25

2.9K 100 8
                                    


5 tahun kemudian

Terlihat didalam kamar dengan nuansa yang cukup memiliki koleksi figur mainan beraneka ragam. Terdapat anak kecil yang sedang dipakaikan kaos kaki bermotif bunga oleh ibunya di sore hari.

”Mom, kita mau kemana?” tanya Anak kecil itu dengan menggoyangkan kakinya

”Kita jemput Kakak dulu ya, mau kan?”

Sang Anak hanya mengangguk pelan sembari memegang kedua pundak Mami nya sebagai tumpuan agar ia tidak terjatuh saat sedang dipakaikan kaos kaki. Keduanya kini telah siap dan langsung segera keluar dari kamar sang anak.

”Dek kamu tunggu dibawah dulu ya, Mami mau ke kamar sebentar ngambil dompet.”

Setelah mengatakan itu dirinya langsung masuk ke kamar pribadi untuk mengambil dompet yang tertinggal. Sebelum dirinya benar-benar keluar dari kamar, tidak sengaja pandangan arah mata nya tertuju kepada foto bingkai kecil yang masih tersusun rapi diatas meja. Senyuman tipis muncul dari wajahnya saat melihat foto itu.

”Udah lama 5 tahun aja ya.” gumam nya

Kamarnya perlahan-lahan ditutup setelah dirinya mendapati dompet yang dicari. Sore ini baginya jalanan terlalu ramai untuk di hari weekend, yang dilakukan dirinya hanyalah fokus untuk menyetir dan terkadang sesekali melihat ke arah kaca spion untuk mengawasi sang Anak yang duduk dibelakang.

”Mom..”

”Kenapa sayang?”

”Aku kangen Daddy,”

Tiba-tiba jantung berdegup secara kencang, selama ini tidak pernah ada lagi yang menyinggung atau menanyai kabar dari sosok yang disebut Anaknya. Banyak pertemuan yang memang tidak selalu untuk bersama sampai akhir, 4 tahun telah berjalan bersama namun hubungannya tidak bisa berjalan selamanya. Bukan diputuskan atau ditinggalkan secara sepihak, tapi inilah takdir semesta.

”Nanti kita bareng-bareng ke Daddy ya, sama Kakak.”

Awalnya mungkin tidak semua bisa dipercaya apa yang telah dilaluinya selama 5 tahun ini, tapi baginya kehidupan yang dijalani nya sekarang  sudah lebih dari kata bahagia. Mempunyai keluarga kecil yang selalu diimpikan, walaupun tidak seperti keluarga lainnya.

Seperti halnya sekarang mempunyai 2 sang buah hati bukanlah hal yang mudah bagi dirinya untuk bisa membuat kedua anaknya selalu  merasa cukup. Ada saja masalah yang selalu dibuat dari keduanya, apalagi anak pertama nya itu.

”Kakak coba ceritain kenapa bisa sampe dipanggil Miss Callie,”

Yang ditanya hanya menundukan kepalanya, mungkin jarang melihat Mami nya itu dalam kondisi marah.

”Kakak nggak salah...” balasnya terdengar pelan

Miss Callie melihat interaksi antara keduanya hanya bisa tersenyum, apalagi anak muridnya ini yang sedari tadi hanya menundukkan kepala dan memainkan jari-jari nya.

”Maaf kalo saya potong... saya bantu lurusin ya Mom, sebenarnya Michie gapapa. Tapi karena ada sentuhan fisik dari masing-masing anak jadi saya panggil kesini.” jelas Miss Callie

”Mungkin bisa ditanya juga langsung ke Michie nya.”

Yang terdengar hanya nafas panjangnya, sedangkan si kecil hanya diam duduk dipangkuan Mami nya itu sembari memainkan mainan yang tadi dibawa.

”Kak... bisa jelasin ke Mami?” tanya nya selembut mungkin

Akhirnya Michie memberanikan diri untuk menatap Maminya. ”Dia ngejek keluarga kita, aku gasuka.”

Senandika [END]. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang