13

1.4K 125 5
                                    

Dimana kamu?

Ada ruang antara jarak dan waktu. Namanya juga rindu resah ingin bertemu. Lemah karena tak mampu

Menjadi hari yang sangat penting hari ini, bahkan sangat penting, dunia pun ikut merayakan hari dimana seorang gadis memperingati hari lahirnya atau biasa kita sebut ulang tahun. Yessica Nataline yang kini umurnya sudah bertambah menjadi dua puluh tahun tanggung jawab yang kian akan bertambah seiring waktu.

Dirinya bahkan sudah banyak mendapatkan ucapan dari berbagai kerabat,teman, saudara sampai calon mertua pun ikut turut mengucapkan atas bertambahnya usia Chika, calon mertua? Jadian saja belom masa udah disebut calon mertua. Chika sendiri sangat bahagia dengan semua perjalanan yang ia sudah lalui sampai  sejauh ini, namun dirinya tidak mendapatkan kebahagiaan sempurna di hari besarnya.

Zeendra? kemana kah sosok laki-laki itu yang bahkan sampai sekarang tidak ada kabar baginya. 2 hari kebelakang sebelum menjelang hari ulang tahun Chika, Zeendra sama sekali tidak menelfon ataupun mengirim pesan, utuk mengucapkan sepatah katapun tidak sama sekali didapatkan oleh Chika. Dirinya bahkan sampai menangis untuk memikirkan hal ini, apakah Chika sudah tidak lagi penting buat sosok Zeendra?

***

Tunggu ya?

Jangan bingung sendirian. Jangan takut sendirian. Jangan kesepian sendirian. Di dunia ini, aku yakin ada banyak hati yang begitu menyayangimu, termasuk aku. Aku mau, aku mau jadi telingamu yang ketiga dan keempat. Aku mau menjadi sosok yang selalu bisa kamu andalkan

Zee menutup laptopnya seiring dengan suara kursi dihadapannya yang mendecit. Subjek dari tulisan yang baru saja ia buat ada disana, membuat zee tidak bisa mengatakan apapun selain menatap kearah luar jendela dengan hembusan nafas kasar. Dirinya sama sekali tidak ada jeda untuk istirahat, mulai dari hal pekerjaan sampai dengan novel yang harus ia tuntaskan segera sampai berlarut-larut waktu.

”Kak kepala aku belakangan ini sakit terus kenapa ya?” tanya nya sembari meminum minuman dingin yang tadi ia beli

Zee memang belakangan ini selalu merasakan sakit dikepala nya, ia hanya berpikir bahwa itu seperti sakit kepala pada umumnya. Hanya saja ia kadang merasakan sakit yang luar biasa dikepala nya, ”kamu istirahat aja ya, Kakak gamau kalo kamu sampe drop disini” ucap Feni yang sedang berada di kamar Zee. Zee melihat sekilas ke arah handphone nya itu terdapat reminder Chika Birthday Today !!

Dirinya langsung berdiri tegap sampai-sampai kursi yang tadinya ia duduki terjungkal, ”heh, kamu kenapa tiba-tiba gitu” kaget Feni. Bodoh, bodoh itulah yang ia katakan dalam hati sedari tadi yang baru saja mengingat bahwa hari ini adalah tepat hari dimana Chika berulang tahun. ”Kak, aku izin keluar sebentar mau telfon” Zee langsung meninggalkan kamarnya dan bergegas menggunakan lift apartemen untuk menuju taman yang ada dilingkungan sekitar.

”Please, please angkat dong Chik” Jari-jarinya tergigit pelan sambil memohon agar panggilan itu segera diangkat oleh Chika. 5 kali panggilan tidak terangkat Chika, bagaimana ini pasti Chika sudah sangat marah atau mungkin bisa saja kecewa karena dirinya juga 2 hari kebelakang tidak mengabari sama sekali. Tiba-tiba suara handphone bergetar dan tidak lama aku segera membuka hp kembali, ”Akhirnya Chik- Marsha?” Zee mengerutkan dahinya ternyata yang menelfon adalah Marsha bukan Chika.

”Kenapa Sha?” Tanya ku

”Maaf kak kalo ganggu, sebenarnya aku gamau telfon kakak tapi dari tadi mamih maksa buat nyuruh kak zee kesini” jelas Marsha

Ah dirinya saja baru teringat atas kejadian kemarin yang dialaminya  setelah bertemu Mamih Marsha dan langsung meninggalkan rumah sakit tanpa berpamitan sama sekali ”10 menit ya Sha, aku siap-siap dulu” ucap zee langsung bergegas kembali ke kamarnya.

***

Berapa lama waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mengenal orang lain? Seminggu? Sebulan? Setahun? Pertanyaan yang setiap hari ada di benakku. Gaduh dan gemuruh pertanyaan-pertanyaan itu kutanyakan pada diri sendiri. Mungkin untuk mengenal seseorang membutuhkan jeda agar dapat memilah-milah.

Banyak orang yang datang di hidupku, ada yang sudah mengenal bertahun-tahun namun hanya sebatas tahu nama, ada yang baru mengenal beberapa minggu tapi sudah terasa akrab. Banyak orang itu pun tak menjamin mereka akan tetap tinggal. Tapi ada satu orang yang kuharapkan

”Chik?”

Suara Ashel menghancurkan lamunanku

”Lo nggak apa-apa, kan?”

Ada jeda sebelum aku menjawab. Jeda tiga detik yang cukup membuat Ashel mengerti memang ada apa-apa.

”Wanna talk about it?” tanya Ashel lagi, dengan tatapan menunggu jawaban. Kualihkan pandangan kembali pada buku novel di depanku, tidak menggeleng atau mengatakan tidak untuk menolak bercerita. Aku hanya tersenyum dan lanjut membaca

”Lo itu ya, selalu begitu,” kata Ashel kembali memilih untuk makan


Disisi lain sosok dirinya masih menunggu akan kehadiran laki-laki yang ia hubungi tadi atas permintaan sang mamih. ”Zeendra mana ca, katanya 10 menit?” tanya Mamih, memang benar tadi kalo zee bilang butuh waktu untuk 10 menit untuk bersiap-siap dan menuju kesini, tetapi sudah hampir 1 jam lebih sosok nya itu tidak kunjung datang. Di telfon kembali anehnya sang pemilik nomor malah tiba-tiba tidak aktif.

”Kak zee kenapa ya.” gumam ku

Dirinya baru ingat bahwa dia menyimpan nomor sekretaris Zee yang memang Feni sendiri meminta nomor Marsha karena belakangan ini Zee kemana-mana selalu bersama marsha, hanya untuk berjaga-jaga jika Feni ingin menanyai dimana posisi Zee dan Marsha kalau sedang keluar bersama

”Halo kak” Panggil Marsha

”Iyaa kenapa, Marsha?” tanya Feni

”Jadi gini kak, tadi aku telfon kak Zee buat minta kerumah sakit biasa karena Mamih yang nyuruh buat kesini” ucap Marsha

”Tapi udah 1 jam lebih bahkan 2 jam Zee nya gak sampe-sampe, tadi dia bilang 10 menit buat siap-siap”

”Loh tadi dia baru aja keluar lagi dari apart, emang katanya mau kerumah sakit” ucap Feni

”Masa iya belom sampe tadi dia juga keluar udah agak lama kok, aduh tuh anak kebiasaan gapernah mau dianter sama Kakak” ujar Feni

Feni bingung sekaligus khawatir kenapa Zee tidak ada kabar sama sekali, bahkan tadi Zee sempat berpamitan kepada dirinya untuk mengunjungi rumah sakit, tapi jika yang ia dengar dari Marsha sudah hampir 2 jam lebih tidak ada, kemana Zee pergi. ”Yaudah Kakak matiin dulu ya, nanti Kakak kabarin kamu lagi” ucap Feni langsung dimatikan

”Semoga kamu gak kenapa-napa zee” Batin Marsha

”Zee tolong jangan buat Kakak khawatir” Batin Feni

|
|
|

Spoiler next chap : Yang Aku Takutkan itu Datang










Senandika [END]. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang