cinta tidak memandang umur

58 10 1
                                    

Venti sampai dengan selamat di penginapan wangshu in, sekarang dia membopong sahabat nya ini menuju kamar nya.

Meski sudah tengah malam, penginapan wangshu in tidak pernah sepi dan masih ramai. Bahkan masih ada yang makan di lantai bawah dan juga beberapa orang berlalu lalang melewati venti, staf penginapan yang melihat wajah xiao segera mereka menyerah kan tugas membawa xiao dengan aman.

"Kenapa lagi dengan xiao?"

Seseorang datang dari belakang venti, dia berbalik lalu memasang senyum ramah karena melihat teman lamanya berada di sana.

"Dia mengalami masalah pekerjaan, tidak serius. Tumben aku melihatmu" Venti menyadari ada seseorang di sebelah zhongli tengah memeluk lengan pria itu dengan manja.

'Heh deja fu apa ini'
Dia teringat masa kejayaan archon dulu, dimana semua teman lama berkumpul di gunung aochang dan meminum teh sambil spill the tea bersama.

"Senang bertemu dengan anda Hé huā" Venti menyapa dengan ramah pada wanita di samping zhongli, dia sangat mirip dengan seseorang yang pernah venti temui, betul... Dewi debu.

"Senang bertemu dengan anda, tuan venti" Suara nya sangat halus dan lembut persis suara dewi debu.

"Jangan terlalu formal padaku, aku sahabat suamimu. Jika dia berbuat sesuatu di belakangmu, aku akan menghajarnya tenang saja"

Hé huā tertawa pelan melihat pertengkaran kecil antara suami dan sahabat suaminya itu.

"Omong omong, pak tua. Sedang apa kau disini? Apa kau sudah pikun, istrimu sedang hamil ngapain lu bawa ke hotel?" Venti menatap dengan pandangan intimidasi pada zhongli.

"Hanya makan malam dengan nuansa romantis benarkan sayang, sekalian aku beritahu verr kondisi xiao. Dia mabuk bukan? Aku sudah meminta nya untuk memberikan aspirin untuk meringankan mabuk xiao, aku takut gadis kecil itu di terkam xiao" Tutur zhongli memasang wajah tidak bersalah, sementara venti yang tertawa pelan segera mencerna omongan zhongli barusan.

"Tunggu?! Kamu benar, xiao mabuk... Aaarggh"

Venti langsung bergegas menuju tangga darurat, beda hal dengan zhongli menertawakan venti yang ceroboh.

.
.

Venti ngos-ngosan karena harus menaiki lantai empat dimana kamar xiao berada, sebelum dia masuk ke kamar sahabatnya seseorang keluar dari kamar xiao.

"Verr!!" Panggil venti dengan ekspresi panik setengah mampus karena masih ngerasa ngos-ngosan.

"Ada apa venti? Kamu terlihat baru saja di kejar kejar hantu?" Tanya verr.

"As-aspirin... Udah kamu kasih"

Verr mengangguk kepala memberitahu venti, dia sudah memberikan obat penenang mabuk pada xiao, bahkan pemuda teal kehijauan itu pingsan duluan setelah meminum aspirin.

"Apa (name) ada di dalam?" Tanya venti lagi. "Iya, (name) di kamar xiao, dia menunggu nya pulang... Sudah seminggu xiao tidak pulang, jadi (name) meminta izin padaku untuk tidur di kamar xiao menunggu orangnya pulang"

Venti kembali mengangguk tapi masih belum tenang, dia masuk ke kamar xiao hanya memastikan kondisi temannya itu. Melewati daerah dapur kecil yang rapi, dia membuka pintu lain menuju kamar tidur xiao.

Dia membukanya memperlihatkan suasana sunyi kamar xiao, suasana yang gelap dan dingin karena ac. Venti melihat kedua orang yang tertidur dengan damai, xiao maupun (name) benar-benar tertidur dengan damai tidak ada satupun dari mereka bergerak seperti orang mati.

Venti menghela nafas lega dia menarik selimut itu tinggi sampai menutupi leher keduanya, segeralah dia pergi dari kamar xiao.
















menjaga jodoh sendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang