CHAPTER THREE

408 64 57
                                    

Happy Reading📖

...

“Jadi begitu, saya harap tuan—”

Penjelasan Woojin tentang penjemputan mereka ke pelabuhan menggantung begitu saja. Matanya bertatapan dengan beberapa orang di ruangan tersebut dengan kebingungan yang melanda.

Bagaimana tidak, kalau sang atasan yang terkenal dengan sikap arogan nya dan selalu berwajah dingin kini sedang tersenyum sembari menyenderkan punggungnya di sandaran kursi. Tatapan nya menerawang ke balik jendela besar yang menampakkan kesibukan kota Seoul.

“Tuan?” dengan berani Woojin memanggil Taehyung. Tapi tak juga di respon oleh sang empunya nama.

Helaan nafas lelah Woojin keluarkan, tidak biasanya Taehyung tak fokus seperti ini saat berbicara tentang pekerjaan.

Jadi dengan keberanian yang kembali ia teguhkan, Woojin pun berdehem cukup keras.

“Ekhm!”

Deheman Woojin terdengar bersamaan dengan dobrakan di pintu, Taehyung pun tersadar dari acara lamunan nya.

Mata Taehyung mengerjabkan matanya. Mengerutkan dahi kesal karena—siapapun yang mendobrak pintunya tanpa izin dia memang cari mati.

Tapi kekesalan Taehyung menguap saat tau bahwa Namjoon—tangan kanannya yang lain lah yang mendobrak pintunya tiba-tiba itu.

“Ada apa hyung?” tanya Taehyung bingung.

Apalagi Namjoon yang terlihat tersengal dengan nafas yang memburu, “Hahh.. Tae! Ini gawat! Gudang, hahhh.. Gudang tempat kita menyimpan barang barang yang baru saja sampai, di ketahui polisi!” sahut Namjoon memberitahu. Raut wajahnya panik, dengan tangan yang bertumpu di lutut, Namjoon mengatakan semuanya.

Taehyung yang sedari tadi mendengarkan kini ikut menampilkan raut panik nya. Pikiran nya buntu, karena ini pertama kali nya, barang barang nya di ketahui oleh polisi.

Bagaimana bisa?

Bagaimana bisa semua nya terbongkar hanya satu malam?

Kecuali— kecuali jika ada tikus yang mencoba berkhianat!

“Tuan?” panggil Woojin.  “Sekarang apa yang harus kita lakukan?”

“Lalu bagaimana dengan orang orang yang menjaga di sana?” tanya Taehyung pada Namjoon yang masih menormalkan deru nafas nya.

“Hampir semua nya tertangkap. Tapi, hanya Daehoon yang berhasil lolos dari kejaran polisi.” tutur Namjoon menjelaskan.

Mendengar hal itu, tangan Taehyung terkepal erat. Matanya menyorot tajam nanti menusuk.

Dan dengan suara rendah nya Taehyung pun menggugat, “Cari bajingan itu sampai ketemu!” ucap Taehyung geram. Matanya menyorot setiap orang di ruangan nya, “Tunggu apa lagi?!! TANGKAP SEKARANG!!!” Sentak Taehyung keras.

Membuat beberapa orang di sana kalang kabut dan bergegas melaksanakan perintah Taehyung.

Meninggalkan Namjoon yang kini mendudukkan dirinya di sofa ruangan Taehyung. Menatap Taehyung yang menunjukkan raut keruhnya. Bagaimana dahi itu berkerut dalam dan nafas yang terdengar kasar.

Semuanya menjadi pemandangan yang lumrah bagi Namjoon.

Namjoon sudah mengenal Taehyung sejak mereka sama sama duduk di bangku sekolah menengah atas. Dengan Namjoon yang menjadi senior Taehyung. Pertemuan yang membuat Namjoon mengabdi sedemikian rupa pada seorang mafia seperti Kim Taehyung.

Hutang balas budi, yang membuat Namjoon tak bisa melepaskan diri dari rantai belenggu yang Taehyung pakaikan di kakinya.

“Kau tenang saja! Polisi tidak akan mengetahui tentang mu. Dan jika suatu saat aku tertangkap, aku bersumpah tidak akan menyeret mu ke dalam jeruji besi juga Tae.” seru Namjoon tenang.

𝐒𝐀𝐕𝐀𝐆𝐄 𝐋𝐎𝐕𝐄 [𝐌]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang