#21 - CONTESSA

174 19 3
                                    

"TIIDAAAAAAAKKKKKKKKKK!!!!!! FREEYYYYYYYY!!!!!!!!"

Cyra dan Ruby masuk ke kamar tamu dimana Alaric dan Frey berada.

Mereka mematung. Keduanya saling tatap dengan wajah sendu tahu alasan Alaric berteriak histeris.

Cyra menghampiri Alaric. Memeluk adiknya yang menangis. Alaric meregangkan pelukan mereka. Mata Alaric memohon " Bilang kalau Freyonia dikamarmu bersama adiknya. Bilang ia tidak meninggalkanku. bilang ia masih disini."

Cyra menggeleng. ia ikut menangis melihat adiknya menangis. Dengan nanar ia tatap surat singkat ditangannya yang ditinggalkan Freyonia sebelum ia menghilang dari pelukan Alaric pagi ini.

Alaric Pragma-ku...

Maafkan aku karena membahayakan teman-temanmu dan negrimu saat aku bukan menjadi diriku sendiri. Rasa sesal dan benci terhadap diriku sendiri tak akan pernah pudar dari dalam diriku dan entah bagaimana aku bisa menebus semua kesalahanku selain aku harus menjagamu dari diriku. Dunia kita sangatlah berbeda dan aku tau ini adalah keputusan yang terbaik untuk kita, pragma-ku. Kau adalah satu-satunya hal yang paling indah yang pernah terjadi di indah dan burukku. Temukan seseorang yang pantas menjadi ratumu, yang bisa menjadi bahagiamu, senyummu dan mengusir semua dukamu.

Aku akan selalu mengenang dan mencintaimu. Selamat tinggal, Pragma-ku. Aku mencintaimu.

Alaric memukul lantai beberapa kali hingga Cyra harus menghentikkan tangan adiknya yang bisa terluka jika dibiarkan sekali pukulan lagi.

Berita yang menggemparkan kerajaan pun sudah sampai di telinga Ruby. Ia sangat kaget dan langsung membisiki Cyra. Cyra tak kalah terkejut tak percaya. Alaric penasaran dengan apa yang mereka bicarakan dan hat-hati Cyra menjelaskan segala duduk perkara. Alaric geram dengan mata tajamnya. Ia berdiri dan langsung berjalan keluar dari kamar ini, menghapus segala airmata yang digantikan dengan emosi yang meledak-ledak.

Didepan singgasana nya Neil yang terlihat merah matanya karena sembab sudah berdiri dengan yang lainnya. Keiser, Ramond, Enrique dan Darian.

"Pegarian Agung. Demi Selen! tolonglah Contessa, dia...." Neil memohon namun kata-katanya terputus.

"BAWA PENGKHIANAT ITU KE HADAPANKU!" Teriak sang raja.

"A-al.." Neil tak percaya dengan pendengarannya sendiri.

Dan dari arah belakang mereka, Louise dan dua prajurit sudah membawa Contessa yang tangannya sudah diikat dengan borgol magis yang kuat dan menyakiti kulitnya. Borgol magis kriminal atas bukanlah borgol biasa, dia bisa memberikan efek sakit seperti gorean silet menit demi menitnya.

Contessa dipaksa berlutut oleh Louise. Tangannya mendorong pundak Contessa hingga wanita ini berlutut sempurna.

Louise mengangkat secarik kertas lama dan dipertontonkan ke seluruh isi aula kerajaan ini. Dengan prajurit dan pejabat tinggi kerajaan Aramoor. Dengan keras ia membaca isi surat itu yang sudah ia terjemahkan dari ibu dari klannya yang ia temui tempo hari.

Curilah rantai perak magis kuno milik keturunan Orion. Akan ku berikan informasi penting soal orangtua kandungmu. Temui aku di morcliff 3 malam setelah kau dapatkan ini. Jika ini tersebar maka keluarga angkatmu akan kubunuh.

"Demi Selen. Surat ini adalah bukti pengkhianatan negri. Rantai perak magis kuno yang tertulis ini benar hilang. Benda ini harusnya tersimpan di gudang harta negri namun ternyata benda ini sudah hilang entah berapa lama, Pegarian Agung. Ada seseorang yang dengan rapi membobol pintu gudang harta negri hingga tak satupun dari para pajurit penjaga menyadari ada salah satu benda pusaka hilang. Jika ingin kujelaskan kenapa hilangnya benda ini menjadi malapetaka, karena rantai perak magis itu..."

SUNREALM CHAMBER || Enhypen Fantasy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang