01:07

736 59 0
                                    

"Tiwas tak buanggakne tak pamer-pamerke jebule aku mung dadi badute.. tak dudung tak dudung des", mulut Deon berhasil mengeluarkan lirik lagu yang akhir-akhir ini sering ia dengar dari akun tik tok miliknya.

Tangannya juga ikut sibuk mengetuk meja sebagai backsound setiap kali mulutnya kembali mengalunkan salah satu lagu dari penyanyi berasal Yogyakarta itu.

"Itu mulu perasaan lagu lo"

Jio protes pada Deon, namun tak dihiraukan oleh si empu karena telinganya sudah tertutup oleh dua benda kecil berwarna putih.

Tangan Jio dengan jail melepaskan satu airpods di telinga Deon menghadirkan pandangan tak terima, "emang paling gak bisa liat gue seneng lo"

"Lirik itu mulu yang lo nyanyiin anying"

"Ya yang lain belum apal guenya, dengerin aja kenapa sih ji"

"Bosen gue dengerin lo seminggu nyanyiin itu mulu, gak di kelas, gak waktu futsal, belum lagi waktu nongkrong itu mulu liriknya"

"Liriknya susah anjir diapalin Jio, bahasa Jawa asal lo tau. Pengertian dikit kek"

Masalah yang seharusnya tidak dijadikan bahan omongan jika sudah menyangkut Deon dan Jio akan menjadi panjang seperti ini.
Reyhan yang biasanya menjadi penengah saat itu masih belum menampakkan batang hidungnya, padahal jam sudah menunjukkan pukul tujuh lebih delapan menit. Gerbang sekolahnya akan tertutup rapat tujuh menit lagi.

"Reyhan kemana lagi? Biasanya dia yang paling ngertiin gue, gak kayak sebelah ni", Deon mengomel dengan menyindir Jio

"Yee sialan lo", Jio mendaratkan buku tepat di ubun ubun Deon

"Sakit bego"

"Lemah banget gini doang sakit"

"Berantem ayok!", Deon berdiri dengan kasar hingga menghasilkan suara dari kursi yang terdorong ke belakang, tangannya kini menarik ke atas lengan baju seragamnya bergaya menantang ke arah Jio.

"Ngagetin anj..", Jefri yang memang duduk di belakang Deon terperanjat kaget saat mejanya sedikit bergerak akibat kursi Deon

Teman satu kelasnya sudah hapal dengan keduanya, sudah tidak menganggap serius kalimat yang baru saja keluar dari mulut deon, tidak asing lagi bagaimana akhir dari perdebatan keduanya.

"Malu gue berantem sama lo, sungkan kalo gue menang"

"Oo bener-bener lo ya, pegangin gue pri pegangin", Deon menyerahkan tangannya ke arah Jefri namun hanya mendapatkan tatapan lelah dari temannya itu.

"Emang lagi kumat pri, kagak minum obat, maapin yak", Jio meraih tangan Deon menariknya kembali duduk

"Yailah biar kaya di tipi-tipi gitu, lo mah kagak pernah nonton tipi pri"

"Nama gue Jefri btw kalo kalian lupa"

"Susah, enakan supri. yekan Ji"

Kan sudah sesuai dugaan, keduanya kembali akur seperti tidak terjadi apa apa sebelumnya.

-

"Dua kali ini gak sih ji"

Jio mengangguk mengerti dengan arah pembicaraan Deon, keduanya kini tengah duduk manis di salah satu bangku kantin menunggu pesanan makanannya datang

Keduanya kembali terdiam dengan pikirannya masing-masing, memikirkan deret pesan dari Reyhan

"Ada urusan bentar, jangan tanya bang raka atau resa. Mereka juga gabakalan tau"

Sebelumnya pernah satu kali Reyhan seperti ini, sekitar satu bulan yang lalu. Lelaki itu tiba-tiba menghilang seharian tanpa kabar, hanya mengirimkan pesan yang hampir sama dengan pesan hari ini.

REYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang