27. Tawar

11 2 0
                                    

Ayyara terbangun di pagi hari dengan stok makanan yang sudah menipis. Uangnya pun juga tinggal tersisa sedikit. Namun beberapa kali dia di berikan uang untuk kebutuhan hidupnya selama di kos oleh auriga. Auriga sering mampir di kos ayyara seusai pulang sekolah.

Sesampainya di halaman sekolah. Ayyara pergi ke kantin sekolah untuk sarapan terlebih dahulu. Dan dia kali ini harus lebih berhemat agar tidak merepotkan auriga lagi.

"Selamat pagi sayangku." Ujar nathan yang baru saja sampai sekolah dan duduk di depan ayyara.

"Eh nat."

"Maaf ya tadi gue gak bisa jemput lo ra. Soalnya motor gue lagi dibengkel. Ini aja gue di anter bokap gue. Lo gapapa kan?."

"Gapapa." Jawab singkat ayyara dengan memberikan senyuman tipis ke nathan.

"Oh iyaaa, hari ini agenda classmeetingnya pertandingan basket kan ya. Kelas lo udah ada perwakilan?."

"Udah nat."

"Pasti lucano, gibran, deon, haikal, calvin sama johnahtan."

"Gatau juga sih."

"Kalo kelas gue sih. Gue sendiri ra. Ntar lo dukung gue ya."

"Iya."

Ayyara nampak begitu malas menanggapi topik obrolan dengan nathan. Rasanya sangat berbeda dengan kemarin yang masih menjadi teman curhat dan ngobrol.

Energi ayyara serasa di kuras habis saat bertemu dengan nathan. Rasanya hanya malas dan tidak berselera menjawab segala pertanyaan yang nathan lontarkan.

"Sayang, pokoknya lo harus semangatin gue ya. Gue mau tanding sama kelasnya lucano. Oke."

Jawab ayyara hanya tersenyum dan mengangguk. Kini nathan sudah berada di tengah - tengah lapangan basket untuk bertanding dengan kelas XI IPA 2.

"Oke gais pokoknya kita harus kompak. Jangan ada yang gegabah terutama lo yon. Jangan gampang kepancing emosi." Ujar haikal selalu kapten basket.

"Lo tenang aja kal. Gue bakal kalahin tim nya nathan."

Kelas XI IPA 2 sendiri diwakili oleh haikal, lucano, deon, gibran dan reihan. Sebelumnya tim mereka juga pernah memenangkan turnamen bola basket antar sekolah.

Pertandingan telah berlangsung. Tim nathan sudah mencetak 1 rekor di menit ke 15. Nathan beberapa kali mencuri pandang ke arah ayyara yang nampak tidak memperhatikan dirinya. Namun memperhatikan lucano. Hingga akhirnya bola di tangan nathan berhasil di rebut oleh deon, lalu deon berhasil memasukkan bola tersebut ke dalam ring. Kini point mereka imbang.

"Ra, lo kalo lihat nathan kedip dikit napa."

"Aku lihat lucano cha."

"Maksud lo?."

"Eh, maksud aku lihat mereka semua cha. Bukan nathan doang."

"Lo masih belum punya perasaan sama nathan?."

"Sampai kapanpun gak bakalan bisa cha. Soalnya aku udah anggep dia kek temen gibah aku sendiri sebelumnya. Eh jadinya malah gini."

"Mungkin lo terlalu ngasih nathan harapan ra."

"Padahal aku sama sekali gak pernah ngebaperin dia."

"Mungkin perlakuan lo terlalu baik, jadi nathan mudah menyimpulkan kalau lo juga suka sama dia."

"Aku juga udah baik sama orang cha. Tapi dianya tetep gak suka."

"Siapa?."

"Pak richard."

"Lo gila suka sama guru sendiri !."

"Canda chaaa."

Kini score tim haikal lebih unggul dari tim nathan. Dan di beberapa detik terakhir, nathan mencoba memancing emosi deon dengan membuat amarahnya meledak.

Hujan Yang Memeluk LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang