Chap 5

1.5K 112 11
                                    

di posisi yang sama, beberapa hari yang lalu sailom hanya duduk sendirian menunggu seseorang untuk duduk disampingnya, tetapi hari ini ada seseorang yang duduk bersama nya, wajah dan ekspresi orang lain itu terlihat tidak menginginkan nya, tapi untungnya dai tetap datang.

" kamu coba kerjakan ini seperti apa yang aku tunjukan " Sailom memberi sepotong kertas dengan soal yang mudah ke lelaki yang cemberut. saat kanghan melihat angka di kertasnya, alisnya makin mengerut.

" ini susah."

" kamu belum mengerjakannya, bagaimana kamu tahu itu susah?"

" cuma liat juga udah keliatan"

" tapi semua orang bisa mengerjakannya"

" itu orang lain, bukan aku"

sailom menghirup nafas dalam, dan berhasil menaruh selembar kertas didepan kanghan, tetapi dia tidak melihat apa yang kanghan lukan selama beberapa menit, untuk menahan amarah nya, sailom hanya bisa menghitung satu sampai sepulug dalam hatinya, mengajarkan orang lain butuh kesabaran, tetapi kalau itu kanghan kesabarannya meningkat pesat.

" apakah kamu bisa melakukannya?'

sailom melihat angka di ponsel dan bertanya setelah lima belas menit, tetapi kanghan hanya menatap kertas kosong tanpa melakukan apapun.

" jika aku melakukannya, aku akan melakukannya"

sailom mengambil nafas dalam, mengambil kertas putih itu dan menaruhnya di tengah meja, tangan yang lain mengambil buku yang berisi rumus yang sudah diajarkan, menunjukn keduanya.

" pertama liat pertanyaannya dan kemudian lihat rumus apa yang dibutuhkannya"

pulpen di tangan sailom menjuk ke judulnya, tetapi orang yang seharunsya mendengarkan mengalihkan pandangannya ke parkiran di sisi meja mereka.

" apa kamu mendengar apa yang aku katakan?"

" katakan, aku akan dengarkan"

" kamu tidak bisa cuma mendengarnya, mata mu harus melihatnya juga"

kanghan menoleh dengan patuh, tetapi matanya yang seharusnya melihat ke kertas malah melihat ke sailom, keduanya berpandangan, sailom dengan cepat mengalihkan pandangannya.

" aku sudah katakan cara ini tidak berkerja dengan ku" kata kanghan.

" apa yang kamu maksud?"

" permasalahannya bagaimana kamu berfikir untuk mengajariku"

" lalu dengan cara apa yang harusnya aku ajarkan ke kamu?"

" tidak perduli bagaimana kamu mengajar, itu tidak akan masuk ke kepalaku, kamu hanya membuang waktu mu"

" tapi setidaknya kamu bisa mengingat sejenak, besok ada test, mau bagaimana pun kamu harus mereview nya"

sailom memberi tahu besok ada test matematika, jadi hari ini dia fokus mengarkan apa yang akan keluar besok.

" itu yang aku maksud"

" apa maksud mu?" sailom melihatnya dengan gelisah.

" besok ada test, biarpun kamu mengajariku hari ini, ini sudah terlambat"

" lalu?" sailom bertanya karena dia tahu kanghan mempunyai rencana dan dia ingin sailom mengikuti rencananya.

" kamu bisa membantuku, karena hanya kamu yang bisa" kanghan berbicara dengan matanya yang terang, tetapi sailom yakin apa yang dia dengar bukan hal yang baik.

kincir angin yang ditiupWhere stories live. Discover now