01:04

806 61 4
                                    

"Kenapa bisa gini Ji?", tanya seorang wanita berusia 27 tahun dengan kaca mata yang bertengger di batang hidungnya. Tangannya sibuk memasangkan nasal kanula pada Reyhan.

"Tiba-tiba susah nafas kak Nad waktu kita jalan ke ruang futsal", Jio menjelaskan kepada Nadia, petugas UKS di sekolahnya.

Terlihat Jio yang menatap was was Reyhan. Begitu juga dengan Deon, lelaki itu sudah mengacak rambutnya frustasi melihat bagaimana dada Reyhan yang naik turun tidak teratur, lelaki itu juga masih merapatkan matanya dengan lipatan dalam pada keningnya.

Beberapa menit berlalu, pernafasan Reyhan lebih tenang, terlihat dari dadanya yang naik turun lebih stabil dari sebelumnya.

"Udah mendingan Rey?", tanya Nadia dengan lembut dibalas anggukan dan senyum tipis oleh Reyhan

"Kak Nadia panggil ambulan dulu ya, biar kamu dapet penanganan langsung dari dokter"

Dengan cepat Reyhan menggeleng, tanda penolakan.

"Gausah kak Nad, Rey udah baikan kok",

"Lo cari mati sih ini Rey!"

"Baik darimana coba, lo susah nafas anjing!"

Terlihat Deon yang mulai emosi dengan kelakuan Reyhan, menyadari hal tersebut Jio mencoba untuk menarik Deon keluar ruangan. Tidak sopan jika mulutnya kembali mengeluarkan kata-kata 'bijak' mengingat masih ada Nadia didalam sana.

"Kamu masih susah nafas ini Rey. Takutnya kenapa kenapa kalau gak ditangani sama ahlinya"

"Kan udah tadi kakak yang nanganin, sama aja udah ahlinya juga", terdengar kekehan lirih Reyhan

"Maaf ya kak Nad, harusnya udah pulang jadi ketahan kaya gini", lanjut Reyhan mengalihkan pembicaraan

"Gapapa lah Rey, udah jadi kewajiban kakak"

-

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Lah kok sendirian?", Tanya Raka kepada Resa yang baru saja melangkah masuk dengan seragam yang masih lengkap

"Emang harusnya sama siapa bang?", Resa membenarkan tas yang tersampir pada bahu kanannya.

"Tadi pak Tomo bilang, kamu berangkat barengan sama Rey"

"Gak tuh", Resa melangkahkan kakinya tidak peduli meninggalkan Raka di ruang tv.

"Abang belum selesai tanya Re", Raka sedikit berteriak karna Resa sudah menaiki tangga menuju kamarnya.

"Capek bang, ntar aja tanyanya", Resa menjawab tanpa membalikkan badan menatap Raka.

Sepuluh menit kemudian terdengar suara dari arah luar rumah, membuat langkah Raka tertuju pada sumber suara.

"Mampir dulu mas Jio", lamat-lamat Raka mendengar suara pak Tomo

"Kapan-kapan aja ya Pak, Jio pamit dulu"

"Iya mas Jio, hati-hati ya mas"

Brmm..

Kedua netranya menangkap laju motor Jio bersama dengan suara yang juga terdengar di telinganya.

"Tumben gak mampir Jio-nya Rey?", tanya Raka yang berdiri di ambang pintu

"Ngejemput Shiren katanya tadi bang", Reyhan beralasan

Karna sebenarnya Reyhan lah yang mencegah Jio untuk mampir ke rumahnya, bahkan Deon sudah diusirnya pulang tanpa perlu repot repot ikut mengantarnya pulang.

REYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang