badai mulai datang pada saat kita senang, benar?
***
kursi di taman depan terasa lebih dingin hari ini karena kanghan dan sailom tidak lagi duduk diatasnya untuk belajar di akhir pekan seperti dulu, meja didepannya yang memiliki ukiran yang rumit hanya untuk secangkir kopi yang dingin, dan pemiliknya tidak berniat menyentuhnya, walaupun sudah dipegang selama belasan menit, tuan gong duduk dan melihat kesekitar taman yang luas, tapi pria tua ini merasa kesepia, anak satu-satunya bertekad dan mengemasi pakaiannya untuk pindah ke rumah sailom selama seminggu.
" memikirkan anak mu?" suara dari seseorang yang sudah mengenal dia sejak lama terdengar, dan nenek dibantu saifah berjalan mendekat, saifah sekarang menjadi pengasuh penuh waktu nenek ging, meski nenek bisa berjalan lagi setelah operasi lutut.
" aku takut dia akan membuat masalah lagi, dia punya rumah tapi tidak ditinggalinya, malah pergi ke rumah orang lain, bahkan merepotkan sailom" kalimat terakhir tuan gong melihat kearah saifah, seperti meminta maaf karena anaknya yang keras kepala, diwaktu yang sama juga berterimakasih.
" sailom tidak masalah, adik ku bisa punya teman di sampingnya pada saat aku kerja"
" meski begitu, tidak benar kanghan melakukan itu"
" ada yang tidak beres?" nenek ging bertanya dan duduk di kursi kosong, dan meminta saifah untuk duduk di bangku lain.
" dia selalu menghindar dari masalah" tuan gong menjawab ibunya.
" kamu bilang anak mu menghindari masalah, tapi bukannya kamu memakai uang untuk memecahkan masalah mu sendiri?"
di titik ini tuan gong tidak dapat disangkal, suatu hari setelah berdebat dengan kanghan di chonburi, malam itu saat anaknya pulang kerumah, dia duduk di ruang tamu dengan wajah yang dingin, karena dia sangat marah ke prilaku kanghan yang seperti anak-anak. lalu anak itu mengemas pakaiannya dan pergi ke rumah sailom. tapi saat dia sendiri, dia denga cermat mengigat berbagai jawaban kanghan pada hari itu, ayah itu tiba-tiba mengingat dan menyadari bahwa dia juga bersikap seperti anak kecil, mencari jalan untuk memberi anak nya kesempatan untuk melakukan apa yang dia suka atau memiliki kehidupan yang baik yang dia ingin kan, tetapi apa yang dia lakukan berbeda, maka dia seperti anak kecil yang tidak tahu bagaimana menjadi dewasa.
" orang dewasa juga bisa mebuat kesalahan, tapi orang dewasa harus belajar dari itu dan seharusnya tidak melakukan hal yang sama kembali"
kata-kata ibunya seperti baskom yang berisikan air dingin yang disiram ke pangkuannya, walaupun tuan gong sudah dewasa da dia adalah seorang ayah tapi di mata ibunya dia masih menjadi seorang anak yang membutuhkan dukungan.
" jika kamu berkata kanghan salah, maka dalam hal ini kamu juga salah"
" karena aku tidak mempercayai anak ku" tuan gong berkata.
" terkadang yang dibutuhkan seorang anak belum tentu sukses dalam hidup, tapi hanya tangan yang hangat, yang memegang mereka saat mereka jatuh, memegang mereka saat mereka kelelahan, dan memegang mereka saat dibutuhkan dan memperi mengera pengertian"
"..."
" coba bertanya pada dirumu sendiri.. di masa lalu apakah kamu pernah mengulurkan tangan untuk diambil oleh seorang anak?"
saifah melihat ke ibu dan anak yang sedang duduk dengan diam melihat kearah satu sama lain, dan berfikir hati-hati tentang yang nenek ucapkan, meski bertahun-tahun hidup tanpa orang tua, terkadang ada kesempatan untuk merasakan keluarga yang hangat, dan adik kecilnya, sailom adalah hal terpenting yang memberinya motivasi untuk melewati hari-hari yang sulit di hidup.
dia bisa melakukan apapun untuk adiknya, jadi dia bisa merasakan cinta keluarga dan perhatian.
YOU ARE READING
kincir angin yang ditiup
Roman d'amour‼️hanya translate kasar, dari series baru GMM yg akan tayang 18 agustus cerita tentang kanghan & sailom judul sebelumnya romansa yg berbahaya, aku ganti supaya aman! tidak untuk diperjual belikan atau mengambil keuntungan. viet trans by @perthchi...