2. Komet

74 17 2
                                    


makasih yang udah baca!
apricate it,
always support ya! 💗

jan lupa kasih energi ke aku yaaa, vote and komenn ha haa ;0 enjoyyyyy


888

888

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2. Komet

***

Klise bukan? Tentang suatu masalah yang awalnya kecil lama-lama menjadi besar

***

"Pagi-pagi kaya gini lo kehabisan bensin, mana pom bensinnya jauh lagi. Lo kemarin habis kemana, sih, Lang! Ngetril lo?" Galih melirik kesal kepada Langkir. Langkir yang diliriki maut tidak menghiraukan. Ia dengan wajah datarnya malah menatap tidak peduli.

"Keliling komplek jaga pos kampling takut ada yang maling Sapi." goda Vallas.

"Sepy, lo jangan ubah nama kucing gue seenaknya!" dengus Langkir.

"Kalau urusan kucing jawab lo,"

Sepy, nama kucing kesayangan Langkir. Dinamai Sepy karena bulunya yang bewarna hitam putih seperti sapi. Bisa dibilang Sepy plesetan dari Sapi.

"Seandainya ada jasa keliling pom bensin," ujar Bulat menghela nafas panjang.

"Lo kira ini Indosiar!" seloroh Sena.

Mereka selalu berangkat dan pulang bersama entah rumahnya jauh atau tidak. Kadang Bulat menghampiri mereka dari satu rumah ke rumah lainnya atau mereka memutuskan tempat untuk berkumpul.

Salah satu tempat yang menjadi rujukan mereka adalah rumahnya Langkir. Rumah Langkir berada di tengah-tengah sekaligus rumah yang dekat dari sekolah. Tinggal menyusuri gang lurus saja lalu belok ke kiri sudah sampai.

"Lihat wajahnya datar banget. Duh, gemas banget serasa mau nyakar!" timpal Galih.

"Langkir mah biasa gitu, kaya lo nggak tahu gimana wataknya aja." komen Vallas.

"Gue tahu, tapi bisa nggak tunjukin wajah bersalah dikit aja supaya gue nolonginnya lebih ikhlas dan sabar."

"Sabar Bapak gue!" sensi Sena. "Pagi-pagi lo udah hina nama bapak gue aja, Lih! Lo nggak pernah ngrasain ditabok sapu sama Bapak gue apa?!"

"Gue pernah," Bulat mengingat kejadian disaat ia ditabok sapu oleh Bapak Sabar.

Waktu itu Bulat jahil menceburkan Sena ke kolam renang. Bapak Sabar yang tidak terima anaknya dijahili langsung mengambil sapu. "Gila sakit banget, tuh."

"Itu baru sekali lo kena tabok, Lat. La gue? Gue kayaknya gak bisa, deh, sehari nggak kena tabok Bapak gue."

"Kalau Bapak Sabar nabok lo berarti lo lagi nglakuin kesalahan. Nggak mungkin seorang Bapak tega nabok anaknya setiap hari." celutuk Vallas.

LANGKIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang