jangan sentuh dia

85 14 2
                                    

Menghabiskan berminggu-minggu xiao stalking segala hal bersangkutan denganmu, ternyata bos nya tianquan meminta melacak keberadaan ayah (name), dia keliru ketika dokumen itu sudah berada di tangan nya xiao mengira target selanjutnya adalah kamu.

Namamu, latar belakangmu, masalah keluargamu, apapun itu dia berhasil mendapat beberapa data yang cocok. Ternyata ibu (name) sudah bercerai dengan ayah kamu karena masalah ekonomi. Sementara targetnya sekarang ayah tiri kamu, karena ini tugas xiao harus dibereskan dengan bersih.

Dia berdiri dari kursi gaming nya dan mengambil senapan laras panjang di lemari rahasia nya, dia akan membunuh sesuai tugas yang tianquan perintah. Bukan nya itu tugas bagi seorang agen rahasia?

Sayap kiri dan sayap kanan bagi tianquan, yelan pun sama dia melacak teman ayah tiri (name) dan akan membagi tugas pada xiao, sementara yanfei dan ganyu akan membersihkan nama baik kedua teman kerja mereka.

.
.
.

Lagi lagi nada suara yang tinggi, dia di bentak lagi oleh ayah nya. Karena (name) mendapatkan nilai tertinggi di sekolah dan bukan saudarinya, kedua orang tuanya seakan tidak terima jika dia pintar.

Di pukuli lengan nya itu, ibunya mencambuk ikat sabuk ke kakinya, (name) hanya bisa meringis sakit dengan tangisan tertahan. Jika dia menangis orang tua nya akan menyeret dia ke kamar mandi dan menyelupkan kepalanya ke bak mandi, jadi dia lebih baik tidak melawan.

Sudah lelah menyiksa anak bungsu nya (name) di biarkan berada di dalam gudang dan menguncinya tak lupa mematikan saklar lampu. Suara jeritan ketakutan yang begitu menyayat hati dia mengedor pintu begitu kencang meminta tolong untuk keluar dari sana, tidak ada yang menyahut.

Bahkan dia juga belum makan malam...






















Kuncian rambut kehijauan nya terbang mengikuti arah angin, kini Xiao berdiri tepat di atas jam dinding kota. Sambil menyiapkan senjata nya, dia menjongkok dengan pandangan pokus pada kaca di senapan itu. Posisi Xiao terlihat jelas jika dia seorang sniper, targetnya kini tengah berada di tengah keramaian pesta di sebuah gedung dengan lantai 50, gedung tertinggi yang di miliki liyue.

Hanya ada beberapa orang kaya yang bisa bergabung dengan pesta tersebut, Xiao mengarahkan pandangan nya setelah dia benar-benar mengunci target tepat di titik yang fatal yaitu kepala.

Dia menarik pelatuk perlahan dan

*dor

Peluru kedap suara itu kini tembus tepat di kepala korban nya.

Terlihat ricuh di pesta itu, sementara misi selesai Xiao pergi dari jam dinding sebelum ada yang melihatnya.

"Latar belakang teman ayah tiri (name) ternyata komplotan organisasi sneznaya. Dia pengkhianat yang di buang dari mondo karena ulahnya, dia juga gerbong narkoba juga. Tolong urus dia Xiao, aku juga sudah meminta yelan untuk mengurus istrinya, mereka memiliki tiga anak dan aku akan memberi surat kematian pada orang tua kedua korban." Ucap tianquan.




















Satu misi lagi tapi ini bukan dari tianquan, tetapi dari instingnya sendiri. Menyelamatkan kamu dari keluarga itu, jadi Xiao bergegas menuju tempat pemakaman keluarga Hu (tentunya yang mengurus bukan Hutao melainkan paman dan ayahnya).

Xiao baru saja turun dari mobilnya tapi dia sudah di suguhkan dengan pemandangan tidak enak, kamu seperti di permalukan bahkan manusia keriput itu akan melayangkan tamparan padamu. Xiao tidak menerimanya, dia langsung menahan tangan kakek tua tidak tahu diri.

"Siapa kamu!?" Nada suara nya begitu menyolot dan tingkahnya sangat angkuh sekali, padahal dia tengah bicara dengan adeptus. Meski kejayaan adeptus telah hilang bukan berarti immortal tidak bisa ikut campur.

"Saya hanya rakyat liyue, kebetulan saya lewat sekitar sini. Apa maksud anda ingin menampar gadis ini"

Wajahnya sombong sekali, ingin sekali Xiao mematahkan tulang tua itu, dia menarik tangan (name) begitu kuat mengingat usia kakek ini tidak muda lagi tapi dia masih memiliki tenaga untuk mematahkan tulang cucunya.

"Dia.... Dia anak sial, buktinya karena anak ini hadir kedua orang tuanya tiada. Dasar wanita kurang ajar, masih bersyukur kamu di beri tempat nyaman di rumah, karena kamu anakku mati"

Bentak kakek itu, Xiao yang melihat nya tidak kuasa ingin melampiaskan amarahnya pada kakek itu tapi dia tahan meski wajahnya tidak bisa berbohong. Xiao menarik tubuh (name) otomatis pegangan tangan kakek itu lepas, urat nadi tercetak jelas di leher Xiao karena dia menahan amarah.

"Kau!!" Bentak kakek itu "berikan wanita sialan itu. Aku akan menghukum-"

Belum menyelesaikan kata kata nya kakek itu terpental di ikuti keluarga (name) ikut terpental juga, angin anemo mengelilingi tubuh Xiao sorot mata emasnya begitu tajam seakan dia siap membunuh seluruh keluarga (name).

"Berani sekali lagi menyentuh (name) dari tangan kotormu. Aku jamin hitungan detik nyawamu akan ikut menyusul dengan kedua anakmu itu" Nada suara yang begitu dalam sangat menyeramkan, sorot matanya sangat dingin. Dia segera pergi dari lokasi kejadian membawa (name) dengannya.





















Xiao menatap iba melihat (name) murung, dia tidak pernah melihat nya semurung ini padahal beberapa kali mereka bertemu dia tampak ceria.

Verr menyuapkan makanan hangat untuk gadis itu makan, awalnya tidak mau tapi setelah Xiao rayu akhirnya dia mau makan.

(Name) terlihat kelaparan, bahkan mata emas nya bisa melihat luka memar di tangannya. Apa orang tua nya menyiksa gadis kecil ini, setelah selesai makan Xiao meminta verr untuk menggantikan pakaian (name).

Dan tentu dia akan berpamit sebentar untuk ke minimarket terdekat.

.
.
.

Xiao kembali sambil membawa beberapa bahan makanan, dan juga makanan ringan, ada beberapa minuman kaleng dan susu kotak rasa apapun. Verr mendekati Xiao yang baru saja kembali memberitahu (name) sudah tertidur.

Xiao mengangguk paham lalu masuk ke kamarnya, dia mendengar teriakan dari kamarnya. Segera Xiao masuk ke dalam mendapati (name) menangis kencang dia meringkuk memeluk lututnya sendiri. Xiao menaikan saklar lampu, kamar yang tadinya gelap kini berubah terang dan Xiao terkejut merasakan pelukan dari (name).

"Aku takut.... Jangan di matiin lampunya kakak Xiao"

Pikiran xiao langsung paham mengapa kamu takut gelap.

"Siapa... Siapa yang mengurung mu di ruangan gelap" Suaranya berat namun sangat lembut satu tangan mengelus rambut (c/h) kamu yang acak acakan.

"Orang tuaku"

Xiao mengertakkan giginya dan tangannya yang lain mengepal begitu kuat, mereka telah merusak psikisnya kejiwaan (name) rapuh dan mereka mempermainkan jiwa nya.

"Beraninya mereka menyentuh (name)"






Bersambung
*:..。o○ ○o。..:*

menjaga jodoh sendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang