lemah di hadapan kamu

56 7 0
                                    

Kini kondisi xiao sedang tidak baik karena linglung, dia bangun di bawah tatapan kamu. Reflek xiao terkejut sampai terjatuh dari ranjangnya sendiri, (name) yang melihatnya ingin membantu xiao tapi pemuda itu malah lari ke kamar mandi.

Sekarang dia mengutuk dirinya sendiri di bawah shower yang menyala, mencoba mendinginkan pikirannya.

"Xiao!! Kamu masih mandi? Ini sudah setengah jam kamu mandi" Suara yang sangat dia rindukan menyapa indra nya, dia buruk soal perasaannya sendiri.

.
.

Kamu melihatnya baru saja keluar, wajah nya masih terlihat kelelahan, kamu dengan niat baik menawarkan untuk mengeringkan rambut xiao pemuda itu mati membeku seketika tapi beberapa detik menunggu, xiao mengangguk kepala saja.

Dia memakai celana trening abu-abu dengan kaos putih polos, dia terlihat patuh duduk diam membiarkan kamu bekerja untuk mengeringkan rambut basahnya.

Pijatan tangan kamu mampu membuat seorang xiao alatus mendengkur halus layaknya kucing yang di elus sampai tidur, dia menarik kamu supaya berdiri di hadapannya.

Kamu membenarkan kabel headrayer sebelum akhirnya berdiri di hadapan xiao kembali bekerja mengeringkan rambut basahnya, dia memeluk kamu sampai (name) tidak bisa bergerak karena tindakan xiao padanya.

Kamu grogi tapi tetap menjalankan tugas, setelah beberapa helai rambut mulai kering kamu mengambil botol vitamin rambut dekat sofa dan memakaikan di rambutnya yang cantik. Kamu memijat pangkal rambutnya sampai kulit kepala xiao, pemuda itu sedari tadi memejamkan mata menikmati perawatan yang kamu lakukan sesekali suara dengkuran khas kucing keluar dari mulutnya.

Kamu bertahan untuk tidak tertawa karena suara mengemaskan xiao, tapi senyuman selalu lolos dari bibirmu.

"Sudah" Katamu menyadarkan lamunan xiao, dia belum melepaskan kamu lebih tepatnya ngga mau melepaskan kamu.

"Mau makan di bawah atau buat sendiri?" Tawar kamu.

Xiao mengangkat kepalanya untuk menatap kamu mata saling mengunci, xiao grogi dan membuang pandangan ke arah lain (lemah amet sih bang).

"Makan di balkon aja, aku yang..."

"Aku aja yang masak" Tawar kamu sekali lagi, tangan masih di rambut xiao yang sudah wangi.

Xiao hanya mengangguk kalah, entah mengapa jika dia bersama denganmu xiao yang garang akan berubah menjadi xiao yang lemah akan gadisnya. Dia sangat lemah jika bersama denganmu tapi selama ini dia berpura-pura kuat.

"Kalau begitu aku masak dulu" Kata kamu, dia tidak rela melepas pelukannya tetapi dia juga tidak akan menahan kamu.

Dia mengikuti kamu layaknya anak bebek mengikuti induknya, melihat kamu yang tengah sibuk menyiapkan bahan masakan. Xiao mendekati kamu dan berkata dia akan menunggu di balkon sambil memberi kamu hadiah kecupan di pipi.

Kamu membeku sesaat sampai rasa semangat entah datang begitu saja.

















.
.
.
Kalian makan bersama di balkon menikmati suasana pagi hari di penginapan, (name) sangat pandai masak bahkan sup dan ikan goreng saus yang dia buat benar-benar enak.

Mungkin itu sudah menjadi hal biasa jika kamu pintar masak mengetahui masa lalu kamu yang tidak pernah adil.

"Makan kok ngga ngajak-ajak"

Xiao dan (name) menoleh ke sumber suara yang ternyata venti sambil membawa sesuatu di kedua tangan nya.

"Aku baru saja beli fuyunghai sama ikan kuah kuning" Katanya bergabung makan bersama.

"Bagaimana keadaanmu? Masih pusing" Tanya venti sembari membuka bungkus makanannya sendiri.

"Masih, tapi tidak apa. Aku sudah meminum obat pereda pusing" Kata xiao kembali menyuapkan sumpit ke mulutnya.

Sementara kamu menatap heran pada xiao, memang dia sakit apa sampai venti memperhatikannya?

"Memang semalam xiao kenapa?" Tanya kamu agak kepo.

"Oh itu, dia mabuk... Mabuk berat tapi tenang sudah aku jejelin obat aspirin pereda mabuk" Kata venti seakan tidak merasa bersalah mengatakan itu pada (name).

"Tunggu? Xiao, kamu mabuk. Harusnya minum gingseng merah" Kata kamu, meninggalkan kedua nya dan buru-buru kembali ke kamar.

Sementara xiao malah melotot pada venti yang mengacaukan suasana pagi mereka, pemuda itu menatap polos apa yang salah untuk memberitahu (name).



















Kamu sudah memberikan minuman gingseng merah untuk xiao, pemuda itu tentu meminumnya meski ada rasa pahit tapi gingseng memang baik untuk kondisi tubuh yang kurang Vit.

"Kalian terlihat cocok"

Kamu dan xiao menatap ke arah belakang venti, ada seorang kembar pirang telah berdiri di ambang pintu.

Kedatangan nya membuang kamu langsung kembali cemberut, xiao yang melihat itu segera duduk di samping (name) dan membiarkan lumine duduk di bekas kursinya tadi.

"Hei, kita belum akrab loh. Nanti weekend ayo liburan ke mondo" Tawar lumine, sementara gadis di sampingnya hanya diam tidak ingin melihat lumine.

Lumine berbisik pada venti, dia merasakan penolakan telak oleh (name), karena dia tidak ingin weekend dengan si kembar.

"Kamu membenciku?" Tanya lumine sekali lagi.






"Kayanya kamu salah paham" Kali ini xiao angkat bicara.

"Dia sahabatku, selain venti. Dia aether dan di sebelahnya lumine, dia bukan pacarku, (name)" Xiao mengatakan nya sambil menekan dua kata itu.

(Name) menatap xiao seakan tidak yakin, dia bertanya lagi dan jawaban xiao adalah iya. Lumine bukan pacarnya, memang si kembar agak kelewatan jika bersama xiao contoh; pegangan tangan.

Venti menghela nafas lega sementara si kembar merasa bingung, tapi venti berbisik di telinga aether dan lumine. si (name) cemburu melihat kedekatan lumine dan xiao, sementara gadis pirang itu terkekeh pelan.

"Sweetnya" Kata lumine.

Ketiga orang itu memandang xiao yang tengah menjelaskan pada gadisnya itu.





"Ternyata seorang xiao bisa lemah di hadapan gadis nya sendiri"

Bersambung
.・。.・゜✭・









Maaf kalau ada yang typo. Aku buat dua halaman dalam satu hari wkwkwk.

menjaga jodoh sendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang