Dia mengebut begitu cepat di jalanan liyue, bahkan tidak memperdulikan orang orang yang meng-klakson dia karena ugal ugalan, jalanan agak macet itu dia memutuskan memotong jalan ke rute tercepat menuju wangshu in.
Pikiran nya kacau terus menerus memikirkan keadaan kamu sekarang, jika dia telat sedikit mungkin kamu sudah melukai dirimu sendiri terlebih banyak barang tajam di kamar nya.
.
.
.Suara raungan tangisan terdengar di luar kamar nya, dia segera masuk tanpa menutup pintu kamar karena saking khawatir padamu.
Matanya membulat melihat aksi verr yang menahan amukan (name) beberapa bekas luka tercetak jelas di kulit verr tapi wanita itu terus menenangkan (name) tapi nihil kamu memberontak terus menerus.
Xiao bergegas mengambil obatmu di atas meja kerja nya, menaruh cepat obat cair itu ke dalam suntikan yang sudah di sediakan dokter psikiater (name).
Dia menyuruh verr untuk menahan (name) di kasur dan memegang ke dua tangan nya karena berusaha memberontak, jarum suntik di posisikan di bawah pundak tangan kanan (name) jarum menembus kulit dan obatnya berhasil masuk ke tubuh (name).
Perlahan kamu tidak memberontak, tubuh kamu kembali rileks dengan mata kamu yang mulai menutup rapat. Kamu kembali tidur dengan tenang, berkat obat itu verr tertolong.
"Terima kasih sudah datang tepat waktu. Kalau begitu aku pergi" Kata verr masih menatap nanar ke arah kamu.
Xiao mengangguk paham, dia juga meminta verr untuk merawat luka yang di peroleh (name) dia hanya tersenyum saja sebagai jawaban.
Manik mata nya turun melihat kamu yang sangat rapuh, dia tahu posisimu yang sekarang sangat sakit apa lagi mereka merusak jiwamu.
Air mata lolos dari mata indahnya, xiao masih belum menyadari nya jika dia menangis, dia menyentuh pipinya sendiri merasakan air mata terjun begitu bebas. Ada apa dengannya?
Kenapa dia selalu merasakan perasaan aneh terlebih melihat kamu kesakitan seperti ini, xiao sangat membencinya melihat kamu rapuh, lemah, terpuruk.
Dia lebih senang melihatmu bahagia, tersenyum, dan tertawa bebas.
Sebelum dia bergabung denganmu, xiao segera membersihkan dirinya terlebih dahulu. Lalu dia akan bergabung denganmu, meringankan mimpi burukmu yang terus menerus datang setiap malam.
.
.
.Kicauan burung menyapa sang mentari cahaya nya menyelundup masuk ke sela sela ventilasi kecil di kamar xiao, jendela nya yang besar tepat menghadap wajahmu pun ada beberapa cahaya menyusup dan menerpa wajah cantikmu. Kamu mengerjap pelan bergerak tidak nyaman di bawah selimut, kamu membuka matamu cahaya mentari menyapa netra (c/e) kamu, (name) agak mengerang karena silau.
Kamu terbangun dengan kasur yang kosong, xiao sudah bangun. Kamu mendengar suara aktifitas di dapur, kamu menyebakan selimut dan bergegas menuju dapur.
Kamu melihat xiao tengah menyeduh teh hitam nya, dan beberapa almond tofu matang di atas porselen. Kamu yang melihat nya perutmu tiba-tiba berbunyi lekas bergegas untuk duduk di seberang xiao.
"Gimana tidurmu?" Tanya xiao dengan nada datar.
"Tidak terlalu nyenyak" Jawabmu menyambar buah anggur yang tertata rapi di meja makan.
"*huft" Helaan nafas panjang dari xiao bisa kamu dengar.
Kamu tahu bahwa selama ini kamu adalah beban bagi xiao, tapi berkat dia kamu mulai membaik. Kamu yang awalnya masih takut kegelapan sekarang mulai menerima ruangan gelap meski pobia mu tidak bisa di sembuhkan secara full tetapi kamu mulai bisa menikmati hidupmu.
Xiao menyodorkan almond tofu nya untuk kamu makan, jujur saja makanan ini adalah dessert paling enak yang kamu nikmati.
Kamu sangat menyukai segala jenis tahu sama seperti xiao, jadi dia tidak terlalu susah untuk memasakkan makanan untukmu.
"Hari ini kita pergi ke pskiater lagi" Tutur xiao sambil mengetik laptopnya.
(Name) hanya mengangguk patuh.
"Bagus, dan cepat habiskan makananmu"
.
.
.
Kalian baru saja selesai berobat ulang ke dokter psikiater kamu, dan hasil nya tidak memuaskan.Kamu masih belum sembuh, ini akan memakan waktu sangat lama. Sampai sumber penyakit mu benar-benar pergi.
"Mau makan?" Ajak xiao menawarkan untuk (name) sembari membenarkan beberapa helai rambut kamu yang acak acakan.
"Boleh... Hmm" Bingung, jujur (name) belum pernah makan apapun selain ramen di kedai dekat rumah orang tua nya.
"Kita cari makanan sehat, aku tidak suka fast food" Kata xiao. (Name) kembali mengangguk kepala.
Sebelum kamu naik dia memberimu helm lain,kamu mengambil nya lalu memakainya setelah selesai kamu naik ke motornya dan xiao meminta mu untuk pegangan padanya supaya kamu tidak jatuh, meski kalian sekarang berada di pinggir kota pelabuhan tetapi di sini sama ramai nya dengan pelabuhan, jalan beraspal ini mengarah langsung ke pelabuhan dengan spot indah yang bisa kamu lihat.
Lautan lepas yang indah dengan cahaya mentari pagi yang hangat, sambil mengendarai motor bersama xiao benar-benar menyenangkan.
Angin laut menyapa wajah cantikmu, jujur saja di sini agak dingin padahal kamu sudah memakai sweater milik xiao tapi tetap saja dingin.
"(Name)! Sudah aku bilang jangan pegangan di pundakku" Kamu tersadar dari lamunan kamu, agak tidak yakin untuk memeluknya.
Kamu tahu sendiri xiao seperti apa, dia tuh galak. Jadi kamu ngga mungkin berani untuk memeluknya, sebelum kamu menyadarinya dia sudah menghentikan motornya dan menoleh padamu, siap-siap untuk di marahin.
"Kamu ini kenapa?" Tanya xiao lagi
Kamu menggerakkan kepala lalu menunduk karena takut padanya.
"......" Karena kamu tidak menjawab xiao kembali menyalakan motornya tetapi sebelum dia memasukkan gigi satu, xiao menarik lengan kedua lengan kamu untuk memeluknya.
Kamu kaku dalam pelukan canggung itu dia memasukkan gigi satu dan menancap gas untuk kembali jalan, di balik helm hitam nya ada senyuman tersembunyi yang tidak bisa kamu lihat.
.
.
.Kamu mengunjungi sebuah kedai di daerah pelabuhan yang cukup ramai, milik keluarga xiangling. Dia memberikan menu padamu untuk memilih tapi kamu bingung tidak tahu harus memesan apa.
"Mau di samain?" Tawar xiao. Kamu mengangguk menanggapi omongan xiao.
Dia mengambil menu di tangan (name) dan meminta pelayan menyamakan pesanan (name) dengan miliknya.
Setelah menunggu beberapa menit pesanan mereka pun di antar, posisi duduk mereka berdampingan kebetulan hanya ada meja itu yang tersisa apa boleh buat.
Sebelum makan, xiao inisiatif sendiri membawa kuncir rambut. Dia merapikan rambut (name) dan menguncirnya, sama hal dengan miliknya.
"Mau pulang?" Tawar xiao "apa masih mau main, mumpung aku libur kerja"
Bersambung
。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆
KAMU SEDANG MEMBACA
menjaga jodoh sendiri
Teen FictionXiao x wife|reader "apa kamu percaya, tali merah melingkar di kelingking?" tanya si tabibito. sementara orang yang di tanya nya persis orang bego hanya melonggo dan menggerakkan kepala tidak tahu. "dasar. meski kamu hidup sangat lama tapi seorang a...