chap 13

1.5K 98 5
                                    


jika di dunia ini ada penghargaan, meskipun sedang patah hati namun masih mengasihi dan memberkati orang lain, sailom merasa harusnya dia menjadi kandidat terbaik di peghargaan itu. jelas, pimfa tidak bisa menolak kanghan, keduanya sudah menadi teman selama bertahun-tahun dan mereka adalah pasangan yang serasi dimanapun. jadi saat kampus mengumumkan akan mengadakan festival olahraga bulan depan, mereka juga meminta pra mahasiswa bergabung di acara ini, sailom langung menambahkan nama kanghan sebagai ketua tim sorak, karena dia tahu pimfa bertanggung jawab untuk tim lain, yang mana bisa memberi keduanya waktu seperti yang kanghan mau.

" aku tidak mau di tim pemandu sorak" malam sebelum tidur, kanghan mengeluh ke sailom lagi.

" tapi bukannya kamu mau daftar ke fakultas komunikasi? ini bisa memberi mu pengalaman lain, kamu bisa menambahkannya ke CV mu, hal ini juga bisa menambah keunggulan mu pada saat interview masuk kampus, pelajari lebih"

kanghan melihat sailom yang sedang menjelaskan dengan ekspresi gembira,dibandingkan dengan sikap sailom yang dingin dan berbeda kepadanya dari jauh, tepatnya dekat tetapi jauh, tapi sebenarnya hal itu tidak mengganggu kanghan, tapi dia tidak repot-repot untuk berpikir lebih jauh, karena apa yang terjadi sekarang dia ingin meledakkan kepalanya.

" aku tidak ingin masuk ke fakultas komunikasi lagi"

" apa?!"

" aku meraasa tidak cocok sekolah disana"

" apa yang salah dengan mu, terakhir kali kamu ber partisipasi di 'open day' bukannya kamu ingin mengambill ujian itu? "

"tapi sekarang aku tidak menginginkannya"

"bisa kah kamu berhenti mengerjaiku, seperti anak kecil. siapa yang suka dengan sifatmu ini?"

" apakah kamu mengataiku dan mecoba untuk berdebat dengan ku?"

bertemu dengan tatapan tajamnya, sailom melompat dari sofa untuk menhindarinya, dia mengambil buku yang ditulis untuk kanghan belajar, dah menaruhnya ke rak buku. setelah itu, dia berediri dan ke kasur untuk tidur, dia hampir membaringkan tubuhnya di pinggir kasur untuk menghindar dari kanghan.

diamnya sailom membuat kanghan sadar jika orang itu tidak mau berdebat dengan kanghan, karena dari awal mereka bertemu sampai kedekatan mereka yang sekarang, sailom adalah orang yang penyabar, tidak emosional, dan hampir menyelesaikan semuanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dan juga dia jarang bertengkar dengannya.

tapi kali ini, kanghan masiih merasa tidak nyaman karena ditolak pimfa, dan dia juga tidak akan membiarkannya  begitu saja, karena jika dia terpilih sebagai ketua pemandu sorak, dia akan banyak berhubungan dengan pimfa, mungkin sebelumnya itu tidak penting, tapi sekarang dia tidak bisa tidak memperhatikan bahkan dia akan bertemu dengan pimfa setiap hari, tapi dia selalu bertindak seolah-olah tidak ada yang salah, masih berbicara dengannya seperti orang normal, yang membuat kanghan merasa tidak nyaman.

" kita belum selesai berbicara" kanghan duduk, melihat kearah sailom yang tidur membelakangi nya.

" tapi aku sangat ngantuk"

"  tapi ini bukan waktumu untuk tidur" kata kanghan melihat kearah jam digital disebelah kasurnya, sekarang jam 10 malam, ini bukan waktunya sailom untuk tidur"

" duduk, kita akan berbicara"

" aku capek, tidak bisa kan aku tidur terlebih dahulu?"

" kamu capek kenapa? aku yang seharusnya capek, aku harus belajar setiap hari di kelompok pemandu sorak"

kincir angin yang ditiupWhere stories live. Discover now