Youra's POV
"Kita ke perpustakaan? Mau apa?" Sehun mengikutiku berjalan dari belakang. Aku mengangguk.
"Mau berenang." Jawabku singkat. "Ya baca bukulah! Aku mau baca novel sebentar." Aku mengambil sebuah novel tebal berjudul 'Eyes'.
"Oke."
Aku duduk dan membuka halaman 3 yang memang merupakan bab 1. Sehun menepuk pundakku.
"Aku mau cari sesuatu yang menarik dulu," ujar Sehun. Aku mengangguk, lalu tersenyum jahil.
"Bilang saja mau menggoda wanita cantik," Sinisku. Sehun tersenyum miring.
"Tentu. Lihat saja, nanti aku kembali bersama wanita cantik kesini," Jawabnya sebelum akhirnya berbalik pergi.
Cih. Mana mungkin Sehun menggoda wanita? Wanita yang pernah mengobrol dengannya saja hanya aku, Saejin, dan ibunya. Entah kenapa ia tidak terlihat menyukai seorang wanita. Ia tidak mungkin gay, bukan?
Eh, mungkin saja sih. Tapi masa, sih?
Ngomong-ngomong Chanyeol sedang apa ya? Dimana dia sekarang?
Ah, mengingat Chanyeol membuatku terpaksa mengingat Saejin. Ya, Saejin. Sahabatku yang berhasil merebut hati Park Chanyeol.
Aku sangat benci keadaan seperti ini.
Keadaan dimana sahabatku berhasil memenangkan hati namja yang kusukai tanpa perlu berbuat apa-apa. Sedangkan aku yang selama ini berjuang hanya bisa kembali dengan tangan hampa.
Biar ku perjelas identitas Saejin.
Kang Saejin, gadis yang kelewat tomboy dengan suara yang agak nge bass. Tapi entah kenapa, dengan sikap tomboynya itu ia tetap manis di mata teman-teman dan bahkan aku sendiri. Ya, bahkan aku.
Ia sangat sangat menyenangkan. Sikapnya yang friendly membuat ia mudah mendapatkan teman dan disukai semua orang. Wajar sih, kalau Chanyeol menyukainya.
Sifatnya itu sangat bertolak belakang denganku yang butuh berbulan-bulan untuk mendapatkan banyak teman.
Apa? Tentu saja. Saejin benar-benar teman yang baik. Dia pernah membiarkanku menghabiskan bekalnya lantaran ia menumpahkan bekalku secara tidak langsung.
Ya, hari itu.
"Yaa! Kai! Pass!" Saejin yang tengah bermain basket bersama para lelaki melambaikan tangannya ke arah Kai. Kai memberi anggukan kecil, lalu melempar bola ke arah Saejin.
Bola itu melewati gapaian Saejin. Saejin segera berlari mengejar bola itu.
"I'm okay! I'm okay!" Teriaknya.
"Eh? Kau menerima perasaan Uju?" Aku yang tengah membuka bekalku bersama 3 temanku membelalakkan mata mendengar pernyataan jujur Eunji. Gadis itu mengangguk sambil tersipu malu.
"Wah.. Eunji sudah berpacaran dengan Uju. Aku? Dia bahkan belum peka dengan kode yang kubuat." Keluh Ayeong.
"Aiih~ Dia siapa?" Goda Nana. Aku tertawa.
"Kau sendiri belum ada kemajuan dengan Kai, Nana." Ayeong cemberut. Nana ikut mengerucutkan bibirnya.
"Aku kan menunggu kesempatan yang bag- KYA!" Nana menutup mulutnya saat bekalku tumpah lantaran tak sengaja ku lempar. Tidak, aku tidak sebodoh itu untuk melempar bekalku. Tapi ada sesuatu yang menghantamku dari belakang. Aku menoleh.
"Duh! Kau tidak apa-apa?" Eunji langsung membantuku berdiri. Ia menatap rokku yang kotor luar biasa terkena bekalku.
"Siapa yang melempar bola ini?! Ayo, ngaku!" Ayeong mengangkat benda yang menghantamku beberapa detik yang lalu yang ternyata bola basket. "Mengakulah atau bola ini menjadi milikku!" Ancamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Answer;
FanfictionAku merasa bodoh telah jatuh padanya. Kalau saja dari awal aku tau bahwa Chanyeol lebih menyukai sahabatku sendiri, seharusnya aku tidak perlu jatuh padanya. Apakah kalian tau sakitnya hatiku saat melihat ia mengecup pipi sahabatku sendiri di depan...