01:02

789 65 0
                                    

Resa berjalan memasuki rumah dengan kondisi baju yang basah karena rintik hujan di ibu kota yang kian lebat.

Dengan langkah gontai ia melewati ruang tamu rumahnya, langkahnya terhenti saat matanya menemukan Reyhan yang tengah tertidur dengan televisi yang masih menyala.

Resa duduk di sofa berseberangan dengan Reyhan yang tengah terlelap. Ditatapnya lama setiap inci wajah lelaki yang dulu sangat ia sayangi, sekarang pun masih sama. Hanya saja Resa enggan untuk memperlihatkannya.

Entah sejak kapan wajah Reyhan terlihat lebih tirus, kantung mata yang juga terlihat menghadirkan sedikit rasa bersalah di hati Resa, namun sebisa mungkin lelaki itu langsung menepisnya.

Resa meraih helai kain yang terlipat rapi di pojok sofa, ditutupkannya pada tubuh Reyhan kemudian berlalu tanpa kata.

-

"Pagi mbak Ning"

"Pagi mas Reyhan, mbak udah siapin sarapannya"

"Iya mbak, makasih ya mbak"

"Resa udah berangkat mbak?"

"Barusan mbak ke kamarnya mas Resa, cuma dijawab iya sama mas Resanya"

Reyhan mengangkat kedua alisnya, tidak biasa adiknya itu belum turun saat jam menunjukkan pukul 06.30 menit.
Hari-hari sebelumnya lelaki itu selalu sudah berada di sekolah pada jam sekarang.

"Rey liat Resa dulu ya mbak", pamit Reyhan diakhiri senyum ramah

"Iya mas"

Tok... tok... tok...

"Re lo gak sekolah?"

1 detik

2 detik

3 detik

Tok... tok... tok...

"Gue masuk ya"

Tanpa menunggu jawaban dari dalam sana, Reyhan sudah memutar gagang pintu kamar Resa.

Terlihat seorang yang masih berada dibawah selimut tebalnya, Reyhan berjalan mendekat. Ditariknya selimut yang menutupi tubuh Resa.

Kerutan di kening Reyhan terlihat sedangkan Resa sudah menatap malas Reyhan yang merasa terganggu tidurnya.

"Lo kenapa?", tangan Reyhan sudah mendarat di pipi dan kening Resa

"Lo demam dek, semalem ngapain aja?"

Mendengar panggilan yang benar-benar Resa rindukan dari mulut Reyhan berhasil membuat desiran aneh dihatinya.

"Pulang jam berapa coba semalem?"

Tidak ada satupun pertanyaan dari Reyhan yang mendapat jawaban, Resa kembali menarik selimutnya.

Ck "kebiasaan lo, sakit gapernah ngomong"

Reyhan meninggalkan kamar adiknya, beberapa waktu kemudian lelaki itu sudah kembali dengan air kompresan di tangannya.
Ia melepas seragam sekolah yang membalut tubuhnya menyisakan kaos polos berwarna putih disana.

Tok tok tok

"Ini mas bubur sama air angetnya"

"Oiya mbak Ning, tolong taruh meja situ ya mbak"

"Makasih mbak"

"Sama-sama mas"

Mbak Nining meninggalkan kamar Resa setelah selesai dengan bubur dan air hangat yang dibawanya.

Ck "apasih!", Resa berucap tak terima saat Reyhan kembali menarik selimut yang menutupi wajahnya

Reyhan mengangkat bubur yang sudah beralih di tangannya, menatap Resa dengan sedikit kesal.

REYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang