Sehun POV
Hatiku serasa diiris saat mendengar tangisan gadis itu. Isakannya terdengar sampai keluar kamarnya.
Aku mengalihkan pandanganku ke arah nampan berisi makanan yang ditaruh di samping pintu kamarnya yang tidak tersentuh sama sekali.
Dia mengunci dirinya sendiri.
Aku terduduk membelakangi pintunya. Mendengarkan dengan seksama tangisannya.
Lagi-lagi aku menyakitinya.
Terdengar panggilan dari dalam kamarnya. Aku menyenderkan kepalaku. Aku tidak suka mendengarnya seperti ini.
Cklek.
Pintu kamar samping kamar Youra terbuka. Aku menoleh.
Kakak Youra.
Ia sedikit terkejut mendapatiku yang terduduk membelakangi pintu kamar adiknya. Sedetik kemudian, ia tersenyum lembut. "Kau masih disini rupanya." Ia mengusap kepalaku pelan.
Aku balas tersenyum. Sebisa mungkin terlihat tulus.
"Pulanglah. Youra akan terus mengunci diri di dalam kamar." Ujarnya sambil mengambil nampan berisi makanan tadi. Aku memperhatikannya sambil mengernyit heran.
"Mau dibawa kemana makanannya?" Tanyaku. Noona menoleh.
"Ini makan siangnya. Karena sebentar lagi malam, aku akan menggantinya." Aku mengangguk mengerti. "Oh Sehun, demi Tuhan, lebih baik kau segera pulang. Adikku itu sangat keras kepala." Ia menggeleng-geleng.
Aku tersenyum, lalu menggeleng pelan. "Aku akan menunggu sampai dia keluar. Besok kebetulan sekolah kami libur. Aku akan menunggu sampai agak malam."
Noona berdecak, lalu tertawa kecil. "Baiklah, lebih baik kau hubungi orang tuamu dulu," Ujarnya. "Anak muda jaman sekarang."
Ohya, aku harus menghubungi orang tuaku.
Setelah mengirim pesan singkat-dengan mengatakan aku makan malam di rumah Youra-aku kembali bersandar pada pintu kamarnya.
...
Berjam-jam aku menunggu diluar sampai noona membawakan makan malam untukku. Youra tidak menunjukkan tanda-tanda akan keluar.
"Kalau lapar, nanti dia akan keluar sendiri." Begitu kata noona.
Aku mengeluarkan ponsel dan mengecek waktu.
Jam 9.15.
Lebih baik aku bermain game sebentar sambil mengusir rasa bosan. Dan bodohnya, aku lupa bahwa aku tidak men-download satu gamepun di ponselku. Oh, aku akan menghubungi Luhan saja.
To: Lu
Youra tidak mau keluar dari kamarnya sejak kemarin.Belum sampai 1 menit, aku sudah mendapat balasan.
From: Lu
Salahmu sendiri. Aku tidak mau mencampuri urusanmu dengannya.
Received: 21.17From: Lu
TANGGUNG JAWAB ATAS APA YANG KAU LAKUKAN TERHADAP YOURA, SEHUN.
Received: 21.17From: Lu
Yang barusan Amber. Aku sedang makan bersamanya.
Received: 21.18Baru akan mengetik balasan, pintu di belakangku terbuka dan membuatku terjungkal ke belakang.
"Aduh!" Ringisku kecil saat kepala belakangku sukses mendarat di lantai.
Aku membuka mataku dan mendapati dia tengah menatapku. Gadis yang beberapa jam lalu membuat hatiku teriris.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Answer;
FanfictionAku merasa bodoh telah jatuh padanya. Kalau saja dari awal aku tau bahwa Chanyeol lebih menyukai sahabatku sendiri, seharusnya aku tidak perlu jatuh padanya. Apakah kalian tau sakitnya hatiku saat melihat ia mengecup pipi sahabatku sendiri di depan...