SH 19

32.3K 1.6K 19
                                    


Nyatanya semua wanita ingin dirinya dijadikan tujuan bukan pilihan

{Author Widyaarrahma}






















Pagi harinya, Fatimah kembali menangis dipelukkan kakaknya. Haura

Sebab usai subuh tadi dia mengetes alat tes kehamilan dan hasilnya positif

Dia memang sudah tak halangan dari 2 bulan lalu, pagi tadi dia mencoba mematahkan ekspektasinya bahwa dia hamil namun realitanya dia benar benar hamil

Haura dan Hisyam yg sudah bingung pun menghubungi Gus Faris anak tertua dari Kyai Zaid untuk datang namun diam diam saja dan Gus Faris langsung meng Iya kan

"Kenapa mba, kenapa dia dateng pas aku udah kau nyerah hiksss"

"Itu jawaban Fatimah, dia jawaban atas pertanyaan kamu, pertanyaan tentang alasan kamu bertahan dirumah tangga ini, Anak ini alasannya"

Yg ditunggu pun datang, Gus Faris datang dan Fatimah langsung berlari memeluk kakak tertua yg selalu menjadi tamengnya dan Haura saat dimarahi Nadif dan Ahnaf

"Maaassss hiksss Fatimah capek maaass"

Faris pun memeluk erat tubuh adik bungsungnya itu, tubuh yg semakin mengurus dari saat menikah itulah yg Faris rasakan sekarang pada Fatimah

Faris mencium puncak kepala adiknya seraya terus menenangkan

"Ikut mas yah, pulang sama mas ke Al Munawar"

Fatimah langsung menggeleng kuat, dia takut dipukul abahnya dia takut dimarahi kakak kakaknya yg rumahnya dekat Al Munawar

"Gak ke Ndalemnya, ke Rumahnya mas, mau yah ? Karna tempat pulangmu bukan disini, mas yg tanggung jawab atas kamu selain Abah dan Manaf, mau yah pulang sama mas"

Lagi lagi Fatimah menggeleng dia benar benar takut apalagi dengan Nadif

Faris menyuruh Fatimah duduk dn kembali memeluknya, memberikan ketenangan meskipun dia belum tau masalah adiknya ini apa

"Dek, kamu lagi hamil, gapapa kalau belum mau ketemu Manaf, gapapa. Yg penting pulang sama mas biar ada yg ngejagain, disini ndak ada mahrom kamu selain mba Haura, Hisyam gk bisa nolong kamu kalau ada apa apa karna bukan mahrom kamu, pulang ke rumah mas, kita selesaiin, gak usah kasih tau abah ataupun Nadif juga Ahnaf, mereka bukan menyelesaikkan masalah tapi nambah masalah"

"Takut tiba tiba ada mas Nadif mas hikss, kemarin aja Fatimah dimarahhin mas Nadif"

"Mas akan marahin dia lagi kalau sampai dia berani marahin kamu yah, yg penting pulang yah kerumah mas"

*****************

Setelah mempertimbangkan lama, sore ini Fatimah sudah aman dirumah Gus Faris, di lantai 2.

Meskipun tadi satpam dan ndalem abahnya melihatnya namun Faris tetap memastikkan bahwa abah dan adik adiknya tak tau keberadaan Fatimah disini

Ning Khalwa dengan senang hati menerima kedatangan iparnya dengan masalahnya itu, dia langsung membawa Fatimah ke lantai 2 disamping kamar anak lelakinya yg baru berusia 13 tahun namun sudah di Pesantrenkan di Pesantren lain

"Fatimah disini aja, kalau butuh apa apa telfon mba Khalwa yah, mba mau kebawah dulu soalnya mau masak makan malam yah"

"Makasih banget yah mba"

"Sama sama Fatimah"

Ning Khalwa turun ke lantai 1 untuk memasak makan malam, terlihat suaminya tengah bermain dengan anak ke duanya yg bernama Aisyah yg bru berusia 6 tahun

Dilain tempat, Manaf mengawali hari sama sekali tanpa semangat, pengajiannya di Masjid sudah dibadali / digantikkan oleh Abah yai

Hampir 3 hari dia didiamkan oleh abah dan uminya, ditambah 3 hari ini dia belum tau dimana keberadaan istrinya

Manaf masih di ruangannya di sekolah sembari mengAcc beberapa berkas yg ada dimeja nya. Meskipun hari sudah sore

Hal ini karna 2 hari lalu dia tak masuk, sibuk mencari istrinya dan akhirnya keteteran

Hp Manaf berdering tanda pesan masuk, dia langsung membukanya karna siapa tau istrinya namun nyatanya adalah kakak iparnya

Cepat ke Almunawar tapi jangan ke Ndalem, kerumah saya, kalau kamu memang mau berjuang untuk Fatimah dan anak kalian

Badan Manaf menegang membaca pesan dari Gus Faris itu.

Anak ?

Maksudnya ?

Manaf tak pikir panjang langsung membereskan mejanya lalu berjalan cepat menuju rumahnya dan mengambil mobilnya

Tanpa bekal tanpa persiapan dia melajukkan mobilnya menuju Al Munawar yg sudah dipastikkan sampainnya nanti dini hari namun dia tak peduli asal ada info tentang istrinya

Didalam Mobil Manaf pun menginfokkan kepada kepala sekolah bahwa dia mungkin dalam 3 hari nanti tak akan masuk sekolah karna ada hal yg mendadak dan ndak akan bisa diganggu

Dan itu langsung diiyakan oleh kepsek karna mau bagaimanapun Manaf anak Pendiri Pesantren ini, tak ada yg berani melawan



































Maapin pendek karna ide bner2 lgi gak berkembang bgt

Segaris HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang