12

1.5K 129 7
                                    

Dirinya masih saja membayangi sosok gadis yang baru saja ia temui pada saat di cafe kemarin, "Marsha Kirania" nama yang menurutnya tidak asing dikepalanya itu atau mungkin dirinya pernah menemui dengan nama belakang Kirania tapi entah dimana

"Semoga aja ini novel suskes" ucapnya dengan terkekeh masih dengan arah pandangannya ke laptop. Pagi ini mungkin semesta berpihak kepada Zee karena urusan dikantornya itu tidak terlalu banyak seperti kemarin sehingga ia bisa menyelesaikan novelnya. "Chika belom bales" gumamnya seraya melirik ke arah hp nya

Dirinya dengan chika masih seperti biasa, keduanya masih saling mengabari satu sama lain dan menceritakan kegiatannya masing-masing. Tapi tidak dengan hari ini pesan Zee masih belom mendapat balesan dari chika, memang dirinya dikabari oleh chika bahwa dikampusnya sedang ada event besar dan kebetulan Chika lah yang menjadi ketua acara nya. "Sibuk mungkin" batin Zee

***

Kesibukan adalah cara terbaik melupakan banyak hal, membuat waktu melesat tanpa terasa.

Hari ketujuh atau bisa kita sebut sudah seminggu dirinya berada di negara yang cukup luas untuk menempuh pendidikan dan bekerja. Marsha Kirania sosok gadis yang bisa terbilang muda diusia nya untuk bisa menanggung beban yang selama ini dibawanya. Memiliki sang ibu yang menjadi sosok satu-satunya alasan untuk bertahan, pernah memiliki momen utuh bersama keluarganya namun tidak bertahan lama karena Ayahnya itu selama ini hanya mengincar harta dari Bunda Marsha.

"Mih ayo dimakan dulu" ucap nya lembut

Mamih nya itu hanya menerima suapan demi suapan dari sang anak karena ia tau kondisi yang sekarang tidak memungkinkan untuk mengurus dirinya sendiri. "Maafin mamih ya sha" ucapnya lirih

"Karena mamih hidup kita jadi terbatas begini"

Hati marsha sakit, sangat sakit melihat sosok didepannya sangat lemah tidak seperti orang yang marsha kenal dulu. "Mamih gabole ngomong gitu." tegas marsha

"Aku gapapa kok mih, selagi mamih bisa sehat-sehat terus why not? cukup buat kebahagiaan aku kok."

Senang dan terharu memiliki anak seperti marsha, ingin rasanya mengutuk dirinya sendiri karena sudah membuat sang anak harus hidup penuh dengan keterbatasan. "Aku kemarin ketemu orang indo mih" ucap Marsha

"Oh yaa, siapa?" tanya mamihnya

"Emm, Zeendra kalo gasalah namanya, cowo dia mih tapi overall dia baik si waktu dicafe aku ditraktir padahal kita baru aja ketemu." jelas Marsha

"Zeendra?" tanya sekali lagi sang mamih

"Iya Zeendra" ucap marsha

"Nama panjangnya?" pertanyaan itu membuat Marsha bingung, kenapa mamihnya sampai menanyai nama panjang dari laki-laki itu. "Ya aku mana tau lah mi lagian kurang kerjaan banget sampe nanya nama panjang" ucapnya dengan memutar bola mata

***

”Iyaa... Kamu baik-baik disana”

Tepat setelah sambungan terputus, Chika langsung merapikan ikatan rambutnya dan bergegas masuk ke kamar untuk mengganti pakaian. Pada malam itu udara sangat dingin hingga rasa kantuk Chika mendadak sirna. Ia membuka nakas, mencari sepasang baju tidur milkknya, baju yang masih terlipat rapi karena tak pernah ia gunakan, selama ini ia selalu memakai baju asal untuk tidur dengan alasan hanya anak kecil yang masih memakai baju tidur terpisah. Chika berdiri di depan cermin, melihat dirinya sendiri yang begitu cantik dengan baju tidur yang membalut sekujur tubuhnya.

Lalu, jauh di sebrang sana, di apartemen zee, lelaki itu sudah menempati posisinya duduk diatas dikasur dengan memangku laptopnya. Zee terlarut didalam kefokusannya, hingga ia tak menyadari bahwa jadwal hari ini adalah mengunjungi rumah sakit yang ada disana untuk urusan pekerjaan.

Dirinya langsung saja bersiap-siap dengan menggunakan pakaian seadanya, karena bukan acara yang penting lagipula ini juga suruhan dari sang Bunda untuk melihat kondisi rumah sakit yang ada disana. Sang Bunda? rumah sakit yang akan dikunjungi zee adalah milik Shani yang berada di UK sejak tahun 2020.  ”Jauh jauh bikin rumah sakit orangnya malah tinggal di Indonesia.” gumam Zee

Hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk sampai ke rumah sakit yang dituju, memang ternyata jarak dari apartemen ke rumah sakit tersebut tidak terlalu jauh. Kondisi rumah sakit terlihat damai dan tidak ada kebisingan satupun yang terjadi disini, Zee memasuki rumah sakit melalui pintu utama, ternyata rumah sakit milik Bunda nya ini cukup besar atau mungkin sangat besar, dirinya melihat ke kanan dan kiri hanya untuk sekedar mengecek kondisi

Bugh

Dirinya menabrak dengan seseorang, ah tunggu perasaan dirinya yang ditabrak bukan menabrak, ”loh kamu.” tunjuk zee terlihat seseorang terjatuh di hadapannya

”Kak zee?” ucapnya masih tersungkur dibawah, ia segera langsung cepat-cepat berdiri karena tidak enak dilihat oleh para perawat yang ada disana dan mengibaskan celana nya menggunakan tangan agar tidak kotor. ”Maaf, kamu gapapa?” tanya zee

”Gapapa kok kak, lagian aku yang nabrak jadi salah aku” ucapnya

”Kok kamu bisa ada disini?” tanya zee

”Mamih aku dirawat disini kak, makanya aku lagi ada disini buat ngurusin mamih” jelas marsha

Zee hanya mengganguk paham dan setelah itu bingung dirinya harus bagaimana lagi dalam situasi seperti ini ”kamu udah makan?” tanya Zee. ”Belom kak, ini aku kebetulan mau berangkat kerja dulu” jawab Marsha

”Kita makan dulu disini” dirinya langsung menarik Marsha keluar dari pekarangan rumah sakit untuk mencari makan terlebih dahulu. Marsha bingung kenapa dirinya tiba-tiba ditarik seperti ini, ingin menghindar tapi tidak ada perasaan tidak suka darinya jika bertemu Zee.

”Kak zee, tangan aku.” ucap nya

”Disini banyak orang, gapapa pinjem sebentar nanti kamu takut ilang” ucap zee terkekeh

Keduanya kini sampai di tempat makan yang terlihat sangat ramai pengunjung dari berbagai negara, memang tempat makan ini memiliki juga beraneka ragam makanan dari beberapa negara. ”Kak zee tadi dirumah sakit ngapain? Kakak sakit?” tanya nya sembari memainkan tempat sendok yang ada di meja

Zee tersenyum melihat marsha seperti anak kecil, ”engga, kebetulan lagi ada urusan aja disitu” ucapnya
Keduanya menikmati hidangan yang ada disitu dan sekali-kali mereka saling bertukar cerita perihal pendidikan dan karrier. Disamping itu zee juga membahas Chika, Perempuan yang menghabiskan waktu dimasa kuliahnya demi tujuan yang dicapai, atau dirinya yang sering sekali bergabung dalam kepanitiaan ikatan pelajar mahasiswa di kampusnya. Sudah beberapa hari dirinya tidak banyak melakukan panggilan telpon denganku, dan banyak hal lain tentang Chika yang menghangatkan hati.

”She’s lucky to have you” Marsha bergumam sebelum meninggalkan meja makan untuk mencuci tangan

Setelah menghabiskan jam makan bersama Marsha, sebelum pulang zee menyempatkan diri untuk mengantarnya kembali ke rumah sakit dan tidak lupa membungkus untuk marsha dan mamihnya itu. Tepat sampai didepan kamar rawat Zee yang ingin langsung pulang namun dirinya ditahan Marsha untuk ikut masuk terlebih dahulu

Pintu sudah terbuka setengah, Marsha masuk terlebih dahulu dan di belakangnya diikuti oleh zee ”loh kok kamu balik lag-” ucapnya terputus saat melihat anaknya itu tengah bersama seseorang. Zee masih mematung saat melihat sosok ibu dari Marsha dan kini keduanya hanya menampilkan ekspresi yang sulit diartikan Marsha sendiri.
















Senandika [END]. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang