01:03

815 62 0
                                    

Seperti biasa rutinitas Raka di pagi hari saat di rumah seperti ini adalah mengguncang tubuh Reyhan untuk terbangun dari tidurnya.
Entah sihir apa yang membuat Reyhan berubah 180 derajat apabila Raka di rumah, berbeda dengan Reyhan yang selalu bangun tepat waktu saat Raka tidak ada di rumah.
Ya, Raka baru saja tiba kemarin malam, ia memiliki waktu untuk bersama kedua adiknya sampai lusa sebelum ia harus kembali ke Surabaya.

"Bangun sih Rey mau jam 6", Raka menarik selimut tebal Reyhan

Reyhan menggeliat kemudian menutup wajahnya dengan bantal yang berada tak jauh dari jangkauannya karena saklar lampu yang dinyalakan oleh Raka membuat silau matanya

"5 menit lagi", jawab Reyhan

"Gaada 5 menit lagi ya Rey. Bangun"

Raka memukul bantal tepat di wajah Reyhan, berharap hal tersebut menyadarkan adiknya itu

"Resa udah siap lo nya masih ngorok"

Mendengar satu nama disebut oleh Raka membuat sadarnya kembali, Reyhan menatap Raka dengan wajah bantal khas bangun tidur.

"Resa sekolah bang?", pertanyaan bodoh menurut Raka keluar dengan mulus dari mulut Reyhan

"Yaiyalah, ini bukan weekend Reyhan"

"Udah ah bangun, sarapannya udah disiapin sama mbang Nining"

Raka berjalan meninggalkan kamar Reyhan.
Sedangkan Reyhan sudah menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka dan gosok gigi saja.

Dengan sedikit berlari Reyhan menuruni anak tangga untuk bisa mencapai ruang makan, berharap Resa masih berada disana.
Dua hari sudah Resa demam dan baru kemarin adiknya itu sembuh, bukannya istirahat untuk memulihkan diri remaja yang dua tahun lebih muda darinya itu malah memutuskan untuk pergi ke sekolah hari ini.

Baru saja kakinya menapakkan pada lantai satu rumahnya, Resa terlihat beranjak dari duduknya.

"Resa berangkat dulu bang"

"Belum abis itu sarapannya Re"

Tidak ada lagi jawaban dari Resa, lelaki itu sudah berlalu dari pandangan Raka dan juga Reyhan menuju garasi tempat motornya berada.

"Lo bukannya libur hari ini Re!?", mulut Reyhan tiba-tiba mengeluarkan suara

Raka yang memang tidak mengetahui kedatangan Reyhan, memutar badan untuk melihat sumber suara yang didengarnya.

Seperti biasa pemandangan pertama yang Raka lihat adalah, Reyhan yang menenteng tas di bahu sebelah kanan dengan seragam yang juga tersampir di sana tak lupa kaus kaki yang masih terpasang sebelah saja.
Sudah dipastikan bahwa adiknya itu tidak melakukan aktivitas mandi seperti orang normal pada umumnya.

Sama halnya dengan Resa yang berdiri di dekat pintu keluar rumahnya, badannya juga berputar mengikuti sumber suara setelah mendengar pertanyaan dari Reyhan.

"Lo libur kan hari ini?", Reyhan mengulang kalimatnya

"Kan itu sekolah lagi ada anu eee festival tahunan iya itu, jadi kelas sepuluh libur ya kan Re", lanjut Reyhan beralasan

Raka menunggu jawaban dari Resa, namun tidak ada sahutan disana.

Sedangkan Resa sudah berlalu tak mengindahkan alasan yang dibuat oleh Reyhan.

Melihat hal tersebut Reyhan mengomel tanpa suara mengeluarkan sumpah serapahnya kepada Resa yang tidak mengerti apa tujuan Reyhan mengeluarkan kalimat absurd tadi.

Reyhan menatap Raka kikuk, abangnya itu pun demikian. Kerutan di kening Raka menunjukkan tanda tanya yang ada di dalam kepalanya

Ngelindur kali ni anak, belum ngumpul nyawanya

REYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang