22) Kim Jiwoong (END) : Biarkan Aku Terbang Seperti Kupu-kupu

92 13 0
                                    

Lusa akhirnya kita bakal balik lagi ke ceritanya Hao yang ges..

.
.

Seok Matthew...

Dia selalu ingat orang ini, senyumnya, bagaimana dia menghibur dan menjaganya. Bohong jika Jiwoong tidak tertarik terutama saat Matthew terus-menerus mendekatinya dengan berbagai cara yang membuat Jiwoong bahagia. Tapi sekali lagi karena janjinya, dia menolaknya dan menjauhkan diri dari anak ini.

Tapi pada akhirnya...

Semua hadiah yang dia berikan untuk menebus rasa syukurnya, diberikan pada orang yang salah.

***

Malam yang indah, langit berbintang nampak jelas tanpa ada awan sebagai penghalang. Malam itu, internet sekali lagi meledak. Kim Jiwoong duduk di rooftop sambil melihat ponselnya. Dia tersenyum lebar melihat semua komentar dibawah postingan ig-nya.

"Yoon Seobin, karena kau sangat suka menjadi terkenal. Aku akan memberimu berita panas secara cuma-cuma."

Kim Jiwoong adalah orang yang teliti, dia pernah dibodohi perusahaan sekali dan tidak memiliki bukti untuk menggugat mereka. Jadi mulai hari itu dia mulai mencadangkan semua obrolan di ponselnya hingga membentuk kebiasaan menyalin banyak hal di file khusus. Tidak hanya tentang bisnis, bahkan beberapa hal sepele pun tidak terlewat, siapa sangka itu berguna sekarang.

Di terkekeh melihat ponselnya berdering, Jiwoong memasukkan handphone miliknya ke saku lalu berdiri. Sambil menghirup sejuknya udara malam, dia memikirkan berapa banyak yang telah dia lalui hanya untuk sekali lagi dikhianati. Kali ini dia tiba-tiba menjadi sangat lelah, menatap langit berbintang, Jiwoong melangkahkan kakinya ke kekosongan. Dia ingin menjadi egois sekali saja, tanpa memikirkan siapapun.

Selamat beristirahat, Kim Jiwoong.

Melangkahkan Kakinya ke kekosongan, Kim Jiwoong tersenyum, dia terbang di bawah langit malam.

***

"Dia putraku! Aku tidak akan mencabut tuntutanku!!"

"Nyonya, kenapa Kau begitu keras kepala?! Kau tidak akan bisa menang. Jadi berhentilah!"

***

"Sayang, uang tabungan kita hampir habis. Kita mungkin harus menjual kios kita."

"Lalu bagaimana kita bekerja nanti? Ayo jual rumah dulu. Setidaknya Kita masih bisa tidur di Kios."

"Ya, baiklah kalau begitu."

***

"Hiks.. Hiks.. Kenapa orang itu jahat sekali. Dia benar-benar tega melakukan itu pasa Jiwoong kami."

Satu persatu suara berlalu di telinga Kim Jiwoong, entah berapa lama dia mengambang di kegelapan. Hanya suara-suara dari luar, serta genggaman tangan ibunya yang ditransmisikan melalui panca indra yang dapat dia rasakan.

***

Krieet.

Hari ini adalah minggu ke-tiga Jiwoon Hyung koma, Matthew memasuki ruangan tempat Jiwoong terbaring sendirian. Ayah Jiwoong baru saja pergi bersama pengacara ke tempat lain, sementara Ibunya sedang bekerja di pinggiran kota.

Padahal Matthew sudah tiba sejak dua jam yang lalu, tapi dia sengaja menunggu mereka pergi karena takut tidak bisa menyembunyikan perasaannya saat melihat Kim Jiwoong di dalam kamar.

"Hyung... Ini Matthew... Maaf Aku baru menemuimu." Matthew bicara perlahan diselingi dengan isakan. "Hyung, bangunlah. Aku merindukanmu. .."

"Apa Kau tahu, Hyung, betapa takutnya aku saat menerima berita tentangmu? Aku ingin segera menemuimu, tapi mereka menahanku. Jika tahu begini, Aku tidak ingin ikut Survival Show itu."

Sambil tangan Kim Jiwoong, Matthew terus menceritakan pengalamannya seolah tidak ada yang terjadi pada Hyung nya itu.

"Hyung... Aku merindukan.. Sangat, sangat merindukanmu... Tapi kau malah tidur begini. Lain kali saat aku ke sini lagi kau harus bangun dan menyambutku. Ok?" Matthew mengecup punggung tangan Jiwoong, "Good Bye, Hyung."

Saat Dia Hendak melepas tangan Jiwoon Hyung, tangan itu bergerak cepat dan menggenggamnya. Matthew segera bereaksi dan memencet tombol pasien, segera dokter dan para perawat bergegas menuju ruangan. Di luar sana, ayah Kim yang baru saja keluar dari lift terkejut melihat mereka yang serempak menuju kamar anaknya. Dia segera berlari menuju kamar dan melihat seorang anak laki-laki memegang tangan putranya.

Tidak, putranyalah yang memegang erat tangan anak itu.

"Kim Jiwoong! Kim Jiwoong! Ini ayah, bisakah kau mendengarku? Gerakan jarimu jika kau bisa." Jari kelingking yang menggenggam tangan Matthew bergerak.

"Hyung? Jiwoon Hyung?! Bangunlah!"

Suara keduanya silih berganti memanggil Kim Jiwoong, sementara di sisi seberang ada dokter dan perawat yang memberikan pemeriksaan.

"Kondisi pasien meningkat pesat, tapi masih belum ada tanda-tanda bangun." Dia kemudian mengarahkan pandangannya pada Matthew, "nak, aku tidak tahu apa yang kau lakukan. Tapi sepertinya pasien bereaksi sangat besar terhadapmu, ada baiknya jika kau tetap di sini. Mungkin itu bisa merangsang pasien untuk bangun lebih cepat."

Matthew merasa tidak percaya saat mendengar perkataan dokter,

Apakah aku seberpengaruh itu?

Dengan ragu dia menganggukkan kepala. Setelah pemeriksaan, mereka semua keluar dari kamar pasien. Menyisakan Matthew yang masih melamun dan pria paruh baya yang menatap cermat ke arah pemuda manis tersebut. Saat Matthew tersadar dan mengangkat pandangan, tanpa sengaja dia bertemu tatap dengan ayah Kim.

"Oh, Shit!"

.
.
.

김지웅 x 석매튜 시작!!❤‍🔥🌹💙




[BL] BACK TO YOU || HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang