14

1.4K 119 13
                                    

”Chika, hei sayang”

”Chika kamu kenapa”

Dirinya di tepuk berkali-kali dengan sangat lembut dibagian pipi, melihat sang anak tidur dengan raut wajah yang tidak biasanya dan banyak sekali keringat yang muncul. Padahal kamarnya terbilang sangat dingin untuk sekarang

”Zee” teriak Chika langsung terbangun dari tidurnya. Ia melihat keadaan sekitar ternyata sekarang dirinya sedang berada di kamarnya sendiri

”Kamu kenapa sayang?” tanya Anin yang sedari tadi berusaha membangunkan Chika, Chika langsung memeluk tubuh sang mamihnya dengan erat tanpa mengatakan apapun.

”Mimpi buruk?” tanya nya sekali lagi

Chika sama sekali tidak mengatakan apapun dan masih dengan posisi memeluk Anin. Mimpi yang barusan ia alami, apa maksudnya itu, terasa sangat jelas namun pada kenyataannya yang dialami Chika hanyalah mimpi. ”Aku mimpi zee mih” akhirnya Chika mengeluarkan suara nya

”Zee kenapa?” tanya Anin

Chika hanya menggeleng cepat, dirinya tidak mau menceritakan apa yang terjadi saat di mimpi tadi, mengingatnya saja cukup membuat Chika merasa takut akan hal itu terjadi beneran. ”Kamu istirahat lagi aja ya, doain semoga Zee gak kenapa-kenapa” ucap Anin mengelus rambut Chika

|
|
|

”Kak zee”

Marsha melihat Zee yang baru saja membuka pintu ruang nya itu langsung memeluknya. ”Kamu kenapa Sha?” tanya Zee

”Harusnya aku yang tanya ke Kakak, kenapa baru sampe sekarang aku khawatir” Jelas Marsha. Zee hanya terkekeh melihat Marsha yang khawatir terhadap dirinya

”Iya maaf, tadi aku mau beli buah-buah dulu terus dijalan macet, hp aku juga mati total jadi gak bisa ngabarin” Ucap Zee

”Dilepas kali Zee nya, susah tuh bawa barang dipeluk sama kamu gitu” Marsha yang mendengar mamih nya berbicara seperti itu spontan langsung melepas pelukannya terhadap Zee.

”Caa.. Mamih mau ngomong sama Zeendra dulu boleh ya?” Tanya sang mamih dengan hati-hati. Marsha bingung dan melihat ke arah Zee dengan penuh tanda tanya, dirinya masih tidak mengerti ada hubungan apa antara Mamih nya itu dengan Zee

Zee hanya mengangguk kecil menandakan bahwa dirinya setuju atas permintaan dari Mamihnya Marsha itu, Marsha tidak berpikir lama dan langsung meninggalkan ruangan untuk memberi waktu kepada keduanya. Suasana sangat hening, hanya terdengar suara hembusan angin melalui jendela. ”Kamu disini sampe kapan?”. Akhirnya keheningan terpecah saat Mamihnya Marsha memulai duluan untuk membuka percakapan.

”Mungkin seminggu lagi Zeendra balik”

”Maafin tante...Maaf karen-”

”Aku tau" ucap zee memotong pembicaraan tersebut

”Hubungannya sama bunda kan?” tanya zee

Cukup terkejut saat zee mengetahui hal yang selama ini mungkin ingin dibicarakan kepada nya, Cindy Kirania sosok ibu dari Marsha. ”Jadi Marsha anak Tante?” tanya Zee.

Cindy hanya mengganguk dengan senyuman yang ia berikan, ”selama ini Marsha tinggal sama Oma Opa nya di Jepang, setelah mereka meninggal Tante bawa Marsha kesini lagi biar gak jauh-jauh lagi dari tante.” ucapnya

Cindy menatap detail Zee dari atas sampai bawah, dirinya tersenyum melihat Zee yang sudah dewasa dan bisa bertemu kembali kepadanya setelah 3 tahun tidak bisa mengetahui kabar Zee. ”Tante gak perlu minta maaf lagi sama aku, aku udah tau kok kalo emang pada saat itu tante ninggalin Zee karena ada masalah sama Bunda”

Dirinya meraih tangan zee sangat pelan dan menggengamnya dengan lembut. ”Tante ada 1 permintaan aja buat kamu Zeendra.” Zee mengerutkan dahinya

”Kamu tau kondisi tante gimana sekarang, mungkin tante sendiri juga gak yakin bisa bertahan terus” ucapnya

Zee yang mendengar itu kesal, apa-apaan pikirnya ia harus mendengar hal seperti itu. ”Apaansi kalo ngomong gausa aneh-aneh, udah tau jadi doa” ucap zee yang menghempaskan tangan Cindy karena merasa cukup kesal saat mendengar kata-kata tadi

Cindy hanya terkekeh melihat perilaku zee jika sudah seperti ini, dirinya sangat rindu, rindu akan momen seperti ini yang pernah terjadi di masa lalu sebelum kejadian yang sekarang menimpa kepada dirinya. ”Lihat Tante Zee, tante seneng akhirnya bisa ketemu sama kamu, seneng masih ada kesempatan buat ngeliat kamu udah segede ini, tapi tante mohon.” Dirinya mengeluarkan kotak kecil berwarna merah yang terikat dengan tali kecil.

”Marsha anak satu-satunya yang tante punya, keluarga dia sekarang sisa Tante doang, tolong bawa dia ke Jakarta sama kamu Zee daripada harus ngerawat mamihnya yang kondisinya makin lama makin menurun.” Ucap cindy yang sudah menahan tangisnya

”Kotak ini, cincin tunangan waktu Papahnya Marsha kasih ke Tante” Cindy menunjukkan cincin itu lalu menutupnya dan memberikan kepada Zee

”Maksud tante?” Tanya Zee

”Tante selalu mau kenalin kamu ke Marsha begitupun sebaliknya, tapi ternyata kalian udah saling kenal atau bahkan yang tante liat kalian udah deket.” Ucap Cindy

”Jaga dia Zee, sekalipun pada akhirnya gimana kamu ke Marsha tapi tante mohon jangan biarin dia sendirian.” Dirinya sudah tidak bisa menahan rasa tangis karena telah mengeluarkan apa yang selama ini dipendam

Ternyata Marsha tidak pergi dari rumah sakit, dirinya berdiam diri didepan ruangan dan mendengarkan percakapan antara kedua orang itu. Apa yang dirasakannya sekarang? Nangis? Kecewa? Marah?. Semua itu sudah tercampur menjadi satu, terlebih lagi mendengar penuturan dari Mamih nya yang seakan-akan waktunya tidak lama lagi. ”Mamih jahat...Aku gasuka Mamih” Dirinya menangis menjadi-jadi dilorong rumah sakit

kalo up nya lama maaf ygy, lagi sakit dari kemarin jadi nunggu mendingan dulu baru bisa mikir hehe










Senandika [END]. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang