30. Tanpa Perasaan

8 2 0
                                    

Setelah ayyara di perbolehkan pulang oleh dokter. Kini kivandra membujuk ayyara untuk kembali ke rumahnya. Dia berjanji akan memperbaiki segalanya yang telah merusak fisik dan mental ayyara selama ini.

"Pa, tapi barang - barang aku masih di kos semua."

"Nanti biar auriga dan papa yang beresin semua, yang penting sekarang kamu pulang dulu sama mama."

"Makasih ya pa."

Kivandra memeluk ayyara yang kini berada di kursi roda menuju ke lobby. Keadaannya masih terlihat lemas dan kepalanya masih di balut perban.

Sesampainya di rumah, ayyara menatap ruang tamu yang selama ini ia rindukan. Matanya sudah berkaca - kaca, rasanya tidak menyangka. Dia bisa kembali ke rumah, namun dengan rasa saking sayang yang mulai tumbuh dari kedua orang tua ayyara.

"Yar, kamu istirahat dulu ya. Mama mau masakin masakan kesukaan kamu dulu."

"Maa.. ini beneran mama kan?."

"Kamu pikir siapa sayang?. Ini jelas - jelas mama kamu."

"Ayyara boleh peluk mama?."

"Boleh sayang." Nismara memeluk hangat ayyara, dan ayyara pun kalut dalam pelukan nismara.

Pelukan yang selama ini tak pernah ayyara rasakan. Tangisnya pecah dalam dekapan nismara, sementara nismara menahan air matanya agar tak terjatuh.

"Maafin mama nak, jika selama ini mama terlalu keras sama kamu. Sampai mau peluk saja harus minta izin seperti ini." Batin nismara yang menyeka air matanya yang hampir saja tumpah.

"Jangan nangis dong anak mama. Nanti cantiknya hilang." Ujar nismara sambil mengusap air mata ayyara yang jatuh membasahi pipinya.

"Tuhan baik ya ma, lewat kejadian ini. Akhirnya do'a yang selama ini ayyara langitkan terkabul juga."

"Harusnya Tuhan mengkuhum mama yar, karena mama sudah sangat jajat sama kamu. Dan mungkin saja ini malah hukuman buat mama. Agar mama bisa menyesali kesalahan mama sama kamu, dan mama janji akan menebus segala kesalahan mama di masa lalu yar."

"Mungkin harus melewati fase sulit dan menyakitkan dulu ya ma, agar bisa melihat pelangi setelah hujan. Dan sekarang ayyara gamau kehilangan pelangi yang sudah mewarnai hidup ayyara ini ma."

"Kamu gak akan kehilangan pelangi itu yar, mama janji."

Setelah puluhan purnama, akhirnya ayyara mendapatkan hal yang tak pernah ia dapatakan selama dia hidup dan dilahirkan. Kini dia sangat bersyukur, lewat tragedi kecelakaan. Akhirnya hanya Tuhan yang bisa membolak - balikkan hati seseorang begitu saja.

***

Malam ini ayyara sangat senang berkumpul kembali bersama keluarganya. Auriga merasakan senyum yang tak pernah ia lihat sebelumnya terlukis indah di bibirnya ayyara. Ayyara mulai merasakan arti cinta dari seorang ibu sekaligus ayah. Kini dia kembali ke rumah dan benar - benar di ratukan oleh kedua orang tuanya.

Tok.. tok.. tokk...

"Eh keknya ada yang ngetok pintu deh." Ujar auriga.

"Coba ga cek dulu siapa tau bener ada tamu." Jawab kivandra.

Ceklekk..

"Ayyara nya ada?."

"Ada. Kamu yang kemaren di rumah sakit kan?."

"Iya. Pacarnya kakak kamu."

"Oh. Masuk dulu kak. Biar aku panggilin kak ayya nya."

Hujan Yang Memeluk LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang