21. Jadian

11 2 0
                                    

Lama banget

maaf yaaa

selamat membaca

oh ya partnya pendek dulu soalnya lgi writeblock


888

888

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



21. Jadian

***

Kegembiraan berasal dari pikiran

***



21. Pangeran Penolong


Kai menyeret tangan Bintang memasuki sebuah mall besar yang dekat dengan jembatan gantung gembok.

"Kenapa kita ke mall? Gue nggak ada uang buat beli di mall sebesar ini. Pasti semua barangnya mahal-mahal." ujar Bintang.

Kai tersenyum. "Tenang, gue yang bakal bayar semuanya."

"Mau lo bayar juga gue nggak mau beli apapun di sini. Nggak minat."

"Lo aneh!"

"Aneh kenapa gue?"

"Biasanya cewek pada antri di depan gue buat gue beliin semua yang mereka mau."

"Gue bukan cewek kaya gitu lagi."

"Lagi?"

Bintang menggerutu dalam hati. Dia keceplosan, mungkin gara-gara mengenang masa jaya. Memang dahulu saat perusahaan Ayah Kim belum bangkrut Bintang sangat suka membeli barang-barang mewah. Dia saja pernah berpacaran dengan cowok terkaya di smpnya dahulu untuk bisa dibelikan apa saja. Alias matre.

Tapi karna desakan hidup susah dan cerewetnya nasihat Nenek, Bintang jadi Insaf. Ia tobat untuk tidak mengulangi perbuatan itu lagi. Malah Bintang jadi bosan hanya dengan melihatnya saja. Ia tahu barang itu tidak bisa ia beli.

"Lagi? Maksudnya?" Bintang mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

"Lo tadi bilang lagi berarti lo pernah-"

"Nggak, gue nggak pernah! Gue nggak punya uang." potong Bintang.

Kai menggeleng heran tidak mengerti cewek. "Terserah lo."

"Kenapa kita ke sini?" tanya Bintang. Pertanyaannya tadi belum serratus persen dijawab Kai. "Katanya mau bantu gue buat hilangin kecu- kecu-,"

"Nggak bisa ngomong lancar? Malu?"

"IYA POKOKNYA ITU!"

Kai terkekeh gemas. "Lo lucu juga kalo lagi malu."

"JANGAN MANCING!"

LANGKIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang