18. Kerasnya Dunia

8 3 0
                                    

Hari ini adalah hari terberat bagi ayyara. Karena ia harus menjadi anak kos disaat ia masih sekolah. Setiap pagi ia harus mencari sarapan atau memilih untuk sarapan dikantin sekolah.

Ia pergi ke sekolah menggunakan angkutan umum untuk menghemat uangnya. Namun kali ini ayyara dan auriga lebih memilih untuk sarapan di kantin sekolahnya masing - masing.

"Loh ra kok lo naik angkotan umum sih?." Tanya ocha yang baru saja masuk ke dalam halaman dan melihat ayyara turun dari angkutan umum di depan sekolahnya.

"Iya cha sekali - kali gapapa dong."

"Aneh - aneh aja lo. Oh iya fiola masih neror lo?."

"Emmm, udah enggak kok."

"Serius?."

"Iya cha serius."

"Yaudah kalo gitu. Yuk ke kelas."

"Aku mau ke kantin dulu cha. Aku belum sarapan. Kamu mau ikut?."

"Boleh. Tapi gue nemenin lo makan doang ye. Gue udah sarapan soalnya."

"Iya cha. Baik deh." Ujar ayyara sambil menoel pipi ocha.

Setelah selesai sarapan di kantin dan berbincang - bincang. Mereka pun masuk ke kelas. Ayyara kali ini memilih untuk sebangku dengan ocha untuk mencari ketenangan.

"Cha aku sebangku ya sama kamu."

"Boleh sih. Tapi ntar clara duduk dimana?."

"Sama lucano kan bisa."

"Oh yaudah gapapa sih."

"Lo ngapain duduk di situ." Ujar lucano yang berada di belakang ayyara.

"Terserah aku lah."

"Yaudah sih nanya doang malah ngegas."

"Hai luc." Ujar fiola yang baru saja datang duduk di sebelah lucano.

"Kenapa la?."

"Lo udah sarapan?."

"Udah."

"Yaaahhh kirain belum. Padahal mau gue ajak sarapan bareng."

"Lo sendirian aja la."

"Lo gak mau nemenin gitu."

"Gue lagi sibuk."

"Sibuk ngapain?."

"Sibuk mager."

"Dih lucano. Yaudah kalo gitu gak jadi ah males."

"Ra, lo kenapa duduk di sini." Ujar clara yang baru saja datang ke kelas.

"Sementara kita tukeran bangku dulu ya clar."

"Yaudah ra gapapa."

Pelarajan pun dimulai. Lucano hanya melihat punggung ayyara dari belakang. Dia masih asing untuk sebangku dengan clara yang pintarnya sama dengan lucano. Berbeda dengan ayyara yang super lemot dan selalu bergantung dengan lucano.

"Halo ga, kamu dimana sekarang."
"Oke kakak otw kesana sekarang juga."

"Lo mau kemana ra?."

"Pulang cha. Adik aku kecelakaan."

"Astagfirullah, terus sekarang gimana keadaannya?."

"Gatau. Ntar pamitin ke guru ya cha. Aku otw dulu."

"Iya ra hati - hati. Kalo perlu bantuan kabari aja ra."

Ayyara tengah panik di jam istirahatnya yang seharusnya sekarang makan di kantin. Tapi malah harus menahan rasa laparnya karena auriga kecelakaan.

Hujan Yang Memeluk LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang