8. Hari Pertama

60 9 1
                                    

"Sukses bukan soal anak orang kaya, tapi soal usaha."_Diki.

Entah sejak kapan senyuman Ema menjadi opening perkumpulan Argde Geng, sudah beberapa hari, Ema sangat senang tersenyum.

"Hai guys, balik lagi sama Ema Kamania, yang cantiknya tiada tara," celotehnya di depan pacar dan temannya.

"Astagfirullah, sejak kapan Pentol Korek ini jadi centil kayak gini?" tanya Arul bingung.

"Heh! Ngomong sembarangan, gue tuh gak centil. Gue bahagia, lo bisa gak sih bedain bahagia sama centil Rul?" balas Ema tak terima.

Arul menghelai napas panjang. "Capek ya ribut sama cewek, gak ada ujungnya," keluhnya.

"Ya udah diam!"

Belakangan ini mereka banyak perubahan. Setiap hari, Ema dan Diki selalu membawa makanan dari rumah mereka. Diantara kelimanya, hanya Diki dan Ema yang pintar masak. Yang lainnya pintar untuk menghabiskan.

"Pagi ini gue masak nasi goreng campur udang," terang Ema. Gadis itu mengeluarkan makanan bawaannya. Menghidangkannya di meja, Ema tipikal orang yang peka. Jika dibilang cemburu, Galen sangat cemburu. Tapi, ia tahu Ema tidak akan berpaling darinya. Karena cinta Ema hanya untuk Galen, hanya saja rasa sayangnya untuk semua orang.

"Gue tau Roby gak bisa makan udang, jadi gue buatin nasi goreng sepesial Ayam." Ema memberikan wadah bekalnya kepada Roby.

"Thenk you ya Ma, lo selalu jaga makan kita, lo selalu perhatian sama kita semua. Gue emang gak pernah tau gimana cara lo memperlakukan Galen, tapi Galen beruntung banget punya lo," puji Roby.

"Ah, bisa aja lo By, gue gak se-sempurna itu kali," malunya.

"Gak usah lo puji By, nanti besar kepala nih bocah," Galen memulai pertengkaran. Padahal ini masih pagi.

"Mulai terus aja Gal, rasanya gue pengen nendang lo ke pelanet lain," geram Ema.

Arul dan Diki tak bersuara, mereka berdua asik menikmati hidangan dari Ema. Selain menjaga kesehatan, mereka juga menghemat untuk bisnis mereka nanti, semua butuh modal yang besar. Mereka tidak ingin minta modal kepada orang tua mereka, berjuang dari 0 lebih menyenangkan, akan ada cerita nantinya.

"Habisin ya," seru Ema. "Galen kalau gue masak, berasa gak makan 3 hari dia, pasti minta tambah," lanjut Ema.

"Buset, PD banget lo, ya iyalah gue nambah. Orang gue lapar kok," kilah Galen, menyembunyikan faktanya.

"Halah, gak usah ngotak terus Gal, bilang aja lo suka masakan gue kan? Tapi, mau bilangnya gengsi, dasar cowok."

"Udah gak usah ribut, makan cepat! Bentar lagi masuk," lerai Roby.

Mereka pun lanjut makan, hanya Ema yang memakan senwits, gadis itu tidak bisa makan nasi pagi-pagi. Pasti setelah makan, perutnya akan sakit.

"Kenyangin Ma, lo kan gak makan nasi," tutur Galen.

"Iya bawel."

Arul dan Diki yang dari tadi tak ada suaranya, kini mereka membuka suara. Karena kedua lelaki itu sudah menghabiskan sarapan mereka.

Semesta Kita Season 1 (End) Segera Terbit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang