Ya, jantungku serasa hampir lepas dari rongganya dan detak jantungku sendiri terhenti sejenak.
Lelaki yang bersama gadis cantik itu Sehun.
Oh Sehun.
Apa yang harus kulakukan? Dan yang lebih penting, kenapa Sehun bersama seorang gadis yang bahkan tidak kukenal? Siapa dia? Apa yang dilakukan Sehun bersamanya? Kenapa Sehun menemaninya? Kenapa ia terlihat familiar?
Apa gadis itu alasan Sehun membatalkan janjinya denganku?
Aku harus bersikap profesional. Aku harus menghadapinya dengan tenang. Walau hatiku sebenarnya ingin menjerit-jerit histeris sambil menggigit tangannya dan mencakar wajah gadis di sebelahnya.
Aku segera berjalan dengan langkah tenang menuju stand yang tengah di jajah Sehun dan gadis-entah-siapa. Aku memberhentikan diri dan melihat-lihat baju yang dipajang, lalu menoleh ke arah Sehun. Nice timing, Sehunnie juga tengah menoleh ke arahku.
Aku segera menunjukkan wajah terkejut tanpa eskpresi. Bisa kalian bayangkan, bukan?
"Oh Sehun? Kebetulan sekali. Sedang apa?" Aku tersenyum menatapnya dan beralih pada gadis-entah-siapa itu. Sehun terlihat kaget, dan benar-benar kaget. Ia menganga dan akan segera mengatakan sesuatu.
"Kalian pasti sedang berkencan," Ujarku cepat sebelum Sehun berhasil mengeluarkan sepatah kata pun. Aku segera membungkuk 45 derajat sebelum akhirnya mengulurkan tanganku pada gadis-entah-siapa. "SelMt siang, aku Son Youra. Senang berjumpa denganmu."
Gadis-entah-siapa itu terlihat terkejut dan segera balik membungkuk. Ia cepat-cepat menyambut uluran tanganku. "Aku Bang Minah." Ujarnya sambil tersenyum manis. Walau terlihat palsu.
Ya, wajahnya memang familiar. Rambutnya pun bagus, warnanya agak pirang. "Dan, oh, aku dan Sehun hanya berjalan-jalan tanpa rencana. Setelah ini kami akan makan di restoran Jepang. Eh? Apa itu bisa disebut kencan?" Ia tertawa sambil mengibas-ngibaskan tangannya. Oh, begitu?
"Ah, itu kencan," Ujarku sambil membalas senyumannya. "Kalian sangat cocok. Apa ada rencana menjadi sepasang kekasih nanti?" Aku tertawa. "Oh ya, Bang Minah, apa kau bersekolah di sekolah yang sama dengan kami? Sepertinya aku tidak pernah melihatmu,"
Minah menggeleng pelan. "Aku tinggal di Paris. Saat ini aku sedang berlibur ke Seoul. Dan juga sekalian menemui cinta pertama sekaligus sahabatku sejak kecil, Oh Sehun."
Andai fisikku lemah, kakiku sudah pasti tidak kuat menopang tubuhku sendiri saat ini.
Aku memaksakan seulas senyuman. "Begitu.. Kalau begitu, cinta pertama Sehunnie adalah Bang Minah?" Aku menatap Sehun seraya memberikan Death Glare andalanku. Sehun gelagapan. Ia tau maksudku.
"Eh? Sehunnie?" Bang Minah menatapku heran.
"Ah, aku suka memanggilnya dengan panggilan itu. Karena Luhan juga memanggilnya dengan 'Sehunnie'." Jelasku tanpa diminta. Gadis itu membulatkan mata dan mulutnya.
"Oh, Luhan! Aih, aku rindu sekali dengan lelaki imut itu," Ia tersenyum. Dia juga mengenal Luhan?
Cukup sampai sini saja hatiku sakit. "Oke, sepertinya kalian akan melanjutkan kencan kalian. Kalau begitu, aku akan melanjutkan perburuanku mencari baju. Sampai jumpa, Bang Minah, Sehun." Aku tersenyum tanpa senyuman. Apa kalian mengerti bahasa anehku?
"Sampai jumpa lagi, Son Youra!"
Oh, tidak. Aku tidak akan pernah mau berjumpa denganmu lagi, Bang Minah. Tidak akan.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Answer;
FanfictionAku merasa bodoh telah jatuh padanya. Kalau saja dari awal aku tau bahwa Chanyeol lebih menyukai sahabatku sendiri, seharusnya aku tidak perlu jatuh padanya. Apakah kalian tau sakitnya hatiku saat melihat ia mengecup pipi sahabatku sendiri di depan...