Bab 23 : Cacingan

673 92 67
                                    

Setelah membahas tentang krim mujarab dengan Dinar. Bulan pun naik ke lantai atas dan masuk ke kamar Gala. Di sana dia melihat pria itu yang masih kesal karena berita Altar dan Tabita.

“Sudah, jangan dipikirkan. Lagi pula kamu juga harus mendengar wasiat lanjutan dari Nenek Gayung,” ujar Bulan karena Gala uring-uringan tidak jelas karena berita itu.

Gala menoleh Bulan, hingga tiba-tiba saja amarahnya memuncak dan dia kembali meledak.

“Wasiat nenek Gayung itu memang tidak masuk akal! Aku yakin arwahnya sekarang pasti sedang terkatung-katung karena sudah membuat susah keluarganya seperti ini!” amuk Gala yang ditujukan ke sang buyut.

“Istighfar, istighfar, ga boleh maki-maki orang yang sudah meninggal, kamu ga boleh begitu,” ujar Bulan berusaha menasihati.

Dada Gala naik turun tak karuan, dia tetap saja kesal, merasa semua usahanya sia-sia karena selalu disaingi Altar.

“Awas saja kalau Altar menang, aku akan buat perhitungan dan menggugat dia sampai ke pengadilan!” ancam Gala.

“Ish … Apa kamu serius mau melakukan itu? Malulah, masa keluarga terpandang rebutan warisan,” ujar Bulan sedikit meledek.

“Ga ada malu. Kemaluanku sudah putus!” sanggah Gala yang emosi, sampai tak sadar dengan apa yang baru dia ucapkan.

Bulan langsung melongo, sedangkan beberapa detik kemudian Gala baru sadar jika sudah salah bicara.

“Kamu ga punya belalai Sinchan?” tanya Bulan sambil memandang Gala dengan wajah penasaran.

Gala terlihat malu, hingga kedua pipinya merona merah. “Enak aja, aku tadi hanya salah bicara.”

Gala membela diri, jangan sampai Bulan beranggapan itu benar. Dia pun salah tingkah, hingga kemudian memilih pergi meninggalkan Bulan di kamar.

Bulan mengedikkan kedua bahu melihat Gala yang terkesan melarikan diri, hingga kemudian dia pun berjalan menuju ke meja dan membuka laci, dia mengambil krim yang diberikan Dinar, membuka tutup kemasan krim itu, kemudian mencium aromanya.

“Hem … misal aku menjualnya di medsos, apa ada yang mau beli? Lagi pula, aku tidak mungkin memakainya, Gala saja ga punya kemaluan, pantas dia ga berani nikah beneran.”

Bulan berbicara sendiri, dia tiba-tiba melotot dan merasa sangat malu karena pikirannya konyol.

Hari berikutnya. Bulan berangkat ke kedai untuk bekerja. Namun, ada yang berbeda karena dia juga membawa selembar surat pengunduran diri.

Bulan tidak mau menyusahkan teman-temannya di kedai Bakmi seperti tempo hari, hingga berniat untuk berhenti bekerja saja.

Saat baru sampai di kedai. Bulan bertemu dengan Oliv yang langsung memicingkan mata ke arahnya. Ia tahu mulut julid gadis itu pasti sudah gatal ingin mencaci.

“Katanya suaminya tajir, tapi kenapa masih bekerja,” sindir Oliv.

Bulan langsung memperlihatkan kertas yang ada di tangannya, surat pengunduran diri yang sudah ditandatangani.

“Lihat nih, lihat. Aku juga sudah mau berhenti bekerja di sini. Kalau iri bilang, ga usah main sindir-sindiran,” cibir Bulan. Ia kemudian memilih masuk dan mengabaikan Oliv.

Bulan pun bekerja seperti biasa. Saat ini dia tampak sedang membereskan meja yang baru saja dipakai pelanggan. Bulan menumpuk mangkok lalu mengelap meja, hingga tiba-tiba ada seseorang datang dan langsung berdiri di sampingnya.

