SH 29

32.2K 1.5K 5
                                    


Menunggu tak akan terasa penat jika kau memilih ruang tunggu yang tepat

{Widyaarrahma}






























Pagi harinya jam 9, Putra Manaf dan Fatim sudah datang diruang rawat Fatimah, Abah dan Umi yg baru datang pun menyambut bahagia kedatangan cucu keduanya itu

"MasyaAllah, Allahumma Sholi Ala Sayyidina Muhammad" ucap Umi mengambil bayi kecil itu dari brankarnya

Sementara Fatimah tengah disuapi Manaf karna dirinya benar benar lapar, setelah mengeluarkan energi yang besar untuk mengejar mengeluarkan putranya

"Mas, fotoin dedeknya mau tak kirim ke mba Haura sama mas Faris boleh ?"

"Boleh sayang, mas udah foto tadi pagi pas mas Adzanin" jawabnya memberikan hp yg ada foto anak mereka pada istrinya

"Hidungnya mancung banget kaya kamu mas" ucap Fatimah lalu mengirimkan foto itu ke hpnya

"Dinamakan siapa Manaf ?" Tanya Abah

"Muhammad Ilyasa Abdilah bah, Ada koreksi bah ?"

"MasyaAllah, semoga kelak jadi Ahlul Quran kaya umi nya dan Ahlul Kitab niru Abahnya yah nak" ucap Abah sembari mencium puncak kepala cucunya yg ada digendongan istrinya

"Aamiin" jawab yg ada disana

"Kalian nanti pulang ke Ndalem dulu yah sampe Aqiqah, Biar umi ndak jauh kalau mau bantuin Fatimah"

"Iya bah nanti pulang ke Ndalem" jawab Manaf

*******************

Sorenya Fatimah sudah boleh pulang, dia duduk di kursi penumpang bersama suaminya sedangkan yg menyupir adalah supir ke 2 abahnya

Sementara anak mereka ada bersama umi dan abah di mobil terpisah

Manaf sedari duduk dimobil tak mau melepas genggaman tangan istrinya, dirinya masih belum menyangka akan dipanggil Abi oleh anaknya

"Mas, Mas Faris kesininya besok"

"Iya sayang bilang aja kalau berkunjungnya ke Ndalem"

"Nggeh mas"

Sampai di Ndalem, Gus Arhan dan Istrinya sudah menunggu, begitu juga putri mereka yg mondok disini

Ilyasa langsung diambil oleh Ning Nazwa dan Gus Arhan langsung membantu uminya untuk turun dari mobil

Ning Nazwa dan putrinya Ning Jihan membawa masuk Ilyasa setelah umi dan abah masuk

Tak lama mobil kedua berisi Fatimah dan Manaf datang, Manaf terlebih dahulu turun dari mobil lalu membukakan mobil istrinya dan membantu istrinya keluar perlahan

Banyak santri yg melihat kepulangan ning dan gusnya itu, Banyak yg mengucap Syukur karna Dzuriyah kembali bertambah

"Mau digendong aja ?" Tanya Manaf

"Gak mas, jalan aja taoi pelan pelan yah"

"Iya sayang"

Manaf merangkul Fatimah sampai masuk di Ndalem sementara beberapa Ndalem membantu menurunkan barang bawaan

Ndalem Gus Manaf pun sudah datang membawa beberapa baju Ning dan Gusnya juga baju Bayi yg sudah dipersiapkan

Sampai didalam Ndalem, Fatimah langsung duduk di kasur yg ada diruang tengah

Ruang khusus keluarga dilantai 1 sudah diberi kasur untuk tempat istirahat Fatimah

Abahlah yg memberi ide agar jika ingin menengok cucunya tak perlu masuk kamar

Semua menyambut bahagia kedatangan Fatimah dan Ilyasa ini, direncanakan Aqiqah akan dilaksanakan minggu depan

Manaf duduk disamping Fatimah yg bersandar ditembok dilapisi bantal, tangannya terus menggenggam tangan istrinya

"Miiik, punya adik kaya Ilyasa miiik" rengek Jihan pada uminya yg tengah menggendong ilyasa dan duduk diatas kasur Fatimah

"Lah kan udah ada Ilyasa toh, kamu juga mau mondok disini, pasti ketemu Ilyasa terus"

"Pengin punya sendiri miikkk"

Ning Nazwa langsung melirik pada suaminya yg pura pura tak melihat, dia mendengus kesal

Bukan karna tak mau punya anak lagi, justru suaminya yg belum siap punya anak lagi mengingat dulu saat dia melahirkan Jihan dia hampir merenggang nyawa, Dia mengalami pendarahan hebat

"Tuh minta sama abimu lah Han" jawab Nazwa yg mendapat kekehan dari Manaf dan Fatimah

"Bener Han, minta adik yg banyak, kamu mondok disini pasti umi dan abimu kesepian, minta adik aja"

"Tuh mi bener kata Ami"

"Halah ponakan sama Ami nya gak ada bedanya"

Manaf dan Jihan pun terkekeh mendengar kalimat kekesalan dari Ning Nazwa itu

"Mas, Tenggorokan Fatimah kering, tapi ndak pengin minum" lirih Fatimah

Manaf mengakhiri kekehannya lalu menatao bingung istrinya, tenggorokan kering tapi gak mau minum ?

"Air kelapa aja sayang ?"

"Bosen mas"

"Kenapa Fat ?" Tanya Ning Nazwa

"Tenggorokan kering pengin yg seger tpi ndak pengin air mba"

"Eh itu mba bawa buah pir, seger oh udah ditaruh dikulkas juga, ambilin Han tolong" ucap Nazwa

"Iya mik"

Sementara ketiganya ada diatas kasur yg disiapkan abah untuk Fatimah, Abah, Umi dan Gus Arhan keluar untuk berbagai kegiatan termasuk menyiapkan untuk Aqiqah Ilyasa

Masih ingat dengan Sapi yg ada dibogor ? Besok sapi itu akan dibawa ke Jakarta untuk acara Aqiqah, juga kambing yg disyaratkan dalam acara itu

Manaf mengiris Buah Pir yg dibawakkan ponakannya lalu memberikan pada istrinya

"Bener mba, seger banget"

"Nah kan, mba lupa soalnya mba dulu juga habis lahiran pengin yg seger2 tapi bukan es"

"Aneh aneh aja perempuan" jawab Manaf


































**************************

Hai
Muhammad Ilyasa Abdilah

Semoga betah disini yah 🤭

Segaris HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang