Negri Aramoor ada dalam jarak jangka jutaan kilau cahaya dari multiverse. Negri yang dipenuhi oleh para makhluk-makhluk mistis dengan klan paling terkuat dimuka bumi ini sudah hidup mandiri jauh dari peradaban manusia. Dirajai oleh Klan pegasus, KLA...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BAR LORU
Soka membawa tiga gelas bir magis dengan gelas ukuran besar seperti permintaan Neil beberapa saat lalu. Ruby sudah duduk diantara Keiser dan kembarannya, Louise.
"Orangtua apanya? Pertemuan tadi kitalah yang berdiskusi" Neil menenggak bir magis itu seperti sudah tak minum seribu tahun.
"Wow! pelan-pelan, Neil. Apa maksudnya?" Ruby melotot dengan minuman Neil yang sudah setengah habis.
Keiser yang menjelaskan. Ruby terkejut. Pantas saja mereka bertiga terlihat stress saat ini. tekanan di Sunrealm Chamber bukan main-main. Tiba-tiba Ruby cemberut.
"Apa kau akan sering jarang pulang, Lou? aku bosan jika sedang sendirian dirumah. aku ingin menceritakan perburuanku dan lainnya. Aku lelah dan aku sendirian!" Ruby protes, Louise dan teman-temannya memang jarang pulang. Mereka harus mengikuti banyak pelatihan untuk menjadi petinggi negara.
"Apa aku ini tak ada bagimu, Ru?" Panggilan sayang Keiser untuk Ruby. Keiser menggoda wanitanya sambil tersenyum nakal dan mengangkat kedua alisnya dua kali.
"Kalau kau yang tak ada dihadapanku, aku yang akan memburu mu dan mencabikmu dengan cakarku sekali tebas, Kei" Keiser tertawa.
Louise pun tahu bahwa Ruby pasti merasa sepi. Ia pun kadang suka merasa hampa saat tak ada yang menjahilinya seperti Ruby kembarannya. Tapi ia pun punya tanggung jawab yang harus ia jalankan, sama halnya dengan Ruby, harus berlatih berburu dan latihan lainnya sebelum waktu kembarannya itu dinobatkan menjadi Ratu Klan Bluwolf.
"Ya, tidak ada kamu memang menyebalkan. Mereka tak ada yang bisa berburu seperti kita. Haha. Aku akan atur kembali pelatihanku agar bisa sering pulang kerumah. Bagaimana kalau akhir pekan ini kita berburu, Uby?"Louise mengusulkan hal yang sudah dinantikan Ruby. Ruby terlampau senang. Ia loncat dan memeluk Louise, "Akhirnya bisa berburu bersama lagi. Ah! kau tau mata serigalaku kini sedikit demi sedikit sepertinya berubah, cantik sekali."
"Ohya? Tunjukan padaku."
Jika kedua kembar ini sudah semangat untuk mengobrol, yang lain lebih baik jangan ganggu jika tidak ingin terkena tatapan maut dari keduanya. Bahkan Keiser hanya diam disebelah kekasihnya itu.
Jauh dari hingar bingar Bar dan pedesaan ini, di hutan Butterflov tak kalah ramai. Dan disatu sudut sungai terlihat ada anak-anak kecil dari fairwoods yang bemain-main dengan seseorang. Seorang wanita cantik berambut panjang dengan perpaduan warna mata hazel dan biru yang menambah kecantikannya. itu Lady Cyra, putri kerajaan Aramoor yang sedang menunjukan sayapnya yang bisa mengeluarkan butiran es yang berubah menjadi salju. Anak-anak kecil itu tertawa dan terhipnotis dengan salju-salju yang mereka mainkan sedari tadi. Lady Cyra sangat suka anak-anak.
Tanpa Lady Cyra sadar, banyak pasang mata yang sedang memandanginya kagum, siapa yang tidak mencintai putri negri yang sangat baik hati ini?
Darian baru saja mengantarkan surat dari ayahnya yang harus ia serahkan ke Lady Orion sebelum ia melihat Lady Cyra dipinggir sungai Butterflov. Ia tersenyum, dadanya terasa sempit setiap bertemu dengan putri kerajaan ini. Dengan berani ia melangkahkan kakinya.