16. Sisi Baik Kutub Es

13 3 0
                                    

"Pa, lucano izin keluar sebentar boleh?."

"Mau kemana luc?."

"Ini mau fotokopi tugas."

"Yaudah, kamu pakai mobil papa aja."

"Lucano pengen motoran aja pa."

"Yaudah pakai motor mama atau gak motor deon."

"Iya pa."

"Ini luc kunci motor deon."

"Makasih pa."

"Mau kemana lo?." Tanya deon.

"Fotokopi ini yon. Punya lo sekalian gak?."

"Sekalian lah."

"Oke."

"Lo naik apaan?."

"Motor lo."

"Yaudah pulang bawain gue nasi goreng depan komplek."

"Iya yon."

Lucano mengambio motor deon yang ada di garasi lalu memanasinya sebentar. Kemudian ia segera mencari fotokopi daerah sana. Selama di perjalanan dia melihat kiri kanan untuk memastikan ada tukang fotokopi terdekat. Lalu ia menemukannya tepat dipinggir dalan dekat sebuah caffe yang selalu buka 24 jam.

"Bang fotokopi dong. Yang ini 10 lembar. Ini 10 lembar."

"Siap bang. Ditunggu bentar."

"Udah bang?."

"Udah totalnya 10 ribu aja bang."

"Ini uangnya bang makasih."

Lucano kemudian segera menyalakan mesin motornya lagi. Namun ketika ia melewati caffe tersebut. Terlihat ada seorang yang ia kenal sedang duduk di trotoar bawah pohon depan caffe tersebut.

"Eh, ngapain lo disini."

"Eh, kamu ngapain disini?."

"Balik nanya lagi."

"Aku udah dari tadi disini."

"Ngapain? Ngemis?."

"Jaga ya mulut kamu!."

"Terus kenapa?."

"Bukan urusan kamu."

Lucano akhirnya turun dari motor dan melepas helemnya. Lalu mendekati ayyara dan ikut duduk di sebelahnya.

"Ngapain kamu ikutan duduk disini. Pulang sana."

"Lo ngusir?."

"Iya."

"Lo udah makan?."

"Belom."

"Yaudah sama. Yok ikut gue."

"Kemana?."

"Masuk lah."

"Gakmau."

"Gue traktir."

"Enggak makasih."

"Yaudah sih kalo gak mau." Lucano melangkahkan kakinya untuk masuk ke caffe tersebut. Ia menaikki motornya lagi lalu memarkirkannya di depan cafe. Tapi tiba - tiba ayyara membuntutinya dari belakang.

"Ngapain lo ngikutin gue."

"Gue mau."

"Mau apa?."

"Udahlah." Ayyara kesal lalu membalikkan badan untuk pergi. Namun lucano menarik pergelangan tangannya untuk memberhentikan ayyara.

"Apasih pegang - pegang. Kamu pikir aku cewek apaan." Ujar ayyara sambil mengelap pergelangan tangan yang dipegang oleh lucano.

"Yaudah ayo buruan masuk."

Hujan Yang Memeluk LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang