24

1.6K 112 5
                                    

Lima detik masih diam mematung dengan ekspresi yang sulit diartikan. Akhirnya ada seseorang yang menghampiri dirinya

”Zeev,” satu teriakan membuat Zeevi terbuyar dari lamunannya

”Lo, gapapa?”

Sosok dengan setelan jas putih dan nametag yang terpasang jelas disebelah kanannya bernama Niel Samudra, kini ia sedang memandangi serius wajah temannya yang sedari tadi terlihat seperti kebingungan

”Gue gapapa, lo lama banget abis darimana coba.”

Mendapat respon sedikit galak hanya membuatnya terkekeh, masih tidak ada perubahan dari teman dekatnya ini. ”Yaa... sorry, lu tau sendiri gw nggak bisa ninggalin pasien.” ucap Niel

”Tadi ada apaan rame-rame, Zev?”

”Ada pasien kabur.” respon dari Zeevi membuat Niel terkejut.

”Hah?”

Setelah mengatakan itu, Zeevi langsung pergi yang membuat Niel semakin heran atas tingkah laku temannya. Apakah dirinya tertinggal sesuatu saat mengurus pasien tadi.

”Lu serius sama yang tadi?” tanya Niel yang mensejajarkan posisinya dengan Zeevi sembari berjalan dilorong.

Zeevi hanya diam tak merespon pertanyaan temannya itu, kejadian tadi sangat aneh baginya. Apakah Zeevi mengenal sosok perempuan itu? Tidak mungkin, dirinya baru saja tiba di Jakarta tepat desember tahun lalu.

”Niel, disini ada pasien gila gitu nggak?” tanya Zeevi

Niel yang ditanya seperti itu mengerutkan dahinya, ia berpikir sejenak atas pertanyaan dari Zeevi. ”Nggak ada si Zeev, tapi paling ada pasien yang halusinasi.”

”Maksudnya?”

”Skizofernia, disini ada pasien perempuan yang ngidap penyakit itu. Awalnya dari koma kalo ngga salah 2 tahun, dia kecelakaan waktu ada tugas penelitian di desa katanya.” jelas Niel

”Dia dirawat disini lumayan lama, karena Nyokap nya yang minta buat ngasih terapi biar anaknya bisa membaik. Tapi selama di rumah sakit kondisinya makin parah, setelah bangun dari koma dia malah halusinasi gitu, dia selalu ngomong mau ketemu pacarnya. Padahal dia sama sekali nggak punya cowo.”

Zeevi mendengar jelas cerita dari temannya, mungkin ciri-ciri yang diceritakan oleh Niel sama persis dengan perempuan yang ia temui tadi. Ia merasa ada yang aneh dengan perempuan itu, seperti ia sudah mengenal Zeevi sangat lama.

”Namanya?” tanya Zeevi

”Chika, Yessica Nataline.”

”Btw, lu udah kabarin Shelia belom? Nanti dia ngamuk kalo lo gak ngabarin udah di Jakarta.”

Zeevi baru ingat dengan sahabat kecilnya itu, bisa-bisanya ia lupa mengabari Shelia bahwa dirinya sudah sampai di Jakarta. Dia langsung meraba celananya untuk mengambil Handphone yang berada di saku celana, Zeevi juga sekalian berpamitan kepada Niel karena dirinya harus balik lagi ke kampus.

.
.
.
.
.

16.00 WIB

Langit sudah terlihat mulai sedikit gelap, tidak ada lagi matahari yang akan terlihat. Dirinya langsung segera pulang ke kontrakan setelah urusan di kampus nya selesai, Zeevi pulang  menaiki Busway. Pindah ke Jakarta memang bukan keputusan yang mudah bagi Zeevi, apalagi ia membawa Adik sepupunya itu. Banyak pengeluaran yang harus ia atur dengan hati-hati agar cukup untuk membiayai kuliah dan sekolah Adik sepupunya.

”Assalamualaikum, Kakak pulang.”

”Kak Zeev...” perempuan dengan tubuh yang cukup kecil langsung memeluk Zeevi saat mendengar suaranya.

”Haii... Kitty gimana tadi sekolahnya?” tanya Zeevi seraya melepas tas selempang dan sepatu nya

”Baik kok kak, aku banyak temen disana, pada baik-baik juga ke aku.” jawabnya dengan senyuman yang menampilkan sederet gigi-nya

Zeevi ikut tersenyum juga mendengar jawaban dari Christy, ada rasa lega yang di rasakannya saat ia tau Christy diperlakukan baik disekolah barunya. Mungkin kedepannya Zeevi juga akan mengambil part time untuk menambahi uang jajan Christy dan membayar kontrakan.

”Kakak istirahat dulu ya, kalo mau makan nanti bangunin aja. Kakak beliin diluar.”

”Zee, coba dong mainin gitarnya aku mau denger.”

”Zee aku mau kita kaya gini terus, kamu cepet sembuh ya.”

Deg

Zeevi terbangun dari tidurnya karena mimpi yang barusan ia alami, sekujur tubuhnya mengeluarkan keringat cukup banyak. Zee? Siapa itu, kenapa namanya sangat mirip sekali dengannya dan suara perempuan yang ada di mimpinya tadi terasa tidak asing baginya, mimpi ini selalu ter-ulang. Tidak hanya hari ini, sebelumnya Zeevi mengalami mimpi hal yang serupa.


ini alurnya bakal nyambung sama BDA ya

Senandika [END]. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang