5. Perusuh

20 5 0
                                    

"Eh lucano, kamu disini juga?. Sama siapa?. Sendiri?."

"Luc, udah dapet nih. Yuk kita nyari makan."

"Ayo ndra."

"Dia siapa luc?."

"Gak kenal juga gue, yukk."

"Ehhhhh, tunggu bentar." Ayyara menarik tangan lucano yang membuat langkahnya mendadak berhenti.

"Apa lagi?." Jawab lucano dengan tatapan sorot mata yang dingin.

"Kamu masih gak kenal aku?. Aku ayyara. Masag kamu lupa."

"Terserah. Ayo ndra."

"Ehhhh, luc kamu mau kemana?."

"Penting buat lo?."

"Aku ikut."

"Ngapain lo ngikut gue."

"Aku ga punya temen makanya ngikut kamu aja."

"Kenapa harus ngikut gue. Kan orang disini banyak."

"Mana kenal."

"Kenalan lah". Lucano kembaki melanjutkan langkahnha bersama andra.

Sesampainya di parkiran depan toko buku, ayyara masih membuntutinya dari belakang dan menghadang mobil lucano yang ia kendarai.

"Minggir lo, mau gue tabrak." Teriak lucano kepada ayyara dengan kepala yang menyembul dari bali jendela mobil.

"Aku ikut luccccc." Ayyara masih tetep kekeh untuk ikut dengan lucano.

"Gak ! Lo minggir apa gue tabrak."

"Luc, mending lo samperin dia dulu deh. Keknya tergila - gila sama lo sampe gila gitu." Ujar khandra yang duduk di sebelah lucano.

"Aelah ndra, ngrepotin mulu tuh cewek." Ujar lucano yang kembali keluar dari mobil nya dan menghampiri ayyara.

"Mau lo apa sih hah?!." Lucano menatap dingin dan tajam ke arah ayyara yang berada di depannya.

"Aku mau ikut." Jawab ayyara lirih dan gemetar. Karena ia sudah takut dengan tatapan lucano yang tajam.

"Kenapa lo selalu ganggu gue. Gak ada kehidupan lain selain ganggu gue!" Ujar lucano dengan sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Aku gak punya rumah, aku gak punya temen dan aku gak punya kehidupan. Yaudah maaf kalau aku selalu ganggu kamu." Ayyara dengan raut wajah bersedih langsung melangkahkan kaki dari hadapan lucano.

Lucano dengan rasa bersalah dia mengikuti ayyara dari belakang dan menarik pergelangan tangan ayyara dari belakang.

"Lo boleh ikut gue."

"Enggak makasih, lebih baik aku pergi aja daripada ganggu kamu kan."

"Enggak, lo jadi ikut gue gak?." Tanya lucano dengan sedikit menurunkan nada bicaranya.

"Makasih luc, tapi lebih baik aku gak ngikut kamu." Ayyara kembali melanjutkan langkahnya kembali dan lagi - lagi lucano menarik lengan ayyara.

"Lo mau kemana?."

"Nyari kehidupan yang kamu bilang tadi luc."

"Gue bercanda."

"Yaudah aku pergi dulu."

Lucano dengan rasa bersalah membiarkan ayyara pergi begitu saja. Meski ia merasa sejak bertemu dengannya dari awal hidupnya tidak baik - baik saja. Tapi lucano bukan tipikal orang yang kepo dengan urusan orang. Jadi ia juga tidak ingin tau apa masalah ayyara.

"Dia pergi luc?."

"Iya."

"Sebenernya dia tadi siapa? Mantan lo?."

Hujan Yang Memeluk LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang