chap 8

1.4K 105 14
                                    

di waktu yang sama, di sudut rumah itu, ayah kanghan baru saja pulang dari kantor dan melihat sailom dan kanghan duduk bersama di tengah taman. pria paruh baya itu melihat anaknya mengerjakan tugas sekolah dengan fokus, dia merasa kaget dan aneh, ibunya datang dan melihat kearah yang sama melalui jendela kaca yang besar.

" siapa anak itu ma?"

kanghan sering membawa temannya kerumah, jadi ayahnya familiar dengan nava,mac dan pimfa, tetapi anak yang ini dia tidak pernah melihatnya.

" itu sailom, anak yang aku rekrut untuk mengajari kanghan"

" bukannya anak itu membatalkan les nya?"

" aku juga tidak tahu mengapa sailom setuju untuk mengajar kanghan kembali, tapi bukanya itu hal bagus? lihat, kanghan belajar dengan giat, hal yang sudah lama tidak aku lihat" nenek ging melihat kearah cucu kesayangannya dan tersenyum.

" itu benar" gong menjawab lalu terdiam

" dan sailom bilang sekarang kanghan lebih serius di sekolah"

" berama lama dia bisa bertahan?"

" kamu selalu sama, dia jadi lebih rajin dan ingin berubah, bukannya lebih baik kamu memberinya hadiah?"

" dia tidak meminta apapun"

" dengan kata lain, jika dia membuka mulutnya dan bertanya, apakah kamu akan memberinya izin?"

nenek ging melihat ke arah ayah dan anaknya dari kejauhan, seperti mereka orang asing, nenek melihat pemandangan ini setiap hari berharap agar ayah dan anak ini bisa berbicara bersama seperti sebelumnya. saat ini, pikiran nenek muncul, ini bisa menjadi kesempatan untuk ayah kanghan dan kangan mengerti satu sama lain.

jadi, setelah sailom berpamitan sebelum makan malam, kanghan pergi ke dapur untuk mengambil minum, nenek ging datang ke sebelah cucunya dan membicarakan tentang itu.

" hari ini ayahmu melihat sailom datang ke rumah kita dan bertanya apa yang dia lakukan"

" ayah mungkin tidak percaya orang seperti ku bisa belajar dengan orang lain betul?" kanghan mencemooh dengan nada normal.

" ngomong-ngomong bagaimana sekolah? sepertinya ayahmu memperhatikanmu untuk ulangan tengah semester ini "

"apakah itu benar?!" anak yang mendengar ayahnya peduli, dengan antusias bertanya ke neneknya

" apa nenek terlihat berbohong kepada mu?, jika kamu tiak percaya, kamu dapat pergi ke ayahmu, mintalah hadiah seperti waktu kamu kecil, imbalan jika kamu bisa melewati semua pelajaraan di ulangan tengah semster nanti"

kanghan mengangguk setuju, makan malam hari ini penuh dengan kenyamanan yang tidak pernah dirasakannya, karena di meja makan biasa ini biasanya hanya terdengar suara nenek yang sering bercerita tentang cerita lama, sisanya sunyi.

tetapi makan malam kali ini kanghan merasa sangat enak.

"saat ini aku meminta sailom untuk lebih mengajariku, untuk bersiap ujian tengah semester"

kanghan berbicara setelah makan, gong melihat kearah anak semata wayang nya dan mengangguk, membiarkan anaknya mempunyai keberanian,seperti yang nenek katakan.

" kalau aku lulus di semua mata ujian, bisa kan aku menerima hadiah?"

" apa yang kamu mau?"

" Moge (motor gede)... apakah boleh?" kanghan berbisik, karena harganya sangat mahal, dia tidak percaya diri jika ayahnya akan setuju.

kincir angin yang ditiupWhere stories live. Discover now