“Selamat datang,” sapa Bulan dengan sangat ramah. Ia pun menoleh dan melihat seorang wanita cantik berpakaian elegan - dengan kacamata hitam bertengger di hidung tersenyum kepadanya.

“Mau meja untuk berapa orang?” tanya Bulan sambil mengangkat mangkok dari meja.

Wanita itu sedikit menurunkan kacamatanya, lalu menatap Bulan sebelum kemudian bertanya, “Apa benar kamu Bulan?”

Bulan keheranan, tapi kemudian dia pun menjawab, “Ya.”

Wanita itu mengulurkan tangan, kemudian memperkenalkan diri. “Aku Suri.”

Wanita itu ternyata mantan kekasih Gala, dan tentunya Bulan tidak tahu. Bulan pun kembali menurunkan mangkok yang dipegang ke meja, mengelap tangan yang kotor ke celemek, lantas membalas jabat tangan wanita itu dan ikut memperkenalkan diri.

“Aku temannya Gala, aku ke sini ingin memberimu hadiah,” ucapnya sambil memberikan sesuatu ke Bulan.

Bulan sendiri masih sedikit bingung, tapi tetap menerima hadiah itu.

“Aku permisi.” Setelah memberi hadiah, Suri pun berniat pergi dari kedai itu.

“Tunggu, apa kamu tidak mau makan dulu?” tanya Bulan yang merasa tidak sopan, jika sudah menerima hadiah, tapi bahkan tidak menawari Suri makan atau minum.

Suri mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, memandang seolah jijik ke tempat yang berukuran tidak terlalu besar dengan interior yang sangat sederhana itu.

Bulan menyadari jika Suri sepertinya merasa tidak nyaman dan menganggap buruk kedai bakmi tempatnya bekerja, hingga dia pun merasa heran karena Suri datang dengan sikap manis, tapi kenapa sekarang tampak menyebalkan.

“Tenang saja, kedai ini bersih kok. Cuci mangkok dan gelasnya saja menggunakan mama melon,” ujar Bulan menjelaskan, meski sebenarnya sedang menyindir sikap Suri yang terkesan sombong.

Suri menatap Bulan, hingga kemudian membalas, “Aku takut sakit perut kalau makan makanan murahan.”

Bulan tersenyum masam mendengar balasan Suri, hingga kemudian bicara asal. “Oh … Apa hanya itu alasannya? Bilang saja kalau sebenarnya kamu itu cacingan.”

Suri melotot mendengar ucapan Bulan, hingga dia pun protes. “Ga ada hubungannya!”

“Ya sama saja. Ga ada hubungannya makanan murah dan sakit perut. Sakit perut ya sakit perut,” balas Bulan tidak mau kalah.

Suri terlihat kesal dan tetap memandang jijik tempat itu. Hingga Bulan curiga, sebelum akhirnya menebak.

“Coba aku tebak, apa kamu sebenarnya wanita yang pernah ditolak Gala? Atau jangan-jangan wanita yang pernah ngejar-ngejar suamiku?”

Suri tertawa mencibir mendengar tuduhan Bulan, hingga penuh percaya diri dia membalas, “Aku ini mantannya Gala, yang ga mungkin bisa Gala lupakan. Mantan terindah.”

Bulan melotot mendengar ucapan Suri, tapi bukannya kesal dia malah tertawa menghina dan berujar, “Maaf ya, timun Suri. Kamu sudah dilupakan, karena Gala udah nikah sama aku.”

_
_
_

Komen
Komen
Komen

Geng maaf ya aku masih kelarin novel lain di PF lain jadi up Gala tersendat. Nanti kalau satu novel lain udah tamat aku bakal rajin UP nya.  Untuk info kalian bisa follow IG aku @nasyamahila

Sayang kalian banyak²

Terjerat Cinta Istri BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang