#7 - OBAT MAGIS

211 20 3
                                    




"Ini serpihan..?" Tanya Cyra heran melihat apa yang Contessa tunjukan.

"Medium cawan suci. Aku yakin itu, Lady" Sahur Ruby.

Cyra membelalakkan matanya, "Demi Selen! orang gila mana yang berani memecah medium cawan suci negri ini! orang ini pantas mati! Cepat beri tahu aku siapa pencurinya!" Cecar Cyra.

Tadi malam saat Ruby berjaga malam ia melihat sosok mencurigakan yang berjalan mengendap-endap entah darimana dengan penglihatan jarak jauhnya. Ia mengikuti sosok itu yang memegang erat buntalan ditangannya. Akhir-akhir ini memang beredar rumor pencuri bahan roti atau buah yang disangka itu perbuatan para anak remaja-remaja nakal kelas bawah. Rencana awalnya memang menangkap anak kecil nakal itu kalau memang benar dia pencuri bahan pangan selama ini.

Namun beberapa saat Ruby mengikuti sosok itu dan semakin mendekat, ada sesuatu didalam buntalan itu yang menarik perhatiannya. Ada sedikit kilau yang tertangkap netranya saat cahaya bulan mengenai buntalan itu. Sontak ia kaget dan tanpa pikir panjang ia segera mengejar sosok itu, ia sangat yakin dengan penglihatannya kalau itu medium cawan suci. Ia berfikir bahwa ini adalah kaki tangan sang pencuri. Tak ada orang sembarangan yang bisa menyentuh Sunrealm Chamber bahkan dirinya yang sudah berkasta tinggi sekalipun.

"Aku yakin dia dari Klan ash phoenix, Lady" Ruby meyakinkan.

Cyra mengangkat satu alisnya, "Klan kekasihmu sendiri?"

Ruby terbata, Cyra tak salah. "I-iya. Yang pasti aku lihat saat ia berubah dan kabur dariku saat aku menemukan serpihan ini. Aku tak sempat mengejarnya karena ia hilang dengan cepat"

"Yang pasti siapapun dia aku yakin ini tak akan ada kaitannya dengan Keiser, Lady. Aku yakin Keiser atau kawanannya tak mungkin berbuat hal sekeji ini. Tapi yang pasti aku yakin juga ia adalah suruhan dari seseorang takhta tertinggi di klan-nya? Mungkin?" Ucap Contessa hati-hati dan ingin membela kekasih temannya itu.

"Tapi, apa benar jika dia ash phoenix yang menyuruhnya juga dari klan-nya? Negri kita sudah tidak terpisah-pisah strukturnya seperti dahulu. Dan lagi, takhta tertinggi di Ash phoenix jelas Sir Demothrio. Ayah dari Keiser, kekasihmu, Ruby. Ini tuduhan yang berat jika salah" Tutur Cyra panjang lebar.

Mereka bertiga tampak bingung dan takut satu sama lain. Menuduh seseorang saja sudah salah, ini mau menuduh seseorang dengan takhta paling tinggi di klan tersebut ? Mereka bimbang. Cyra melihat serpihan itu dengan seksama.

Wajah Neil sedikit pucat, ia masih tak sadar ada luka dilehernya karena terkena racun dari mawar kemarin malam. Goresan itu tertutup oleh sayap perinya sendiri, teman-temannya pun tak ada yang menyadarinya. Hingga saat mereka berjalan dengan Neil yang sedikit memijat kepalanya sendiri karena pusing, peri ini mengehentikkan jalannya dan membelalakkan matanya.

 Hingga saat mereka berjalan dengan Neil yang sedikit memijat kepalanya sendiri karena pusing, peri ini mengehentikkan jalannya dan membelalakkan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Te--tessa? Apa yang kau lakukan disini?" Netra nya menangkap sosok Contessa didepannya yang jelas membuatnya sendiri kaget. Contessa tersenyum.

Sementara saat Neil mengucapkan kata itu, enam lainnya terheran. Tidak ada siapa-siapa disana. Apalagi Contessa.

SUNREALM CHAMBER || Enhypen Fantasy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang