12. Hujan & Lara

10 3 0
                                    

Cuaca mendadak mendung. Ayyara masih duduk disana. Tiba - tiba hujan datang tanpa aba - aba. Ayyara yang selalu menyukai hujan, ia melepaskan sepatunya dan berlari di bawah air yang turun dengan deras tersebut.

Ia menari - nari dibawah hujan dan sangat menikmati hujan tersebut. Tak peduli jika ada yang melihat ia seperti anak kecil yang menyukai hujan - hujanan.

"Ayyaraaa!!.."

"Siapa yang manggil aku." Ayyara mencari sumber suara tersebut.

"Ayyaraaa. Ngapain lo masih disini." Ujar nathan yang datang menghampiri ayyara dengan payung.

"Nathan. Kamu belum pulang?."

"Hp gue ketinggalan di laci, terus gue balik lagi. Lo bisa sakit kalo hujan - hujanan kek gini. Ayo ikut gue." Nathan merangkul ayyara dan mengajak ia berteduh.

"Baju lo basah, nih pake hoodie gue." Ujar nathan sambil melepaskan hoodie yang ia pakai karena tidak tega melihat hoodie milik ayyara sudah basah kuyup.

"Ayo gue anterin pulang." Ajak nathan.

"Makasih nat. Tapi aku bisa pulang sendiri."

"Mau pulang naik apa?. Taxi hujan kek gini juga lama nunggunya."

"Bisa ojek online kok."

"Lo nungguin ojol juga lama ayyaraaaaa."

"Gapapa."

"Ayolah gue anterin sampe rumah. Keburu malem, lo juga harus buru ganti baju. Takutnya masuk angin."

"Tapi nanti mobil kamu basah semua gara - gara aku."

"Gapapa bisa di keringin. Ayo."

Akhirnya nathan berhasil membujuk ayyara untuk pulang bersamanya. Sebab hujan masih deras dan hari juga sudah mulai malam.

Sesampainya di rumahnya ayyara. Ternyata orangtua ayyara sudah pulang dari kerjaannya. Melihat kondisi ayyara yang basah kuyup membuat kivandra terpancing amarahnya.

"Astagaaaa yara!! Dari mana aja kamu jam segini baru pulang hah?!."

"A.. a.. anu paa... dari.."

"Ona anu ona anu. Jawab kamu dari mana." Sahut nismara.

"Ayyara kejebak hujan di sekolah om, tante. Kebetulan ketemu saya dan saya ajak ayyara untuk pulang."

"Tapi ini udah klewat jam pulang sekolah. Ngeluyur kamu!." Gertak kivandra.

"Maaf pa, tapi tadi hujan deras dan gak ada taxi sama sekali. Ayyara juga lupa gak bawa payung buat pergi ke halte." Jawab ayyara dengan menundukkan pandangannya.

"Sekarang cepat masuk kamar habis itu mandi. Baju yang belum di setrika masih banyak." Ujar nismara.

"Gile ya ortunya ayyara ini keturunan apaa. Gak bisa ngertiin anak sedikitpun." Gumam nathan dalam batinnya.

"Kenapa lagi pa ributin kak ayyara mulu. Capek riga dengerinnya." Ujar auriga yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Kakak mu itu udah pulang telat, baju basah semua. Nilai gak pernah bagus lagi." Ujar nismara.

"Udah riga bilangin sama mama sama papa kan, mau kak ayyara di les privatpun dimanapun. Dia masih akak tetap menjadi kak ayyara yang saat ini, gak berubah. Tolong mama sama papa mulai menerima kondisi anak kalian. Jangan beda - bedain riga sama kak ayyara. Kita sama."

"Emm, saya pamit pulang dulu ya om tante."

"Iyaa terimakasih sudah mau mengantar ayyara." Ujar kivandra.

Hujan Yang Memeluk LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang