6

2K 159 3
                                    

Hari demi hari telah berlalu tak sadar dirinya sudah menetap lama di indonesia yang kini cukup membuatnya betah untuk terus tinggal

"Zee dimakan dulu dong ini aku udah buatin masa kamu anggurin" ucap chika

Chika dan zee sudah mulai deket setelah kejadian club itu bahkan lebih dekat dari sebelumnya tetapi mereka tidak pacaran, entahlah status yang mereka jalani ini kedepannya bagaimana, Zee sedang berada di taman kampus bersama chika sambil mengerjakan novel yang ia buat itu "Iya sabar chik, dikit lagi nanggung" ucap zee yang matanya hanya fokus terhadap laptop

"Terserah kamu deh" ucap chika yang menutup bekal nya dan ingin berdiri meninggalkan zee

"Iya iya aku makan sini kamu jangan pergi sembari suapin ya" ucap zee yang menahan tangan chika dan menutup setengah laptopnya agar tidak mati. "Kamu tuh sibuk banget heran emang ngerjain apaansi" tanya chika sembari menyuapi zee, Chika masih belom mengetahui identitas zee sebagai penulis novel

"Adadeh nanti aku kasitau" ucap zee

"Zee zee liatt deh aku mauu beli novelnya kalo udah keluar pasti bagus cerita nya, nanti kamu temenin ya" Ucap chika yang menyodorkan hp nya ke zee

"Kamu tau dari mana emg bakal bagus novelnya" tanya zee

Yang ditunjuk chika adalah karya novel milik zee yang hanya baru saja sebagian ia sebarkan melalui media sosial, anggap saja itu hanya preview novel nya. "Aku abis baca preview nya dari online emg bagus tau" Ucap chika

"Ya siapa tau pas udah keluar biasa aja" ucap zee yang masih fokus mengunyah makanan

Chika masih melihat lihat preview novel itu dan tidak mempedulikan apa kata zee, karena bagi nya novel ini sangatlah bagus apalagi bernuansa romance yang tidak terlalu berat menurut chika apalagi ia sangat penasaran sosok penulis dibalik novel ini

"Ayo" ucap zee yang kini sudah selesai dengan urusan novel nya dan menggandeng chika menuju parkiran kampus. "Sebentar chik" ucap zee yang meraba kantong celana nya karena merasa getaran dari hp nya

"Halo bun kenapa?" tanya zee yang ternyata sosok bundanya menelpon, chika hanya mengamati zee sedang mengangkat telponnya itu bersama sang bunda entah membahas soal apa

---------------------------------------------------------

Kini Zee mengantar chika terlebih dahulu kerumahnya sebelum ia pulang

”Chik” panggil zee

”Chika” panggil zee sekali lagi

Tidak ada jawaban satupun dari chika zee pun menoleh sedikit ke arah belakang ternyata anak itu tengah tertidur dengan posisi menyandar di punggung zee ”pantes gak ada jawaban” gumam zee. Zee perlahan melepas tangan chika yang memeluk zee, Chika menyadari ada yang menyentuh tangannya itu malah semakin memeluk erat zee dan tidak ingin melepasnya ”Chik ayo bangun kita udah sampe” ucap zee

”Eugh.. sebentar lagi zee biar kek gini dulu” ucap chika dengan suara pelan zee hanya menuruti apa kata chika dan mengelus tangan chika dengan lembut

Sudah sekitar 15 menit chika masih betah berada di motor zee akhirnya melepas pelukannya ”zee masuk dulu gak” tanya chika, zee mengingat ada janji dengan bundanya memutuskan untuk langsung pulang ”lain kali aja ya ada janji sama bunda soalnya, salam buat mami kamu” ucap zee

”Zee” ucap chika yang menahan tangan zee saat ingin pulang  ”kenapa” tanya zee, zee hanya melihat wajah chika dengan penuh tanda tanya. Lagi lagi chika hanya diam tidak bisa mengatakan perasaan yang sebenarnya

Dalam waktu yang singkat ini chika menyimpan perasaan kepada zee entahlah mungkin baginya sosok zee adalah pandangan cinta pertama nya hanya saja ia tidak berani mengungkapkan perasaannya karena chika juga tidak tahu apakah yang dirasakan zee sama dengannya, dia takut mengubah keadaan jika memulai duluan

”gapapa hati hati ya ntar kabarin kalo udah dirumah” ucap chika melepas tangannya

”Zee pulang” Teriak zee

”Gausah teriak kan bisa zee kamu tuh” ucap shani

Zee hanya terkekeh dan salim kepada shani ”ada apa bun telpon zee?” tanya zee, ”sini ikut bunda dulu ke ruang makan kita ngobrol disitu” ucap shani zee mengikuti shani dari belakang dan terlihat dimeja makan sudah ada gracia juga sekretaris zee

”Loh kakak ngapain disini?” tanya zee yang langsung duduk

”Emang gaboleh zee” sindir sekretaris nya itu

”Zee dengerin papah ya” ucap shani

Akhirnya mereka berempat berbincang cukup lama untuk membahas sesuatu. ”Gimana zee kamu mau kan?” tanya gracia
zee menghembuskan nafasnya setelah mendengarkan perkataan papahnya itu ”kenapa harus lagi pah emang yang kemarin belom selesai?” Ucap zee dengan nada kecewa

”Papah janji ini yg terakhir kok, karena waktu itu yang handle kamu kan mereka mau nya kamu” jelas gracia

”Zee pikirin nanti” ucap zee yang langsung berdiri dari meja makan dan menuju kamar nya itu

Tbc 

hehe aga pendek dlu ya part ini



Senandika [END]. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang