chap 9

1.5K 108 15
                                    

tangan yang ramping memegang payung tua itu... tiba-tiba ingatan tentang kenangan hari itu muncul dikepalanya.

waktu itu, sailom masih belajar di sekolah negeri kelas 1 SMP, di sore hari setelah sekolah usai, semuanya sama seperti biasanya, yang berbeda hanya cuaca saat itu mulai turun hujan yang deras, sailom hanya bisa duduk di halte bis biasanya, menunggu bis nya yang akan datang, sampai air hujan itu membasahi seragamnya.

tidak hanya itu, pada pagi saat dia meninggalkan rumah, dia pergi ke arah yang salah, ke sialannya belum selesai, sebuah mobil melaju, air dari lubang di jalan depannya menerpa dirinya, dia basah dari kepala sampai ujung kakinya, seragam sekolahnya terlihat kotor dan terdapat sobekan. sayangnya sekarang dia seperti anak anjing yang baru saja tercebur ke danau. ini benar-benar hari yang miris, sailom hanya bisa mengepalkan tangannya, berbisik ke hatinya.

siapa yang tahu, dibawah tempat pemberhentian itu ada seseorang yang berdiri di sudut lain untuk bersembunyi dari hujan di area sekolah swasta, anak itu menunggu ibunya datang untuk menjemput. di sudut itu, anak itu melihat semua kesialan sailom semenjak sailom berdiri disana, alih-alih bergegas masuk ke mobil, anak itu berlari kearah sailom.

" ayo masuk ke dalam mobil ku, biar ibu ku mengantarkan mu pulang kerumah!"

" tidak apa-apa, bis nya akan sampai sebentar lagi"

" hujannya sangat deras, kapan kamu akan sampai ke rumah?"

" tapi aku basah kuyup, nanti mobilmu kotor"

" aku juga basah, aku juga akan mengotorinya"

sailom melihat betapa basahnya anak itu, tapi dia sangat baik, mungkin kasihan, dan juga tidak terlihat membenci sailom yang pada akhirnya sailom setuju untuk masuk ke mobil. dia melihat disamping anak itu terdapat orang lain, dia adalah ibunya yang sangat baik, tanpda ada kesombongan. seperti pepatah berkata seekor naga melahirkan naga, seekor phoenix melahirkan phoenix.*

* (( kalau di indo mungkin kita familiarnya sama ; buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya ))

karena rumahnya di dalam gang sempit yang tidak dapat dimasuki mobil, perempuan itu mengantarnya sampai ujung gang, tapi saat sailom mengucapkan terimakasih kepada mereka ber dua, sebelum melangk ah jauh keluar dari mobil, tangannya sudah dijejali dengan payung yang terbuka.

" jangan sampai basah, atau kamu akan sakit"

kata-kata yang sama dia dengar hari ini, orang yang sama yang berbicara kearahnya dengan ekspresi yang khawatir

kanghan..

meski hari itu dia basah, sampai tidak perlu khawatir basah karena hujan, membuat sailom memahaminya, dia tidak pernah menyalahkan kanghan karena apapun, bahkan dia melakukan yang terbaik untuk membantunya memperbaikinya, mengoreksi kesalahannyam karena dia tahu kanghan yang sebenarnya adalah seorang anak yang baik, tapi sekarang, kematian ibunya yang membuat hatinya hancur dan mengubah dirinya.

sampai sailom bersimpati padanya, mau untuk membantunya mengobati luka dihatinya, lebih dari itu..

untuk remaja bernama kanghan ini... tahun berlalu, tapi dia masih menyimpan ingatannya.

dalam ingatan terdalam yang dia terus gunakan untuk menghargai perasaan dari orang yang paling penting untuknya.

orang itu.. adalah orang yang sailom sukai.

///

dengan hanya satu hari tersisa hingga ujian tengan semester, tekat kanghan berlipat ganda, sailom mau tidak mau tinggal dirumahnya seharian, mata pelajaran dikeluarkan keduanya untuk di review kembali, dilihat ber ulang-ulang, sailom bisa mengatakan bahwa kanghan lebih serius dan bertanggung jawab dari pada yang dia bayangkan, dia juga bisa menyelesaikan soal dengan akurat, mungkin dia tidak sebagus 10 besar dikelas, tapi kanghan memiliki kemungkinan lolos di semua mata pelajaran.

kincir angin yang ditiupWhere stories live. Discover now