"Deon!. Sekali lagi kamu bikin ulah di sekolah. Papa terpaksa harus home schoolingin kamu di rumah."
"Tapi pa..."
"Gak ada tapi - tapi an."
Suasana pagi hari yang cerah, membuat ayyara semangat melakukan aktivitasnya di sekolah. Apalagi jam pertama ada mapel olahraga. Dia sangat menyukai mapel tersebut.
"Lucano maju kamu kedepan!." Ujar guru olahraga tersebut.
"Kenapa kamu tidak membawa kaos olahraga kamu?!."
"Maaf pak saya lupa."
"Kamu tidak baca pengumuman di grup kemarin? Kalau semua siswa kelas IPA 2 harus membawa seragam olahraga."
"Saya telat bacanya pak. Baru buka hp tadi di sekolah."
"Kamu bapak hukum. Lari keliling lapangan 10x."
Lucano tidak menjawab apapun, ia berlari memakai baju OSISnya di bawah terik matahari yang cukup membuatnya berkeringat.
"Sudah pak." Ujar lucano setelah menyelesaikan hukumannya.
"Masuk ke dalam barisan."
Lucano masuk kembali ke dalam barisan disaat teman - temannya sedang melakukan pemanasan.
"Luc...ssstt.. sstt.."
Lucano mengabaikan ayyara yang berada di sebelahnya. Dia masih fokus untuk mengikuti gerakan pemanasan.
"Lucanoo...ssttt."
Sesekali lucano hanya melihat dari ujung ekor matanya. Entahlah lucano sangat risih dengan ayyara yang masih saja memanggil dirinya.
"Baik anak - anak, pemanasan cukup. Bapak akan bagi menjadi beberapa kelompok terlebih dahulu. Deon, gibran, lucano, johnahtan, calvin dan tio kalian kelompok 1. Melawan kelompok cewek yaitu ayyara, ocha, imelda, bunga, fiola dan clara."
"Yahhh gak adil dong pak. Masag kita cewek lawan mereka yang cowok." Ujar ocha.
"Sudah anggap saja ini hanya latihan. Bapak akan mengambil nilainya besok waktu ujian basket minggu depan."
Mereka akhirnya bermain basket di tengah lapangan. Meskipun tidak imbang, ayyara sangat cukup baik dalam mengimbangi tim lawan.
Score pertama dicetak dari tim cewek. Ayyara berhasil memasukkan bola ke dalam ring. Permainan mulai kembali sengit. Alhasil lucano berhasil mencetak score satu point untuk tim cowok.
Hari sudah mulai sangat terik. Padahal waktu masih menunjukkan pukul 09.00 WIB. Mereka kembali ke kelas untuk mengambil ganti baju seragam OSIS. Tidak dengan lucano. Ia membuka 3 kancing bajunya karena sudah tidak tahan lagi dengan gerah yang menyelimuti tubuhnya. AC kelas pun rasanya belum cukup untuk mendinginkan tubuhnya.
"Hai luc, nih aku bawa air dingin buat kamu." Ujar fiola yang memberikan sebotol air mineral untuk lucano.
"Makasih la, lo gak perlu repot - repot gini."
"Enggak kok. Btw, tadi kamu mainnya jago baget. Bisa ngimbangin tim gue."
"Biasa aja sih menurut gue."
"Seragam lo bau matahari luc. Mau gue cariin seragam ganti?."
"Gak usah la makasih."
"Hai luc." Ujar ayyara yang baru saja datang dan duduk di sebelah lucano.
"Nih aku bawa air mineral dingin buat kamu." Ayyara menyodorkan sebotol air mineral dingin untuk lucano.
"Makasih. Tapi gue udah di kasih sama fiola."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Yang Memeluk Lara
RomanceSeperti awan yang mulai kelabu, menjatuhkan diri dalam bentuk rintik yang membasahi tanah. Terkubur dalam satu waktu yang bersamaan. Rintik itu nantinya akan kembali lagi sebagai hujan yang akan membasahi luka mu. Mungkin akan terasa perih, namun s...