chap 24

1.3K 63 7
                                    

mobil yang melaju dengan rute yang sama setiap hari telah menjadi pemandangan yang biasa bagi pengemudi dan penumpang di kursi belakang, nam masih berperan sebagai supir di keluarga itu, karena tidak ada seorang pun yang tahu jika nam dan saifah mengenal satu sama lain. jadi setelah kasus itu terjadi, saat polisi mengintrogasi semua orang dirumah dan tidak menemukan hal-hal yang mencurigakan, nam juga terlihat sudah menjadi penjaga rumah, melanjuti untuk mengurus bagian rumah di luar dan dalam, apalagi kini saifah sudah dinyantakan bersalah sebagai tersangka, rumah ini kembali hening seperti semula.

setelah penangkapan saifah, nam harus memikul tanggung jawab untuk merawat nenek ging, tapi dia hanya menolong sesekali ketika dibutuhkan. karena berkat perawatan setelah operasi dan istirahat sejenak, nenek ging sudah bisa berjalan kembali dengan mudah. nam mengira dia akan sekuat saifah, tapi tidak ada yang menyebut namanya dengan waktu yang lama.

nam memberhentikan mobil di depan rumah sakit, dan membantu nenek ging untuk turun dari mobil, lalu memarkirkan mobilnya dan ikut naik keatas, ke area dimana tuan gong dirawat, setelah melewati masa keritis, kondisi tuan gong terbilang stabil, tapi karena masih koma, para dokter memindahkannya ke ruangan ICU agar tetap hidup dengan alat medis yang diperlukan.

hari ni, nam mengira seperti biasa, dia akan menerima indo dari dokter yang memeriksa tuan gong sebelum jam sepuluh pagi, dokter akan mengatakan kondisinya stabil, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. tapi saat pintu ruangan terbuka dan dia mendengar suara familiar dari dokter yang merawat, nam bergegas menuju bangsal unutk melihat kondisi tuan gong.

" pasien mulai bereaksi"

" ini bukan hanya imajinasi ku kan? aku melihat anak ku menggerakkan jari nya"

" keluarga silahkan datang dan lihat " dokter perlahan menekan ujung bulat pena ke telapak tangan tuan gong, dan tak lama kemudian pria yang berbaring itu mulai bereaksi dengan gerakan di jarinya.

" nak..." nenek ging memandang senang kearah anaknya.

" pasien seperti ini tentu akan cepat sembuh, karena pada kasus sebelumnya, saat terjadi reaksi seperti ini, tubuh pasien berangsur pulih"

namun, ditengah kegembiraan para dokter dan perawat yang telah merawat pasien dengan baik dari awal, dan nenek ging yang selalu berdoa setiap hari untuk anaknya agar selamat dan sehat kembali, ada seorang yang mengetahui segalanya tapi tidak menginginkan tuan gong untuk bangun.

di sebuah gang sepit ada daerah rumah yang berantaan, tempat ini hampir sepi, tapi tidak ada yang tahu jika di tempat itu ada salah satu bangunan yang dijadikan raja rentenir sebagai tempat persembunyian raja rentenir jeng, yang tinggal disini dan menghasilkan banyak uang dengan membuka kasino.

pria tinggi kurus itu bergegas menuju kantor pria yang juga merupakam sepupu sekaligus bosnya, dia tidak berani untuk menceritakan hal ini melalui telepon, karena dia khawatir dengan isi pembicaraan ini, jadi di aingin datang ke sini sendiri.

" nam "

sapaan dari pria itu mengagetkan pria bermata abu-abu, karena dia tidak melihat orang yang lain duduk agak jauh dari tempatnya berdiri.

" apa yang salah dengan mu? sangat bersemangat, bukannya kamu harus mengurus wanita tua dari rumah yang lain?"

jeng duduk bersandar di sofa, mengistirahatkan kakinya di meja rendah di depannya dan memegang beberapa jam tangan terkenal di tangannya, melihat kearah benda-benda itu dengan puas.

" pemilik rumah yang aku tembak akan sadarkan diri!"

nam menjelaskan dengan panik, mengambil kesempatan nenek ging yang sedang menjenguk kondisi tuan gong saat ini, dia menyelinap keluar dan menginformasikan sepupunya. apa yang terjadi dia dan jeng mempunyai sesuatu yang harus dibicarakan atas tragedi dirumah kanghan pada malam itu.

kincir angin yang ditiupWhere stories live. Discover now