Aku bisa berjuang dengan orang baru namun aku kalah jika harus dengan orang lama yg datang di hidupmu
{Ning Fatimatuzzahra}
Manaf pulang dari Jamaah Maghrib dengan buru buru, bagaimana dia sampai lupa belum membelikkan kado untuk adiknya yg malam ini akan mengadakan syukuran ulang tahun
Manaf membuka pintu rumahnya yg tak terkunci, mengapa dia merasa sepi, dimana Fatimah
"Fatimah" panggilnya namun tak ada jawaban
Bahkan kekacauan sore tadi belum dibereskan
Pisau masih di ujung dapur, koper masih diatas meja, sisa bakaran masih disamping kompor, capittan dibawah meja
Gus Manaf langsung membereskan itu dengam cepat, menaruhnya asal yg penting tak terlihat kacau
Selesai itu dia mengambil hpnya untuk menghubungi Fatimah namun ternyata Hp Fatimah ada di lemari kitabnya
Manaf baru terfikir mungkin saja Fatimah di lantai 2 dikamar yg biasanya untuk istirahatnya
Kamar favorit istrinya karna ada jendela yg menghadap ke pemandangan kota dan juga ada balkonnya
Manaf masuk ke kamar yg penuh dengan kegelapan itu, dia langsung menyalakkan lampu didekat pintu masuk dan terlihat diatas kasur ada orang yg tengah bergelung selimut
Manaf duduk disampingnya lalu membuka selimutnya dan terlihat wajah Fatimah yg tengah tertidur namun tak tenang
Sesekali isakannya keluar juga gumaman memanggil nama Haura, kakaknya
"Fatimah" panggil Manaf sembari menepuk pelan lengan Fatimah namun tak terbangun
Dengan keadaan demikian dia tak mungkin membawa Fatimah ke Acara ulang tahun adiknya
Manaf membopong badan Fatimah menuju kamarnya di lantai 1, kamar utama yg jarang dia tiduri karna dia lebih sering tidur di kamar disampingnya, dikamar yg seharusnya untuk anak anaknya
Rumahnya ini tak besar makanya dibangun lantai 2 untuk menambah ruang
Sampai dikamar dengan perlahan ditaruh Fatimah di sisi kiri ranjang yg dekat dengan tembok
Rumahnya ini tak sebesar milik Gus Arash, masuk rumah langsung ruang tamu dan disampingnya sudah kamar utama dimana jendela kamar utama sejajar dengan pintu
Terlihat dinakas ada kado yg bertuliskan nama Naura, kado yg berukuran sedang mungkin sudah Fatimah persiapkan siang tadi
Sementara dia sama sekali belum menyiapkan apapun untuk adiknya
Namun dia teringat dia mempunyai banyak jilbab yg dulu disiapkan untuk Navi, jika dipakai Fatimah maka dia akan menganggap Fatimah ittu Navi, jadi dia bungkus saja menjadi kado untuk Naura
"Kakek, Fatimah ikut kek hiksss" racau Fatimah dalam tidurnya
Manaf yg masih memilih jilbab itupun langsung mengusap kepala Fatimah spontan agar memberikan wanita itu kenyamanan
Tepat Adzan Isya, Manaf langsung mengambil air wudlu dan Sholat di kamar, dia mengambil sajadah milik Fatimah karna sajadahnya tertinggal di masjid
Tak seperti biasanya yg selalu menjadi Imam di Masjid, kini dia sholat sendiri di kamar menemani Fatimah
Selesai Sholat, Manaf membungkus kedua kado itu di papaerbag coklat lalu membawanya ke Ndalem dan membiarkan Fatimah sendirian di Kamar
Sampai di Ndalem ternyata kakaknya yg dari Pesantren lain sudah datang
"Mba Fatimah mana mas ?" Tanya Naura
"Lagi ndak enak badan Nau, badannya panas tadi"
"Yah, tadi siang aja sehat kok ketemu di Market"
"Naura, Kondisi seseorang kan gak bisa ditebak nak, mungkin mba Fatimahnya kecapean" ucap Umi Zulaikha
"Tapi gak seru umi, harusnya kan lengkap ada mba Fatimah"
"Nih ada kado dari mba Fatimah, katanya titip salam buat kamu, mbanya buat jalan saja lemes" ucap Manaf memberikkan Paperbag itu
"Udah Nau, makan aja yuk, mungkin mba Fatimah lemes gitu karna ada Adik bayinya, ya kan Naf ?" Tanya Ning Nazwa Maulida Istri dari Gus Arhan Ibnu Atala kakak Manaf
Manaf hanya tersenyum saja
Adik bayi ?
Bahkan berbuat saja belum, bagaimana sudah ada, padahal Fatimah sakit karna dia
"Ya udah yuk makan dulu, nanti bungkusin buat Fatimah" ucap Kyai Hasan
Acara makan makan di ulang tahun ini sudah biasa dilakukan semua anggota keluarga kyai Hasan.
Sebagai Rasa bersyukur sudah diberikan umur panjang untuk beribadah dan mengamalkan ilmu
Tak ada tradisi potong kue maupun tiup lilin, hanya makan malam dan memberikan kado, makanannya pun sesuai request yg ulang tahun itu
************************
Fatim ditinggal gaessss
Maafin pendek yah
KAMU SEDANG MEMBACA
Segaris Harapan
Fiksi Penggemar"Gus, Njenengan minta saya baik baik ke Abah saya, kalau memang belum siap beristri, pulangkan saya baik baik ke Abah saya, sebab kalau saya pulang sendiri, Harga diri Gus sendiri yg akan turun, saya disini berusaha menjaga harga diri Gus" "Masuk ke...