kincir angin yang ditiup

chap 4

sailom mengerti jika tidak mudah untuk kanghan melakukan kursus, itu sebenarnya lebih susah dari pada memaksa seorang anak untuk meminum obatnya. jadi tidka sulit untuk membayangkannya. dia duduk sendiri diatas meja kayu di sebrang lapangan bola, menunggu kanghan sepulang sekolah. sailom sudah siap dengan sesuatu yang akan terjadi.

tetapi, dia tidak menyangka ini terjadi 3 hari berturut-turut.

sailom dengan cepat meletakkan buku-buku diatas meja, agar dia bisa menyusul kanghan. tetapi suara motor yang mengarah keparkiran mengambil perhatiannya. lalu dia melihat seseorang yang membuatnya menderita dudukdiatas motor itu, dan orang itu tersenyum lembut kearahnya. sailom sangat ingin menendangnya turun dari motor. jika dia bisa menyelesaikan les nya sendiri, tindakan kanghan bukanlah masala besar, oleh karena itu jika orang yang membutuhkan bimbingan belajar tetapi tidak kooperatif, tanda kehilangan perkerjaan akan semakin jelas.

" kemana kamu ingin pergi?" teriak sailom dengan suara kesal, karena kanghan berprilaku seperti anak kecil.

" urusan ku" jawab kanghan, kemudian mengacungkan jari tengahnya ke langit, seolah mengumumkan kemenangan.

" SI BRENGSEK INI! "

bahkan saat sailom berteriak malah ke kanghan, apa yang dia lakukan hanya mengejutkan murid lain disekitarnya. kangan juga terkejut, karena dia pikir dia telah meninggalkan sailom, dia mematikan gas nya, kanghan melihat ke sekelilingnya, dia melihat sailom berlari kearahnya, wajahnya terlihat ketakutan, dia melajukan motornya lagi mencoba menambah kecepatan, tetapi jalan menuju gerbang sekolah harus berbelok.

" kenapa kamu mengikutiku?"

" berhentikan motormu"

" aku menyuruhmu tidak mengkuti ku sekareng, mengerti?"

" jadi biarkan aku menyampaikan sesuatu kepadamu, ok?"

ngomong-ngomong sebelum kanghan bisa kabur, sailom melompat kebelakang motornya, kanghan tidak dapat melarikan diri, dia tertegun sejenak.

" apa kamu gila? apa yang akan kamu lakukan? apa kamu ingin mati?"

" apa yang akan kamu lakukan?' aku mau menangkapmu dan mengajarimu dikehidupan mu yang selanjutnya"

" jangan bercanda"

" aku memberi tahu kebenarannya, kamu harus melakukannya"

" kamu turun, aku akan mati dan aku tidak ingin melakukannya"

" kalau begitu mari kita mati bersama, aku akan mengajarimu di neraka"

" aku tidak belajar"

" tetapi aku ingin mengajari mu" sailom tidak perduli, tanggannya menggenganm pinggang sang pengemudi.

" kenapa kamu memeluk ku?" teriak kanghan.

momen itu membuat tubuhnya lepas kendali, jika dia tidak hati-hati, mobilnya akan kehilangan kontrol yang mana akan sangat menakutkan. beruntungnya karena jalan yang dituju masih jauh, tidak banyak mobil yang keluar masuk sekolah saat ini.