17

1.6K 151 5
                                    

”Kalo gitu tunjukin ke aku.” tantang Chika sambil tertawa

Zee yang semula memeluk bantal,  melepaskan bantalnya dan tertidur terlentang. Mengarahkan ponsel yang semula berada disampingnya menjadi di atas. Bersiap untuk mengeluarkan suara- yang katanya adalah bakat terpendamnya.

Keduanya kini tengah berada dirumah Chika, Chika yang mengajaknya untuk menemani dirinya itu karena Mamih-nya sedang berada diluar kota untuk mengurus hal pekerjaan. Chika menunggu sambil tersenyum

”Kamu suka lagu apa?” tanya Zee

”Gak punya lagu kesukaan yang spesifik, tapi kalo kamu yang nyanyi bakal jadi favorit nanti.”

Zee langsung kembali terduduk. Gerakan salah tingkahnya benar-benar terlihat oleh Chika.

”Mau denger aku main gitar,gak? Sekali genjrengan bisa buat kamu makin jatuh cinta.”

Chika tertawa kecil. ”Udah pinter nge-gombal ya sekarang.”

Zee langsung beranjak dari sofa dan menunjukkan perjalanannya mengambil gitar, kemudian ia duduk dikarpet sambil memegang gitar yang akan dimainkan.

”Ntar kalo gombalnya ke cewe lain ada yang pundung.” ledek Zee

***

Keduanya benar-benar hanya menghabiskan waktu dirumah Chika, sejak pagi tadi Zee sudah berpamitan kepada keluarganya. Hari sudah mulai sore keduanya hanya melakukan kegiatan didalam rumah

”Zee” panggil Chika

Zee tidak menjawab panggilan Chika karena dirinya sedang fokus bermain game yang ada di Hp-nya.

”Zee ihh” rengek Chika

Chika menghempaskan bantal yang ada didekatnya ke arah Zee, Zee yang terkenal lemparan bantal itu membuat Hp-nya juga ikut terpental, Chika meminta Zee untuk menatapnya walaupun Zee masih sibuk kembali dengan Hp-nya.

Akhirnya Chika tetap berbicara tapi tidak dengan Zee masih menatap Hp-nya itu

”Dari angka 1-10, kamu sayang ke aku diangka berapa?”

Zee bergeming.

”Belom sayang, ya?” tanya Chika sekali lagi demi mendapat respons.

”Kalaupun aku udah sayang sama kamu, emang angka-angka itu bakal tetep penting? Angka itu gak bisa kamu pake buat gambaran apalagi validasi perasaan aku ke kamu.”

Kalimat yang barusan Zee ucapkan membuat Chika untuk berpikir, alasan mengapa angka-angka tak mampu menggambarkan rasa sayang Zee padanya. ”Terus, kalo kamu sayang sama aku digambarin pake apa?”

”Pake spidol terus gambar dikertas.” Canda Zee namun dengan wajah yang serius

”Engga asik nanya sama kamu.” Ucap Chika yang sudah ngambek

Zee yang sudah melihat raut wajah Chika ngambek membuatnya ingin tertawa, dirinya menarik Chika untuk berada di pangkuan Zee. Posisi mereka berdua kini saling berhadap-hadapan

”Iya, aku sayang” kata Zee yang akhirnya mengakui dengan tersenyum

Chika pun balas dengan tersenyum dan memeluk Zee, inilah hal yang paling disukai Chika saat memeluk Zee, rambutnya dibelai halus dengan jari-jemari Zee.

Chika menjauhkan kepalanya yang semula berada di curuk leher Zee, menjadi menatap wajah pria dihadapannya. ”Aku mau begini terus”

Segini dulu, sisanya gatau kapan wkwk janlup vote ges











Senandika [END]. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang