chap 21

1.2K 71 4
                                    

sirene ambulan bergema di sepanjang jalan, membangunkan orang-orang yang tinggal di sekitar, belum lagi rumah besar yang penuh dengan orang-orang yang kebingunan dan terlihat kacau, walaupun beberapa jam yang lalu mereka masih tersenyum dan makan malam bersama, karena ikatan keluarga yang setelah bertahun-tahun ada salah paham, tapi setelah tembakan melengking seperti badai dahsyat yang mengakhiri kebahagiaan keluarga ini.

dengan bantuan semua orang, tuan gong dibawa ke rumah sakit, dan semua hanya bisa tinggal disini menunggu polisi untuk merekam kesaksian dengan introgasi awal, sampai tim forensik mengumpulkan informasi awal. karena polisi menemukan bahwa ada orang yang memegang senjata itu di tangannya, hanya saifah. jadi dia masuk ke daftar tersangka, sampai polisi menemukan kebenarannya, saifah akan ditahan di kantor polisi sambil menunggu penyelidikan.

sailom menyaksikan tanpa daya ketika dia melihat saudaranya diborgol oleh dua polisi dengan tatapan ngeri, dia merasa sangat takut, rasa yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. bahkan saat dia dikepung dengan penagih hutang, itu sangat jauh dibelakang rasa takut yang dia rasakan sekarang.

" aku tidak melakukannya, sialom, kamu harus mempercayaiku" saifah melihat ke saudara satu-satunya yang dia punya, berteriak keras seolah ingin mengatakan sesuatu yang lebih, tapi hanya bisa mengulangi kalimat yang sama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" aku tidak melakukannya, sialom, kamu harus mempercayaiku" saifah melihat ke saudara satu-satunya yang dia punya, berteriak keras seolah ingin mengatakan sesuatu yang lebih, tapi hanya bisa mengulangi kalimat yang sama.

" sungguh, aku tidak melakukannya, aku tidak melakukan itu"

" kalau begitu beri tahu polisi apa yang terjadi di pengadilan" sailom berjalan kearah polisi, membungkukan kepalanya dengan lembut dan meminta untuk berbicara dengan saudaranya sebentar, dan polisi mengangguk setuju.

" aku tidak melakukannya"

" lalu katakan lah siapa yang melakukannya?"

permintaan sailom tidak ada artinya, saifah hanya terdiam, polisi merasa ini terlalu lama, jadi mereka membawa tersangka ke kantor polisi dibawah pengawasan yang lainnya, melalui mata saudaranya, dia sangat percaya bahwa saudaranya tidak akan melakukan hal yang begitu kejam, dia mungkin sangat licik, selalu suka menipu orang lain dengan perkatannya, tapi sialom yakin bahwa saifah bukan tipe orang yang cukup kejam untuk menyakiti orang lain.

darah di tubuhnya mengalir deras, sailom menggunakan giginya untuk mengigit bibir tipis untuk menekan rasa takutnya, tangan rampingnya mengepal, jarinya menyentuh telapak tangan, tapi itu tidak membuat sailom kembali sadar, walaupun tangan lebar kanghan dengan lembut meraih bahunya, dia bahkan tidak mengetahui itu, dan masih bingung memikirkan apa yang telah terjadi.

dia benar-benar tidak mengerti...

karena berdiri tidak jauh dari tuan gong yang pingsan di lautan darah, saifah terlihat sangat takut dengan sesuatu, seluruh badannya gemetar, dia memegang senjata pembunuh di tangannya, meskipun dia berulang kali menyangkalnya, dia masih tertap diam dengan apa yang terjadi, semuanya berjalan seperti mimpi buruk, seperti pengingat yang baru saja dia rasakan, semuanya seperti kebohongan.

kincir angin yang ditiupWhere stories live. Discover now