Hazel memberikan sebuah bangku untuk Zraaf.
"Terimakasih banyak atas perhatian anda tuan Hazelton, tapi saya berdiri saja sangat tidak sopan jika saya duduk sendirian." guru dari akademi internasional kaget bahwa Zraaf telah mengenal orang yang mereka sendiri tidak tahu.
"Aku merinding gara-gara Raden rara barusan."
"Saat di jemput Raden rara sudah makan kan?"
"Kepalanya tidak terbentur?"
"saat kita menyapa seluruh guru kemarin, Raden rara baik-baik saja kan?"
"Mungkin kesurupan."
komentar anak-anak magaskara sambil berbisik.
Guru dari akademi internasional hanya dapat menelan kekesalan mereka sendiri. Melihat Zraaf yang dibawah kepala akademi, Edward, Charleston dan Daniel turun ke bawah. Tak mungkin tamu kehormatan seperti Zraaf mereka biarkan dibawah sementara mereka berada di ruang khusus.
Saat melihat kepala akademi dan para pemimpin organisasi turun dan menghampirinya, Zraaf memberikan tatapan meremehkan pada akademi internasional.
"Kalian tidak malu salah satu dari mereka adalah alumni universitas internasional." gumam Zraaf yang jelas dapat ditangkap oleh guru dari akademi internasional.
Saat Zraaf mendapat salam dari keempat orang paling penting di akademi, guru dari akademi internasional semakin panas.
"Lama tidak berjumpa tuan Edward Kim." Zraaf menyapa Edward secara khusus.
"Anda mengenal Edward?"
"Siapa yang tidak tahu Edward si awakend nomer satu negeri ini, dan teman satu kelas saya selama di magaskara."
Anak-anak awakend korea banyak yang menatap kagum ada Edward, tak hanya awakend nomer satu tetapi dia adalah alumni magaskara dan teman Zraaf.
"Nona Zraaf, anda terlalu berlebihan tak semua orang tahu saya."
"Tapi Raden Ajeng mengakui kemampuan anda." Zraaf mengangkat bahunya acuh, kalimat yang begitu ringan di ucapkannya ternyata memberi dampak yang cukup besar, pihak akademi internasional sendiri tak pernah menyangka bahwa kemampuan Edward di akui oleh Lettice sosok yang sangat amat jarang mengakui kemampuan orang lain, dan pihak akademi korea serta anak akademi magaskara di buat syok oleh pernyataan tersebut.
"Jadi beliau Edward yang itu?"
"Yang sering menantang Raden Ajeng?"
"Yang memenangkan pertarungan terbuka tanpa luka?"
Bisik-bisik dari anak-anak akademi magaskara membuat anak akademi korea penasaran, terlebih Meridian yang merupakan adik kandung Edward. Meski belum akrab Orion memberanikan diri untuk bertanya, tentu saja dengan semangat penuh anak-anak akademi magaskara menceritakan seterkenal apa Edward di akademi mereka, belum lagi di universitas.
"Aku dengar salah satu dari kalian adalah adik kandung tuan Edward, dengan reputasi kakakmu itu ku harap kamu tidak terbebani. Orang hebat seperti kakak mu pasti melalui banyak hal, semangat." Ucap Grayson dan dilanjut dengan teman-temannya yang memberi semangat.
Mendengar anak-anak magaskara yang memberi mereka semangat dengan tulus membuat semangat anak-anak akademi korea semakin membara, setidaknya mereka di sini bukan sebagai musuh.
Pertarungan pertama di mulai dengan Drake melawan Lars
"Drake Park, benar? aku yakin es mu hanya sebuah mainan biar ku tunjuk..." belum selesai Lars berbicara Drake telah melempar serangan toh tanda pertarungan sudah dimulai jadi dia tak terhitung menyalahi aturan.
"Drake dan kebiasaannya." komentar Meridian yang sudah hafal di luar kepala dengan cara bertarung Drake, jika boleh berlebihan dia sudah sering muntah dengan kebiasaan Drake ini.
"Kau pikir serangan mu akan mengalahkan ku? mainan seperti ini tak ada apa apanya." ucap Lars penuh amarah
"Lars akan kalah." ucap Grayson ketua rombongan akademi magaskara yang di angguki oleh teman-temannya.
"Bagaimana bisa?" tanya Faust yang berada paling dekat dengan Grayson.
"Dimata kalian mungkin terlihat Lars dari akademi internasional yang memimpin pertarungan, sebenarnya jarak kemampuan Drake dan Lars sangat jauh. Lars hanya menggunakan semua teknik teoritis sementara Drake menggunakan pengalaman. Aku tidak tahu awakend seperti apa dan ranker berapa atau ada berapa banyak yang telah bertarung dengan Drake tapi terlihat jelas bahwa kemampuannya didasarkan oleh pengalaman."
"Belum lagi Lars terlalu sombong dengan kemampuan teoritis nya yang mudah di baca." sambung Ivy
"Ya sejauh ini awakend yang kesombongan dan kemampuannya sejalan kan cuma Raden Ajeng Lettice Hardjodiningrat."
Tak ada lagi komentar dari anak-anak mereka masih menyaksikan pertarungan Drake dan Lars.
Lars sengaja membuat hujan es yang dapat melukai lawannya Drake dengan mudah membuat pelindung diri, hujan es seperti ini sudah sering ia mainkan dengan kakaknya saat mereka masih kecil.
"Kau membekukan lantai tak akan merubah apapun." Lars tertawa meremehkan tak lama tawanya berhenti badannya tertusuk oleh kerucut es yang muncul dari lantai dan seketika lantai dipenuhi kerucut es yang titik atasnya sangat tajam.
Karena Lars tak bisa memberi perlawanan lagi pertarungan pertama dimenangkan oleh Drake dengan sedikit luka di pipinya akibat hujan es dari Lars. Sorakan gembira dari teman-temannya menyambut Drake, dia di peluk dan diangkat oleh teman-temannya benar-benar selebrasi yang indah.
"Mereka sangat menarik, aku rasa tak ada alasan dari pihak manapun yang dibenarkan untuk membubarkan akademi ini." ucap Zraaf yang tentu mengarah pada akademi internasional.
Tbc.
Selamat weekend

KAMU SEDANG MEMBACA
Our World
FanficSelamat datang di dunia kami! cara bertahan hidup paling benar adalah dengan tumbuh menjadi lebih kuat.