Bab 4 : Lolos Tes

1.2K 132 100
                                    

Setelah menemui Bulan dan mendapatkan jawaban atas tes yang diberikan. Dinar langsung mencari Hana. Wanita itu terlihat begitu heboh dan berjalan tergesa-gesa mencari keberadaan sang mantu.

“Han! Hana!” teriak Dinar ketika tidak mendapati Hana berada di ruang tengah.

Hana ternyata berada di kamar, dia langsung keluar begitu mendengar sang mertua berteriak-teriak memanggil dirinya. Hana keheranan saat Dinar menarik tangan dan mengajaknya duduk.

“Ada apa, Ma?” tanya Hana sambil menatap Dinar yang tampak sumringah dan senang.

“Tadi Mama habis bertemu Bulan. Mama memberinya tes, dan ternyata dia memang janda profesional,” jawab Dinar yang tampak begitu senang.

Hana sendiri tidak kaget mendapati mertuanya heboh seperti sekarang. Dia sudah tahu semuanya, hingga Hana terlihat biasa saja.

“Memang iya,” balas Hana, “Mas Kelana sudah menyelidiki semua tentang Bulan. Di KTP-nya juga berstatus janda,” ujar Hana menjelaskan.

Hana berdiri kembali ke kamar untuk mengambil amplop di laci meja, kemudian memberikannya ke Dinar.

“Ini informasi lengkap tentang Bulan,” ucapnya lagi sambil memberikan amplop itu.

Dinar pun bergegas membaca isi di dalamnya, dia tampak berdecak kagum karena ternyata Gala tidak membohongi mereka.

“Bulan menikah umur sembilan belas tahun, suaminya kerja di kapal pesiar. Entah bagaimana suaminya itu hilang dari kapal, jasadnya bahkan tidak ditemukan,” ujar Hana menjelaskan, selagi Dinar membaca informasi yang tertera di sana.

“Bulan juga punya akta cerai mati dari pengadilan agama, jadi statusnya sudah tidak diragukan lagi,” imbuh Hana memperkuat penjelasan tentang status Bulan.

Dinar menghela napas lega. Dia merasa tenang karena status Bulan bukan abal-abal, dengan begini Dinar bisa pamer ke Tata.

“Kalau jelas begini, mama ‘kan bisa pamer ke Tata. Mama bakal buktikan, kalau akhirnya cucu dari mama yang akan mendapatkan seluruh harta warisan buyutnya,” ujar Dinar begitu senang. Dia bahkan tidak bisa menghilangkan senyum di wajahnya.

Kini giliran Hana yang penasaran dengan tes jenis apa yang dilakukan sang mertua sampai membuatnya yakin.

"Memang Mama kasih tes apa ke Bulan?" Tanya Hana.

“Ini, Mama tanya ini gambar apa dan dia bisa jawab itu perkutut.”

Hana melotot kaget, dia sambar kertas yang ditunjukkan Dinar lalu terbengong.

“Ini Mama yang gambar sendiri?” Tanyanya.

“Iya, siapa lagi.”

“Bentuknya mirip terong,”cicit Hana.

**

Siang harinya, seperti biasa Bulan mendapatkan jatah istirahat dan kini sedang duduk di ruangan khusus karyawan. Ia terlihat memegang ponsel, lantas jempolnya tampak lincah bermain di atas keyboard benda pipih itu.

[Apa Anda tahu, oma Dinar tadi mengajak saya bertemu. Saya sedikit terkejut, tapi bisa mengatasi semuanya.]

Bulan pun mengirimkan pesan itu ke Gala, lantas menunggu jawaban dari pria itu.

Di ruang kerjanya. Gala melirik ponsel yang ada di atas meja. Ponsel itu terlihat berkedip menandakan ada pesan yang masuk. Dia pun membaca nama sang pengirim, hingga akhirnya memutuskan untuk membuka isi pesan itu. Gala langsung menegakkan badan membaca pesan dari Bulan. Terlihat jelas di begitu panik, meski Bulan mengatakan jika bisa mengatasi semuanya.

Gala yang tak sabaran berbalas pesan memilih menghubungi Bulan secara langsung, tujuannya hanya satu, agar bisa lebih jelas mengetahui maksud kedatangan Dinar menemui Bulan.

“Apa yang Oma katakan kepadamu?” tanya Gala ketika panggilannya dijawab.

“Beliau melakukan tes yang dikatakannya semalam,” jawab Bulan dari seberang panggilan.

“Tes apa?” tanya Gala penasaran.

“Oma Anda bertanya tentang masalah orang dewasa, dua puluh satu plus.”

Gala mendelik mendengar jawaban Bulan, hingga kemudian kembali bertanya, “Apa kamu bisa menjawabnya?”

“Tentu saja,” jawab Bulan penuh percaya diri dari seberang panggilan. “Untung saja saya suka menonton video cucunya kakek Sugiono,” imbuhnya.

Gala semakin melotot mendengar ucapan Bulan, bisa-bisanya gadis itu sangat jujur tentang hobinya. Namun, Gala juga bersyukur karena kegilaan Bulan berbuah manis.

“Baguslah kalau Oma tidak bertanya lagi dan melakukan tes aneh-aneh lagi,” ujar Gala setelah mendengar cerita Bulan.

“Ya, menurut saya itu sudah yang paling teraneh, jika sampai ada yang lebih aneh, saya tidak tahu harus menjawab apa lagi,” balas Bulan dari seberang panggilan.

“Hem … karena Oma tampaknya sudah setuju, aku akan datang ke Jogja menemui orangtuamu untuk melamar. Jadi, kamu bilang sama ibu dan bapakmu soal kedatanganku. Kalau bisa aku akan datang minggu ini,” ujar Gala dengan santainya tanpa bertanya atau mendengar dulu apakah Bulan akan setuju.

“Minggu ini? Kenapa buru-buru? Nanti Saya dikira hamil duluan!” protes Bulan yang terkejut karena rencana Gala yang sangat mendadak.

“Tidak terima komplain, kamu siap-siap saja.”

Setelah mengatakan itu, Gala pun mengakhiri panggilan. Dia lantas menghubungi Suga untuk datang ke ruangannya.

Suga sendiri langsung masuk ke ruangan Gala, untuk menerima perintah dari atasannya itu.

“Aku ingin kamu menyiapkan segala sesuatunya untuk melamar Bulan. Aku juga ingin menghubungi orangtua Bulan sebelum datang. Aku ingin cepat-cepat menikahinya, agar bisa segera mendapatkan warisan.” ujar Gala ke Suga.

“Baik, saya akan mencatat dan membuat jadwal untuk Anda. Ada lagi?” tanya Suga.

Saat Gala akan menjawab, tiba-tiba saja pintu ruangannya terbuka dan Altar terlihat masuk. Tentu saja kedatangan Altar membuat Gala dan Suga terkejut. Beruntung, Altar tidak mendengar percakapan mereka barusan.

Altar menatap Suga yang ada di sana, lantas berkata, “Keluarlah, aku ada urusan dengan atasanmu!”

Suga melirik Gala, hingga atasannya itu memberikan kode agar dirinya keluar.

“Omamu baru saja meledek nenekku. Apa kamu benar-benar sudah mendapat calon istri? Benarkah? Itu … bukan sekadar sandiwara atau istri bayaran, ‘kan?”

_
_
_

Perang sepupu dimulai 🤣🤣😁

Terjerat Cinta Istri BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang