15

1.5K 133 7
                                    

Dua hari lalu dirinya bertengkar dengan pikirannya sendiri, entah karena apa zee juga tidak mau tahu. Yang pasti perkataan dan pesan yang disampaikan oleh Mamihnya Marsha membuatnya selalu terbayang. "Tolong bawa Marsha sama kamu." ingatannya selalu saja kembali akan hal itu.

"Kak kita pulang sekarang aja."

"Tapi ini baru hari ketiga kan, masih ada 4 hari lagi."

"Kak...4 hari lagi itu lama, lagian kan dari mereka udah setuju kalo project ini nantinya dibawa ke Indonesia." ucap zee

Zee merasa sudah tidak nyaman untuk berada lama-lama dinegara orang, bahkan tidak terhitung sampai setahun dirinya untuk mengurus pekerjaan. Memang tiba-tiba saja project kerja sama kali ini terbilang lebih cepat sehingga tidak sampai setahun untuk dirinya berlama-lama menetap di UK

Feni hanya bisa menuruti kemauan Zee, toh memang dirinya hanya sebagai sekretaris, jadi dia hanya memberi yang terbaik untuk Zee "Mau flight jam berapa? biar Kakak cek jadwalnya." ucap Feni yang diakhiri mengeluarkan handphone nya

"Terserah Kakak, aku mau ketemu Marsha dulu ada sesuatu yang harus dibicarain sama dia."

***

Marsha kini sedang berada di taman rumah sakit, menyenderkan badannya sambil memandangi ke arah langit sejenak. Marsha masih penasaran ada hubungan apa antara sang Mamihnya dengan Zee, dirinya mungkin harus meminta penjelasan langsung dari Zee sendiri. Ia langsung mengeluarkan handphone nya untuk menelfon namun tertahan sejenak, "Apa aku tanya ke Mamih aja? tapi ada sedikit keraguan jika ia langsung menanyai hal ini kepada Mamihnya." Batin Marsha

Suara dering telfon membuat Marsha membuyar atas lamunannya tadi. Dirinya mengerutkan dahi, terlihat melalui notifikasi atas nama Kak Zee sekarang sedang menelfon dirinya. Apakah ini kebetulan? atau memang Marsha salah melihat, tidak, semuanya benar sekarang memang seseorang yang ia tunggu sedari tadi sedang menelfonnya sekarang.

"Halo kak zee"

"Kamu dimana Sha?" Tanya Zee melalui telfon

"Aku ditaman belakang rumah sakit kak, kenapa ya?" Marsha sangat penasaran apa yang membuat Zee menelfon dirinya sampai-sampai menanyai keberadaanya.

"Tunggu disitu jangan kemana-mana" Telfon dimatikan sepihak membuat marsha sangat bingung. Dia yang nelfon dia yang matiin langsung, tidak ingin ambil pusing Marsha ingin segera balik ke kamar rawat Mamihnya itu. "Sha.."

"Dibilang tunggu malah mau pergi" Ucap zee menahan Marsha

"Kak Zee..ya lagian langsung dimatiin gitu aja, minimal ngomong kalo mau kesini" Jelas Marsha yang dirinya sedikit terlihat dengan raut wajah ngambek

"Ngambek aja bocil" Ledek Zee

Zee langsung mengajak Marsha untuk duduk kembali, hari ini mungkin hari terakhir baginya untuk bertemu sosok yang sudah menemani Zee selama berada di UK. Mengenal Marsha adalah hal yang paling tidak diduga oleh Zee, mempunyai kepribadian yang tidak bisa tebak menurutnya membuat Zee sedikit ingin lebih mengenal Marsha.

"Kak...malah diem gini" Ucap Marsha

"Aku hari ini pulang Sha." Ucap Zee

Apa ini? perasaan yang dirasakan Marsha saat mendengar kata pulang dari Zee membuatnya bergeming tidak bisa berkata-kata. Tangannya mengepal, badannya menegak, seketika matanya pun terasa perih.

"Oh ya? Jam berapa kak?" Dirinya berusaha semaksimalkan mungkin untuk bersikap biasa-biasa saja dihadapan Zee sekarang. "Masih nunggu kabar dari Kak Feni." Balas Zee

Marsha tersenyum miring dan menganggukan kepalanya "Oh, gitu..."
Kini Marsha membenarkan posisinya menjadi lurus menghadap ke Zee persis seperti ingin mengintrogasinya. "Aku mau nanya soal hubungan Kakak sama Mamih". Seketika Zee cukup kaget mendengar Marsha menanyai hal yang tidak terpikirkan olehnya

"Kamu yakin mau tau?" Tanya zee

Marsha mengangguk cepat "Iya kak, ayo cerita." Dirinya menggoyangkan lengan Zee agar hal yang membuatnya selalu penasaran ini bisa segera terhapus.

"Aku dari SMA udah disini...3 tahun aku belajar di UK juga, awalnya karena kedepannya perusahaan Papah aku yang urus, jadi sebelum lulus aku juga sempet magang di perusahaan Papah. Sekretaris Papah dulu itu Mamih kamu, terus seiring berjalannya waktu, Mamih selalu bantuin aku waktu masih magang bahkan pernah bantuin aku buat keperluan sekolah. Semuanya berjalan seperti biasa gak ada masalah sama sekali." Zee sedikit memberi jeda untuk melanjutkan cerita ini

"Tapi tiba-tiba gatau siapa ada orang yang fotoin kedeketan aku sama Mamih kamu, dan foto itu sampe ke Bunda. Awalnya masih gak terlalu dipermasalahin sama Bunda, tapi lama-kelamaan foto yang lainnya juga ikut kesebar, sampe dimana tiba-tiba Bunda dateng ke UK sendiri. Akhirnya Bunda sama Mamih kamu ketemu, ada aku juga waktu itu. Rumah sakit yang sekarang ngerawat Mamih kamu, itu punya Bunda." Zee menampilkan senyum yang sulit diartikan jika dirinya harus menceritakan lebih lanjut

"Sebelum rumah sakit itu kebangun, awalnya bangunan itu harusnya jadi Panti An-" Ucapannya terpotong kala

suara telfon dering hp muncul, ternyata sumber suara tersebut berasal dari Zee, "Bentar ya Sha." Ucapnya

"Aku harus siap-siap sekarang, barusan Kak Feni ngasitau kalo jadwalnya dapet yang cepet." Kata Zee

Marsha hanya bisa menghela nafas atas perkataan yang Zee barusan ucapkan, ah rasanya ia ingin sekali menahan Zee sekarang, banyak hal yang Marsha ingin bicarakan dengannya. "Kak..." Marsha memanggil dengan sedikit ragu-ragu.

"Can i hug you?" Akhirnya dengan keberanian penuh dirinya mengeluarkan kalimat yang sedari tadi dipendamnya. Zee yang mendengar itu tidak terlalu masalah dan langsung menarik Marsha kedalam pelukannya

"Jaga diri kamu baik-baik, Mamihnya dijaga, apapun yang kamu tau tentang Mamih kamu jangan pernah ngerasa kecewa." Ucap Zee

"Kita masih bisa ketemu lagi?" Tanya nya masih dalam berada pelukan Zee

"Bisa...kalo diizinin" Ucap Zee terkekeh

Keduanya kini sudah saling melepas pelukan, Zee yang mendapatkan telfon kembali langsung segera berpamitan kepada Marsha dan kembali menuju apartemen.

***

"Lama amat si cil, abis dari mana" Ucap Feni yang sudah siap dengan koper yang ia bawa

"Kepo orang dewasa" Ucap Zee memasang wajah ledeknya

"Tadi Kakak liat kotak cincin, Kakak rapihin simpen di tas kecil kamu. Punya siapa?" Tanya nya

"Ada deh, Kakak mau tau aja"

"Mau lamar anak orang ya pulang-pulang" Goda Feni

Zee tidak mengubris kata Feni dan langsung keluar dari kamar apartemen menuju parkiran untuk segera memasuki barang-barang nya ke mobil.

"Tunggu aku ya" Gumam zee

Segini dulu deh, semoga masi ttp nyambung yea


Senandika [END]. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang