Semenjak kejadian itu (Name), lebih pendiam dari biasanya. (Cuman ngediemin xiao) dia ngga mau nyapa, ngobrol seperti biasa bahkan tidur yang biasanya selalu dengannya kini (name) ingin bersama verr.
Ada apa dengan gadis itu.
Manusia benar-benar membingungkan.Xiao selalu kewalahan dengan tingkah laku (name) terkadang mood nya baik kadang juga buruk, sekarang dia lebih menjengkelkan.
Kamu lebih mau menyapa siapapun kecuali xiao, selalu menghindar jika tidak sengaja bertatap mata kamu duluan yang membuang ke arah lain tidak ingin melihatnya.
Sebenarnya dia salah apa?
Kenapa kamu malah bersikap berbeda?
.
.
.
Venti berkunjung hanya memberikan cinderamata khas mondo minuman anggur merah dan putih yang sangat enak. Dia memberikan dua botol anggur merah untuk xiao sebagai tanda terima kasih pernah datang ke festival musiknya.Venti malah lebih akrab dengan (name) ketimbang dirinya, (name) selalu banyak bicara dengan venti tapi jika dengannya dia akan diam.
Venti tertawa melihat wajah bodoh yang di pasang temannya ini.
"Kamu ngga peka, xiao" Ucapnya.
Halis matanya terangkat dengan memasang wajah kebingungan, apa yang di maksud venti.
"Apa maksudmu?" Balasnya dengan nada tidak bersahabat
"Woah!! Tenang lah, hahaha... Kamu lucu banget" Venti malah tertawa berbahak-bahak.
"(Name) tuh butuh perhatian kamu, dan di satu sisi kamu pulang membawa gadis lain. Gadis mana yang tidak sakit hati?"
"Coba kamu berpikir dengan logika immortal mu. Ada yang tidak beres dengan (name) bukan?"
Xiao mengangguk antusias karena melihatmu yang mendadak mendiamkan xiao begitu saja.
"Dia menyukaimu, aku tidak tahu (name) menyukaimu sebagai seorang kakak laki-laki atau sebagai lawan jenis? Intinya dia menyukaimu, dia ngga suka melihatmu dekat dengan gadis lain" Jelas venti, tapi pemuda dengan surai teal kehijauan ini masih bingung.
"Dia menyukai aku? Konyol, aku tidak membuatnya sampai tertarik padaku. Lagi pula dia masih kecil"
Venti menyesap anggur nya dan berdecak mendengar perkataan xiao.
"Umur manusia itu pendek kamu tahu sendiri, terlebih 15 tahun itu bukan gadis kecil lagi. Usia segitu udah beranjak remaja puberty, tunggu saja beberapa tahun lagi aku yakin kamu akan menarik kata-kata tadi" Kata venti sembari memutar putar cairan merah di cangkirnya.
"Konyol sekali, aku tahu dia memang pemilik tali merahku tapi bukan berarti aku menyukainya"
"Fftt... Hahahahahaha" Venti tertawa begitu renyah sampai sang mantan yaksha ini mendengus kesal.
"Cepat atau lambat kamu akan menyesal telah berkata seperti itu, xiao~" Venti menatap nya dengan tatapan mengejek "lihat saja nanti~" Kata venti bersiul bahagia.
Setelah venti pulang, kamu kembali murung karena tidak ada teman mengobrol lagi. Dokter psikolog kamu bilang ada kemajuan pesat pada diri kamu sendiri, kamu udah mulai terbuka dengan semua orang, udah mau mengobrol banyak, tidak pernah mengurung diri lagi.
Tinggal melewati satu bulan lagi kamu akan di nyatakan sembuh, dan kembali ke aktifitas seperti biasa meski sekolah kamu tetap di rumah itu tidak masalah.
Dulu kamu merasa kesepian bersama keluarga kamu, kamu selalu di kucilkan, di beda-bedakan, di bentak, di pukul, dan tidak di anggap. Sekarang kamu punya keluarga baru, ibu angkat kamu sangat baik bahkan karyawan penginapan sama baiknya padamu.
Teman-teman xiao selalu menyapa kamu mengajak untuk mengobrol, ada beberapa akan mengajak untuk ikut jalan-jalan.
Tapi ada sesuatu perasaan sakit yang tertinggal, itu karena xiao. Pemuda itu bahkan tidak menyapa kamu, benar-benar menyedihkan. Kamu terlalu berharap padanya padahal xiao tidak menyukai kamu.
Apa salah nya? Anak SMP menyukai pria dewasa? Wajar bukan, mungkin saja perasaan ini hanya sebagai rasa kagum pada nya karena sudah merawat kamu selama delapan bulan ini.
"(Name)" Kamu menghentikan ayunan yang tengah kamu mainkan lalu menoleh ke belakang.
"Xiao" Bisik kamu, kamu melihatnya ikut bergabung di ayunan tepat sebelah kamu.
Kamu kembali mengayunkan ayunan itu tanpa menoleh sedikit pun, kamu masih kesal dengannya.
"Boleh aku bertanya?" Tanya xiao menatap kamu yang asyik dengan ayunan.
"Mau nanya apa" Jawabmu, menoleh sekilas padanya.
"Kamu membenciku?"
"Aku tidak" Ucapmu, kamu berhenti bermain ayunan dan berdiri di depan xiao dengan wajah datar.
"Kalau begitu kenapa kamu menghindar"
Kamu menaikan halis kamu, siapa yang menghindar bukannya xiao yang duluan menghindar.
"Aku tidak menghindar, tapi kakak duluan yang menghindar. Bukannya kak xiao punya pacar ya, kenapa ngga ngurusin pacarnya aja"
Kamu pergi meninggalkan dia yang tengah di landa kebingungan, dia ikut berdiri dan mengejar kamu.
Kamu terlihat buru-buru ingin pergi ke kamar verr tapi lengan kamu di tarik seseorang, ternyata xiao dia menahan tanganmu.
"Aku harus apa?! Supaya kamu memaafkan aku"
Kamu terdiam, baru kali ini xiao terlihat emosional. Biasanya dia lurus dan dingin seperti kulkas berjalan.
"(Name) aku harus apa?" Nada nya terdengar frustrasi.
Kamu tidak tahu harus menjawab apa hanya bisa menunduk kepala dan tidak ingin melihat mata emasnya.
"(Name)" Nama kamu di bisik begitu lembut sama seperti dia menenangkan kamu.
"Jauhi aku, aku butuh sendiri"
Bersambung
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆Xiao mulai frustrasi wkwkwkwk, halo makasih yang udah mau baca dan makasih vote nya.
Maaf kalau ada typo, author juga manusia. Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
menjaga jodoh sendiri
Teen FictionXiao x wife|reader "apa kamu percaya, tali merah melingkar di kelingking?" tanya si tabibito. sementara orang yang di tanya nya persis orang bego hanya melonggo dan menggerakkan kepala tidak tahu. "dasar. meski kamu hidup sangat lama tapi seorang a...